(BUKAN) ‘TREND’ RAMADHAN



Setiap Ramadhan datang, masyarakat menggambarkannya sebagai bulan malas, bulan enak tidur, serta bulan mengalah. Dengan latah orang mengatakan, “Inni shâ-imun” (aku sedang shaum). Dengan dalil yang sama masyarakat kita tak acuh dengan kemunkaran yang terjadi di sekeliling kita. Katanya, “Di bulan Ramadhan kita tidak boleh marah”. Padahal jika mau jujur, pagar sosial kita sudah mengendur, kepekaan terhadap apa yang kita sebut norma-norma sosial sudah mulai memudar, baik dalam Ramadhan atau tidak. Dulu wanoja (anak muda) Sunda masih merasa malu jika harus berpelukan di tempat umum, namun saat ini sudah tidak.





Dulu masyarakat kita merasa iri jika harus buka-buka aurat di tempat terbuka, namun saat ini sudah tidak. “Tak sopan jika harus mengganggu privasi orang”, katanya. Kita sudah bingung membedakan antara sopan santun dan amar ma’ruf.



Kita juga sudah tidak mampu membedakan antara marah dannahyu al-munkar! Lebih parah lagi, aksi nahyu al-munkar dianggap sebagai upaya kekerasan. Kita sudah latah mengidentikkan kekerasan dengan yang bersifat fisik. Kemerosotan akhlaq, pembudidayaan trend sampah, hingga legalisasi kemaksiatan, tidak lagi dianggap sebagai sebuah KEKERASAN.



Lihat saja, betapa televisi kita dengan penuh ‘sabar’ mendidik anak-anak kita untuk tidak malu mengumbar aurat. Seingat saya di Garut, trend ABG perempuan yang memakai celana sangat pendek sembari naik motor matic, baru merebak satu tahunan ke belakang. Saat ini, “Tidak ‘gaul’ kalo naik motor matic tanpa celana pendek”, katanya. Akibat trend di atas, toko orang-orang muslim terpaksa menyediakan baju dengan model celana jeans pendek. “Kalau tidak disediakan, toko kita sepi pak”, katanya.



Lihat juga bagaimana kita dengan penuh ‘inovasi’ mendidik diri untuk wajib bingung menghadapi Ramadhan. Bingung, menu buka puasa hari ini apa? Bingung, sepatu baru tahun ini merek apa? Bingung, di mana harus beli baju baru tahun ini? Bingung, mudik tahun ini harus bawa apa ke kampung? Bingun, mudik tahun ini harus naik apa? Semua hal dipermasalahkan, kecuali Ibadah Ramadhan kita.

Akibat pola konsumtif di atas, lihat pula bagaimana ‘kreativitas’ pasar. ‘Pasar’ menghendaki kenaikan harga, oleh sebab itu satu buah cabai bisa naik sampai seribu rupiah. ‘Pasar’ juga mengehendaki agar bahan-bahan dasar naik juga harganya. Namun pintarnya, ‘Pasar’ sudah bisa menebak situasi ini dua bulan sebelumnya, hingga untuk bahan-bahan tertentu, ditimbun dulu. Sebab ‘Pasar’ selalu punya prinsip, dengan modal yang sedikit, harus meraih untung sebesar mungkin! Namun ada juga ‘pasar’ kecil kita yang masih memiliki ‘belas kasihan’. Ada ide lain, katanya. Yaitu dengan mengganti bahan-bahan pokoknya dengan bahan buatan. Dan yang penting, “rasanya tetap, harganya tidak perlu naik”. Lalu bagaimana efek sampingnya? “Itu mah, urusan nanti kang?”, jawabnya enteng.



Untuk trend ‘kredit’ kendaraan, bahan dasar idenya sama namun caranya yang berbeda. Dimurahkanlah DP-nya, agar setiap keluarga bisa mudik dengan motor baru ke kampungnya. Bukan sekedar murah, bahkan ada hadiah televisinya. Akhirnya masyarakat kita ramai-ramai berbudaya kredit, tanpa menghitung dari mana bayarnya. Walhasil, pasca Ramadhan, ada yang over kredit, namun ada juga yang mencuri mesin orisinalnya untuk digantikan dengan mesin cina sesaat sebelum dijemput dealer. “Yang penting, tidak rugi pak”, katanya santai. Lihat juga akibat ‘peraturan tak tertulis’ yang kita sebut trend, masyarakat di setiap Ramadhan berfikir bagaimana caranya menghasilkan uang, entah halal atau haram!



Ubah Jika Masih Takut Musibah!



Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam, mengajarkan

قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ – رواه مسلم

Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan lisannya, namun jika (masih) tidak mampu maka dengan hatinya dan itu termasuk (diantara orang yang ) lemah iman”. (HR. Muslim).



Ramadhan tidak disyari’atkan untuk menciptakan pola hidup masyarakat seperti di atas. Ramadhan disyari’atkan untuk melahirkan generasi-generai bertaqwa. Wajar jika setelah melewati sepuluh kali Ramadhan, kita tidak pernah beranjak pada derajat taqwa, sebab kita selalu mengejar derajat terendah dari kemanusiaan, yaitu derajat ke-binatang-an. Bahkan sebagian dari kita memilih yang lebih rendah dari binatang!



لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ – الأعراف، 179

Mereka memiliki hati namun tidak digunakan untuk berfikir, memiliki mata tapi tidak digunakan untuk melihat, memiliki telinga namun tidak pernah digunakan untuk mendengar. Mereka itu bagaimana binatang, bahkan lebih sesat dari binatang. Merekalah orang-orang yang lalai. (QS. Al-‘Araf, 7:179)



Dengan sangat tepat Allah Subhanahu Wata'ala menggambar sektsa kebinatangan kita. Betapa hal ini terulang kembali di setiap Ramadhan, namun kita tidak pernah beranjak dan melakukan perubahan. Kita tidak pernah mengompitmalkan apa yang telah Allah Subhanahu Wata'ala anugerahkan.

Mulai dari pejabat hingga rahayat (rakyat) melihat, trend masyarakat di setiap Ramadhan semakin memburuk, namun mereka tidak pernah menggunakan penglihatannya untuk melakukan perubahan. Mulai pengusaha limousin hingga masyarakat miskin, berfikir jika keburukan-keburukan ini dibiarkan, semua manusia akan kena getahnya. Namun fikirannya kalah oleh syahwatnya. Sejak koruptor hingga pengendara motor pernah mendengar, bahwa satu-satunya jalan keluar adalah merubahnya ke arah yang lebih baik, dari yang paling mudah, sejak detik ini, dan dimulai dari diri sendiri. Namun pendengarannya tersumbat oleh kelezatan-kelezatan sesaat!



Rasulullah mengingatkan!

عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رضي الله عنه قال: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إن الناس إذا رأوا المنكر فلم يغيروه أوشك أن يعمهم الله بعقاب منها

Hadits diterima dari Abu Bakar Al-Shidiq –semoga Allah SWT meridhainya, dia berkata, aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya manusia apabila melihat kemunkaran namun (sengaja) tidak merubahnya, maka Allah SWT akan menyegerakan adzab pada seluruh orang” (HR. Tirmidzi).



Oleh sebab itu, BERUBAHLAH, SEBELUM KITA MENGANCAM SEGALANYA! Wa Allâhu ‘Alam bi Al-Shawwâb



Rujukan:

1. Al-Quran Al-Karim

2. Jâmi’ Al-Shohîh Li Al-Imâm Muslim (Maktab Al-Syâmilah Al-Ishdâr Al-Tsâlits fi Al-Qism Kutub Al-Mutûn)

3. Sunan Al-Tirmidzi (Maktab Al-Syâmilah Al-Ishdâr Al-Tsâlits fi Al-Qism Kutub Al-Mutûn)

4. Al-Amru bi Al-Ma’rûf wa al-Nahyu ‘an Al-Munkar li Ibn Abi Dunyâ (Maktab Al-Syâmilah Al-Ishdâr Al-Tsâlits fi Al-Qism Kutub Ibnu Abi Dunya)

5. Wawancara dengan sebagian anggota masyarakat di Pengkolan Garut (14/08/2010)

6. Observasi Media Massa (Tempo Interaktif, Republika Online, Detik)



Sumber

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.