“Seorang pendosa yang menangis karena dosa adalah lebih baik dari pada ahli ibadah yang berangan-angan tentang surga di mana kelak ia akan bertahta. Nabi bersabda : "Kejahatan yang diiringi oleh rasa sedih, lebih ALLAH sukai dari satu kebaikan yang menimbulkan rasa takabur."
Tertawa yang berlebihan tanda lalai dan kejahilan. Tawa seorang ulama kan hilang ilmu, hilang wibawanya. Tawa seorang jahil, semakin keras hati dan perasaannya. Seorang ahli hikmah pernah bersyair : "Aku heran dan terperanjat, melihat orang ketawa karena perkara-perkara yang akan menyusahkan lebih banyak daripada perkara yang menyenangkan."
Salafussoleh menangis walaupun banyak beramal, takut-takut tidak diterima ibadahnya. Kita ketawa walaupun sadar diri kosong dari amal. Nabi pernah bersabda : "Siapa yang berbuat dosa dan tertawa, akan dicampakkan ke neraka dalam keadaan menangis."
Kita gembira jika apa yang kita idamkan tercapai. Kita menangis kalau yang kita cita-citakan terabai. Nikmat disambut ria, kedukaan menjemput duka. Namun, AllahSWT telah berfirman : "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. ALLAH mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui." (AL BAQARAH : 216)
Bukankah Nabi pernah bersabda: "Neraka dipagari nikmat, syurga dipagari bala’." Menangislah wahai diri, agar senyumanmu banyak di kemudian hari. Karena engkau belum tahu, nasibmu dihisab kanan atau hisab kiri. Lembaran sejarah akan dibuka satu persatu, membongkar rasa malu berabad-abad lamanya.
Menangislah seperti Umar yang selalu memukul dirinya dengan berkata: "Kalau semua orang masuk ke dalam syurga kecuali seorang, aku takut akulah orang itu." Menangislah sebagaimana Ummu Sulaim apabila ditanya : "Kenapa engkau menangis?" "Aku tidak mempunyai anak lagi untuk saya kirimkan ke medan Perang," jawabnya.
Menangislah sebagaimana Ghazwan yang tidak sengaja terpandang wanita rupawan. Diharamkan matanya dari memandang ke langit seumur hidup, lalu berkata : "Sesungguhnya engkau mencari kesusahan dengan pandangan itu." Ibnu Masud r.a. berkata : "Seorang yang mengerti al Quran dikenali waktu malam ketika orang lain tidur, dan waktu siangnya ketika orang lain tidak berpuasa,sedihnya ketika orang lain sedang gembira dan tangisnya di waktu orang lain tertawa.
Diamnya di waktu orang lain berbicara, khusuknya di waktu orang lain berbangga, seharusnya orang yang mengerti al Quran itu tenang, lunak dan tidak boleh menjadi seorang yang keras, kejam, lalai, bersuara keras dan marah. Tanyailah orang-orang sholeh mengapa dia tidak berhibur, rekreasi atau piknik: "Bagaimana hendak bergembira sedangkan mati itu di belakang kami, kubur di hadapan kami, kiamat itu janjian kami, neraka itu memburu kami dan perhentian kami ialahALLAH." Menangislah di sini, sebelum menangis di sana.... Wallahu a'lam...
********
Mereka... Adakah Kita....?“ Umar bin Abdul Aziz, apabila mengingat kematian akan terjatuh lemas dan menangis hingga bercucuran air matanya membasahi jenggotnya. Pada suatu malam beliau menangis hingga menangislah seluruh penghuni rumah karena mendengar tangisannya. Maka ketika tangisnya telah berhenti, Fatimah (istrinya) mendekatinya dan bertanya, ”Wahai amirul mu'minin apa yang membuatmu menangis?”
Beliau menjawab: ”Aku mengingat tempat tujuan kita setelah menghadapi perhitungan Allah subhanahu wa ta'ala. Sebagian di surga dan sebagian lainnya di neraka”, kemudian ia berteriak dan pingsan. Umar bin Abdul Aziz setiap malam berkumpul dengan para ahli fiqih (fuqoha')lalu mereka mengingatkan satu sama lain akan kematian, hari kiamat dan akherat. Selama hal itu berlangsung mereka selalu menangis seakan-akan di hadapannya terdapat jenazah.
Suatu hari ketika mereka saling bercakap-cakap membicarakan hal tersebut, Umar bin Abdul Aziz nampak diam sehingga mereka bertanya: “Ada apa diam saja dan tidak bercakap-cakap wahai Amirul Mu'minin?”. Beliau menjawab: ”Aku sedang berfikir tentang penghuni surga, mereka saling mengunjungi satu sama lain, dan berfikir tentang neraka bagaimana mereka melolong-lolong dan berteriak minta tolong di dalam neraka”. Kemudian beliau menangis.
0 komentar:
Posting Komentar