Manusia adalah makhluk yang paling mulia, yang diciptakan oleh yang Maha Mulia (Allah). Maka kesadaran kita untuk selalu menjadi orang mulia adalah keharusan, terlebih mulia dalam pandangan Allah. Dan sesungguhnya tidaklah kita menjadi mulia kecuali Allahlah yang memercikan kemuliaan-Nya kepada kita.
Karenanya kita tidak pantas merasa diri paling mulia diantara yang lain sebab itu bukanlah kebaikan, tetapi itu adalah pangkal kehancuran. Sebagaimana ketika kita ingin menjadi orang benar, itu adalah keharusan, menyampaikan kebenaran adalah kewajiban, tetapi merasa diri paling benar adalah kesalahan.
Dan yang paling benar adalah ketika kita hidup mampu menampilkan kebenaran sesuai dengan aturan yang maha benar (Allah) dan juga mampu menyampaikan kebenaran sesuai sumber dari yang maha benar (Allah).
Sebagai hamba yang menyadari bahwa diri kita tak mungkin hidup tanpa Allah yang menghidupkan, bahkan segala alam raya ini takkan pernah ada tanpa Dia yang mengadakannya, niscaya kitapun akan menyadari sepenuhnya bahwa apapun yang Dia lakukan pasti merupakan kebenaran yang mutlak. Tiada kebenaran lain yang membandingi kebenaran-Nya.
“Agar Dia menanyakan kepada orang-orang yang benar tentang kebenaran mereka dan Dia menyediakan bagi orang-orang kafir siksa yang pedih.”
Qs. Al-Ahzab [33 ]:8
Sahabat, kita akan menjadi orang benar dan sebenar-benarnya orang, ketika setiap gerak dari hidup kita selalu termotivasi untuk melaksanakan kebenaran.
Karena memang hanya orang-orang yang benar sajalah yang akan mendapat rohmat dan ampunan dari Allah baik dunia maupun akhirat. Hidup meniti kebenaran yang diajarkan oleh yang maha benar, berarti kita sudah memposisikan diri untuk menjadi orang benar.
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah mengatakan: Orang-orang yang bahagia adalah orang-orang yang mengenal kebenaran lalu menjadi pengikutnya. Sedangkan orang yang menderita adalah orang–orang jahil tentang kebenaran sehingga mereka tersesat, atau menjadi pengikut hawa nafsunya.
Orang yang benar adalah orang yang selalu menyadari hakekat untuk apa ia diciptakan. Ia tidak menyia-nyiakan waktu hidupnya sekejappun kecuali untuk beribadah kepada Allah. Sebab ia sadar betul, bahwa karena alasan itulah (ibadah) ia di ciptakan.
“Dan tidaklah aku ciptakan Jin dan Manusiamelainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku” (QS.Adz-dzariyaat [ 51]:56).
Buat orang yang benar dan benar-benar orang, ayat ini selalu memotivasi dirinya, hingga orientasi hidup yang dijalani selalu dicurahkan untuk menyempurkan kebenaran sesuai dengan keinginan yang maha benar, sampai pada titik akhir kehidupan ia benar-benar menjalankan kebenaran yang di yakininya.
Berbeda dengan orang yang tidak benar, ketika melakukan sesuatu mereka hanya mau melakukan kebenaran menurut hawa nafsunya, walau terkadang harus bersebrangan dengan kebenaran Tuhannya.
Selasa, 19 Mei 2009
0 komentar:
Posting Komentar