Assalamualaikum. . . . . . .

Hello sobat, mungkin dari kalian semua pernah melaksanakan atau mengeluarkan zakat, ehm tapi bagi kalian yang belum tahu tentang zakat dan kegunaannya, mari kit abaca sedikit tentang zakat.

Dalam Islam Tema Tentang Zakat merupakan tema yang mendapatkan perhatian sangat besar, karena Seruan Islam yang mewajibkan para pemeluknya untuk mengeluarkan zakat bagi mereka yang hartanya berlebih dan sudah memenuhi ketentuan untuk mengeluarkan zakat.

Misalnya dalam Al-Qur’an Difirmankan :

“sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal shaleh, mendirikan Sholat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala disisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (QS. Al-Baqarah [2]:277)

Rasulullah Bersabda :

“Seseorang yang mempunyai Emas dan Perak kemudian Ia tidak mengeluarkan Zakatnya , maka nanti di hari Kiamat akan dibentuk berupa lempengan dan di bakar dalam api neraka Jahanam, lantas disetrika pada pinggang,dahi, dan punggungnya; bila sudah dingin,maka siksaan itu diulang lagi dalam masa satu hari yang lamanya kira-kira 50 ribu tahun sehingga selesai putusan semua hamba, kemudian ia baru tahu kemana akan dimasukan, apakah ke Surga atau Neraka.”Ada seorang yang bertanya, “Bagaimana kalau memiliki unta?” Beliau menjawab,”
begitu juga orang yang mempunyai unta, tetapi tidak mau mengeluarkan Zakatnya. Diantara Zakatnya, yaitu memerah susunya 1/3 yan g di bawa ketempat minum untuk diberikan kepada orang yang lewat disitu, maka pada hri kiamat nanti dihamparkan baginya tanah lapang dan dikumpulkan unta-unta tanpa ada yang tertinggal seekorpun, lalu menginjak-injak dan menggigit-gigit dimana bila yang satu telah selesai menyiksanya kemudian dilanjutkan unta-unta yang lain dalam masa satu hari yang lamanya kira-kira 50 ribu tahun. Sehingga selesai putusan semua hamba, kemudian Ia baru tahu kemana akan dimasukan : apakah ke surge atau neraka.”Ada seorang yang bertanya, “wahai Rasulullah, bagaimana jika memiliki kuda?” Beliau menjawab. “Kuda itu ada 3 macam, kuda itu bisa mendatang kan dosa bagi pemiliknya, kuda itu dapat menutupi kejahatan bagi pemiliknya, dan kuda itu dapat mendatangkan pahala bagi pemiliknya. Adapun kuda yang mendatangkan dosa bagi pemiliknya, yaitu kuda yang dipelihara pemiliknya dengan maksud untuk sombong dan berbangga-bangga serta digunakan untuk memusuhi Islam. Adapun kuda yang dapat menghapus keburukan bagi pemiliknya, yaitu kuda yang digunakan untuk kepentingan yang di ridhoi Allah, kemudian Ia tidak melupakan hak dan kewajiban pemeliharanya, maka kuda macam itulah yang dapat menutupi keburukan bagi pemiliknya. Adapun kuda yang mendatangkan pahala bagi pemiliknya, yaitu kuda yang dipergunakan untuk berjuang pada jalan Allah dan untuk kepentingan umat Islam, kuda semacam itu bisa dilepas di tanah lapang atau kebun kemudian Ia makan sesuatu yang ada di situ, maka apa yang dimakannya itu dicatat sebagai Hasanat bagi pemiliknya; dan jika Ia terlepas dari tali kekangnya kemudian lari atau meloncat-loncat, maka bilangan langkahnya itu dicatat oleh Allah sebagai Hasanat bagi pemiliknya, Dan bila dibawa oleh pemiliknya kemudian melewati sebuah sungai lantas Ia minum air di sungai itu padahal pemiliknya tidak bermaksud memberikan minum, maka Allah mencatat apa yang diminumnya itu sebagai Hasanat bagi pemiliknya.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Sebegitu pentingkah pelaksanaan zakat, sehingga Al-Qur’an memberikan perhatian yang sangat besar tentangnya? Apa falsafah yang dapat diambil dari perintah untuk mengeluarkan zakat ini? Serta energy apa yang dapat kita miliki dari pengeluaran zakat ini?

Perintah zakat ini ditujuka kepada orang yang berkecukupan, yakni orang-orang yang memiliki harta atau uang untuk diberikan kepada yang berhak. Orang miskin dan orang fakir menjadi sasaran pemberian zakat. Sehingga orang fakir dan miskin menjadi terbebas oleh kewajiban Berzakat. Dengan kata lain hanya orang-orang yang mampu saja yang wajib mengeluarkan zakat atas hartanya, Hikmah dibalik perintah ini ada dua yakni:

- Mensucikan harta atau uang yang dimiliki oleh orang kaya atau orang yang mampu.

- Membantu meringankan beban bagi orang miskin atau Fakir.

Golongan penerima Zakat :

- Golongan Fakir (orang yang memiliki pekerjaan dan tidak memiliki harta)

- Golongan Miskin (orang yang memiliki pekerjaan tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan)

- Golongan Mualaf (orang yang baru masuk Islam dan tidak mampu )

- Golongan Rihab (budak atau pembantu)

- Gharimin (orang yang terlilit hutang)

- Fisabilillah (orang yang berjuang keras untuk kepentingan agama atau Negara)

- Ibnu Sabil (Musafir yang kehabisan bekal)

- Amil (pengurus zakat)

Macam-macam Zakat :

- Zakat An’am (binatang)

- Zakat Emas dan Perak. Nisab Emas 20 Misqal/93,6 gram. Zakatnya 2 ½ %atau 0,5 misqal. Nisab perak 200 dirham/624 gram. Zakatnya 2 ½ % atau 5 dirham sama dengan 15,6 gram.

- Zakat bahan makanan yang mengenyangkan. (zakat zuru)

- Zakat buah-buahan.

- Zakat harta perniagaan.

- Zakat hasil tambang (zakat madin)

- Zakat harta terpendam (zakat madin)

- Zakat fitrah.

Dari sini cukup jelas untuk dikatakan bahwa ketika seseorang yang awalnya menjadi seseorang yang berhak menerima zakat, dan dengan zakat yang diberikan kepadanya itu, Ia telah tertolong dalam menghadapi beban hidupnya itu, maka orang yang tadi haruslah berusaha terus menerus agar tidak selalu ada dalm keadaan tidak mampu.

Disisi lain tidak benar apabila Zakat diberikan kepada orang yang berprofesi sebagai pengemis atau peminta-minta.

Dengan mengeluarkan zakat berarti kita telah mensucikan harta yang kita miliki. Dan jika disertai dengan niat mendekatkan diri kepada Allah maka zakat kita akan membuat kita menjadi orang yang berbahagia di dunia dan di akhirat.

Nah demikian sedikit Ilmu tentang zakat, semoga bisa menambah wawasan kita Amien. . . .

Wassalam. . . . .

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.