Ramadhan pergi dan Ramadhan datang

setahun sekali dengan segala kemuliaannya

sepanjang usia dunia. Tidak diri ketahui apakah

bila telah pergi masih akan jumpa dengan

Ramadhan yang akan datang atau tidak. Malam-

malam tarawih, kenikmatan berbuka puasa

bersama dan kemuliaan Lailatul Qadr dan rahasia

kemuliaan Ramadhan membekas di hari-hari

setelah Ramadhan.



Dari Salamah (Istri Rasul saw) Ra: Sungguh

Nabi SAW terbangun disuatu malam, dan berkata:

Subhanallah....!, betapa malam ini diturunkan dari

cobaan, betapa banyak malam ini diturunkan

anugerah-anugerah, siapakah yang membantuku

untuk membangunkan semua keluargaku, Wahai

...!, barangkali orang yang mempunyai sandang

di dunia, tidak mempunyai sandang di akhirat”

(Shahih Bukhari)



Kemuliaannya tidak sirna, pahala-pahalanya

tidak sirna, dan tarbiyah ruhiyah jasadiyah

(didikan pada ruh dan jasad) yang ada pada bulan

Ramadhan akan berlanjut di hari-hari lainnya jika

diri menjaganya, mudah melakukan puasa sunnah

karena sudah terbiasa puasa sebulan, terbiasa

qiyamullail untuk shalat tahajjud karena sudah

terbiasa bangun sahur .



Demikian indahnya Allah, Allah Maha Tahu

bahwa orang-orang banyak sulit untuk bangun

tahajjud karena sibuknya dalam pekerjaan sehari-

harinya, maka Allah jadikan puasa Ramadhan ada

waktu untuk makan sahur, agar nanti setelah

Ramadhan lebih mudah sampai pada kemuliaan

tahajjud, ruku’ dan sujud berduaan dengan Al-

lah SWT semata, mensucikan mengagungkan

namaNya.



Allah SWT telah memberitahukan dalam

hadits qudsi riwayat Imam Bukhari dan Muslim,

Bahwa Allah SWT menyeru di sepertiga malam

terakhir pada hamba-hambaNya, “Barangsiapa

yang memohon pengampunan Ku maafkan,

barangsiapa yang bertaubat Ku terima

taubatnya “ seruan itu memanggil semua yang

mau bertamu kepada Allah di sepertiga malam

terakhir.



Namun tidaklah para pencinta Allah yang

bangun malam untuk shalat tahajjud,

meninggalkan kasurnya, ranjangnya dan

istirahatnya untuk Sang Maha yang paling berhak

dicintai, terkecuali orang yang dicintai Allah.

Malam-malam agung Ramadhan datang

sekejap dan akan segera pergi kembali, tapi

malam-malam di sisa usia masih menanti setiap

malam untuk bersama Allah sebelum waktu subuh.

Dalam Shahih Bukhari bahwa Rasul SAW tidak

pernah meninggalkan shalat witir sepanjang usia

beliau baik beliau sedang di rumahnya atau

sedang safar (dalam perjalanan), bahkan beliau

melakukan shalat witir di atas tunggangannya.

Ketika Rasul SAW sakit beliau melakukan

shalat witir sambil duduk, tidak meninggalkan

shalat witir sepanjang usianya. Semoga Allah

SWT memuliakan kita dengan kemuliaan shalat

witir.



Rasul SAW berkata dengan kagetnya :

“Subhanallah, sungguh malam ini diturunkan

fitnah ataupun musibah yang akan terjadi, dan

malam ini diturunkan pula sedemikian banyak

anugerah-anugerah “, fitnah berarti satu atau

ada musibah yang akan terjadi suatu hari pada

diri, mungkin.

“Tapi sedemikian banyak yang diturunkan

dari anugerah-anugerah”, kemudian Rasul SAW

berkata :

“Siapa yang bisa bangunkan semua kerabat

keluarga, para tetangga dibangunkan untuk

shalat malam itu”.

“Betapa banyak orang-orang yang

mempunyai sandang pangan di dunia, namun di

akhirat tidak mempunyai sandang pangan apa-

apa”.

Di setiap malam sebelum terbitnya fajar

atau sebelum adzan subuh, di saat itu Allah sudah

menentukan kejadian-kejadian yang akan terjadi

di hari esok, mana musibah yang akan terjadi

mana musibah yang tidak jadi terjadi, mana

musibah yang akan dikurangi mana musibah yang

akan di tambahi.

Bahwa setiap musibah itu menghapus dosa,

Allah melihat hamba-hambaNya, ini musibahnya

ini, ini musibahnya ini, dan demikian pula di malam

itu kata Rasul SAW di dalam setiap sepertiga

malam terakhir itu sedemikian banyak anugerah

yang diturunkan, yang ini doanya dikabulkan,

yang ini hajatnya diberi, yang ini permintaannya

yang sudah tertunda sehari, sebulan, setahun

yang lalu diberi, yang ini tanpa berdoa diberi,

yang ini dipermudah, yang ini diampuni, lebih

banyak anugerah yang diturunkan oleh Allah

daripada musibah.

Kehidupan ini sepanjang lahir hingga wafat

kenikmatan tidak pernah putus. Kenikmatan

m e n d e n g a r, b a ra n g k a l i t i b a - t i b a s a k i t

pendengaran tapi kenikmatan melihat terus,

barangkali ia sakit tidak bisa melihat, tapi

kenikmatan lainnya akan berjalan selalu, demikian

kenikmatan bergerak, karena sakit jika tidak bisa

bergerak, tapi tetap kenikmatan iman tidak di

cabut darinya.

Dia non muslim jauh dari kelembutan Allah

Yang Abadi tapi tetap tidak Allah tutup

kemungkinan dia masuk ke dalam Islam dan

mendapat keluhuran yang abadi. Kenikmatan

terus berlanjut dan tiada akan pernah terhenti.

Dan Rasul SAW bersabda tiada yang lebih

sabar dari Allah, didustakan dan difitnah namun

Allah SWT tetap memberikan rezeki, (shahih

Bukhari) didustakan dikatakan mempunyai anak,

dikatakan banyak tuhan-tuhan yang lain, Allah

didustakan dan difitnah tapi Allah tetap memberi,

inilah Allah SWT Yang Maha Penyabar.

Beruntung yang memahami betapa

indahnya Allah, dan betapa ruginya yang selalu

menghindar dari Sang Maha Pengasih dan Maha

Penyayang. Maka dalam setiap malam itu, Rasul

SAW ingin membangunkan orang untuk shalat

tahajjud supaya tidak terjadi hal-hal yang buruk

di hari esok, karena ia bangun di saat itu dengan

doa dan munajat, Allah akan jauhkan dari

musibah karena saat-saat sepertiga malam itu

Allah sedang menentukan anugerah-

anugerah yang akan diturunkan, mungkin

kenikmatan hari esok yang sudah ditentukan

untukmu dikalikan dan diperbesar, mungkin

musibah hari esok yang akan terjadi disingkirkan

oleh Allah dan digantikan yang lebih kecil atau

digantikan dengan kebahagiaan, itulah Sang Maha

Pengatur yang selalu mengatur dengan

kelembutannya.

“dan setiap hari Allah itu selalu mengatur

dan mengatur”. (QS. Arrahman:29)

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.