"Marhaban ya Ramadhan!" ltulah yang kita ucapkan menyambut kedatangan bulan Ramadhan yang penuh berkah, kemuliaan, dan ampunan. Namun, bukan hanya sekedar menyambut saja, sebagaimana yang dilakukan kebanyakan kaum muslimin. Mereka menyambut bulan Ramadhan dengan gegap gempita seraya melakukan ritual-ritual yang pada hakikatnya tidak ada tuntunannya dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Salam. Begitulah syaitan telah memperdaya mereka. Dan setelah Ramadhan itu datang, mereka malah berleha-leha, melaksanakan puasa Ramadhan dan shalat Tarawih hanya sebagai ritual tahunan yang tidak memberikan makna dan pengaruh yang kuat dan mendalam ke dalam jiwa mereka. Tidak sedikit di antara mereka yang shaum, tapi tetap saja melakukan ghibah, mengumbar aurat, menyaksikan sinetron, drama, dan acaraacara televisi lainnya yang memantik syubhat dan syahwat. Bahkan tidak jarang kita temukan mereka yang melaksanakan shaum, tapi tidak melaksanakan shalat. Nas' alullahal 'Afiyah.

Karenanya, sebagai kaum muslimin yang sudah berazzam untuk beriltizam dengan AlQur'an dan As-Sunnah, tidak selayaknya kita menyia-nyiakan bulan Ramadhan dan berlehaleha di dalamnya.
Sejenak marilah kita renungkan perkataan sahabat Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berikut ini:
"Aku tidak pernah menyesali sesuatu sebagaimana penyesalanku terhadap suatu hari yang ketika matahari terbenam, ajalku berkurang tetapi amalan shalihku kita tidak bertambah."
Subhanallah, dem ikianlah sikapsalafu sholih terdahulu, semoga kita dapat meneladani jejak kebaikan mereka.

Tips Sehari Ramadhan yang Oke
Daar Nasyr Nurul Islam dalam Kutaibnya • (kitab kecil) yang pernah diterbitkan dengan
judul 'AI-Barnamij Al-Yaumi lish Shaimiina fi Ramadhan' telah memuat beberapa agenda yang ideal bagi seorang muslim agar bulan Ramadhan tidak dilewati dengan kesia-siaan. Berikut akan kami paparkan kepada para pembaca tips-tips tersebut:

1. Mempelajari kembali hukum-hukum (fiqih) yang berkaitan dengan shaum Ramadhan sebelum memasuki bulan Ramadhan.
lni adalah persiapan yang paling utama. Sebab sebelum beramal seorang muslim mestilah berilmu terlebih dahulu. Meski pernah mempelajarinya, mengulangnya kembali tentu tidak ada salahnya. Biasanya kita mendapati hal-hal baru atau hal-hal yang sudah pernah kita baca, namun baru kali ini kita mengerti dan memahami maksud sebenarnya.
Setelah mengkaji fiqih shiyam, juga berbagai perbedaan pendapat di antara para ulama sehubungan dengan semua itu, ada baiknya juga jika kita mengkaji hikmah-hikmah shiyam supaya kita dapat menunaikannya dengan sebaik-baiknya.
Terakhir, jika Ramadhan sudah di depan mata, kita tadabburi hadits berikut:
"Barangsiapa melaksanakan shiyam Ramadhan dengan sepenuh keimanan dan hanya mengharapkan balasan dari Allah, niscaya dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (H R. Al-Bukhari dan Muslim)
Dan juga hadits:
Sahabat Abu Umamah Al-Bahily radhiyallahu 'anhu meriwayatkan: Aku mendengar Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ketika aku tidur, datang dua orang kepadaku kemudian memegang lenganku dan mengajakku ke bukit yang terjal. Dua prang itu berkata: "Naiklah". Aku katakan: "Aku tidak sanggup." Mereka katakan: "Akan kami permudah." Kemudian aku naik sampai ke puncak bukit, ternyata aku mendengar jeritan yang sangat keras. Aku pun bertanya: "Suara apa ini?" Mereka berkata: "Inilah jeritan penghuni neraka." Kemudian kami pergi sampai tiba di sekumpulan orang yang tergantung di urat ketingnya (bagian antara tumit dan betis) dan robek mulutnya mengeluarkan darah. Aku bertaya: "Siapa mereka?" Jawab dua orang itu: "Mereka orangorang yang membatalkan shiyam (tanpa alasan syar'i) sebelum tiba waktu berbuka." (Hadits shahih riwayat Imam AI-Hakim dalam AlMustadrak, juz 1 hal. 430; dan juga lihat Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, hadits no. 3951)

2. Agenda setelah terbitnya waktu fajar.
a. Menjawab adzan dan membaca dzikir setelah adzan.
b. Melaksanakan dua rakaat shalat sunnah fajar.
c. Memperbanyak dzikir antara adzan dan iqamah.
d. Melaksanakan shalat Shubuh berjamaah di masjid.
e. Kemudian duduk di tempat shalat seraya membaca dzikir dan doa setelah shalat Shubuh, serta membaca dzikir pagi, atau membaca ayat-ayat Al-Qur' an.
f. Setelah matahari terbit dengan sempurna (lebih kurang seperempat setelah terbit) maka laksanakanlah dua rakaat shalat sunnah Isyraq, dan pahalanya adalah pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna, sempurna. (HR. At-Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

3. Agenda setelah keluar dari masjid di pagi hari.
a. Tidur sebentar (dengan mengharapkan pahala dari Allah).
b. Melaksankan shalat sunnah Dhuha.
c. Memperbanyak dzikir sepanjang hari.
d. Istirahat (tidur) menjelang masuknya waktu Dzuhur (qailulah).

4. Agenda setelah masuknya waktu Dzuhur.
a. Menjawab adzan dan membaca dzikir setelah adzan.
b. Melaksanakan shalat sunnah Rawatib, empat rakaat sebelum Dzuhur dan dua rakaat setelahnya.
c. Melaksanakan shalat Dzuhur berjamaah di masj id.
d. Membaca dzikir dan doa setelah shalat Dzuhur.

5. Agenda setelah masuknya waktu Ashar.
a. Menjawab adzan dan membaca dzikir setelah adzan.
b. Melaksanakan shalat Ashar berjamaah di masjid.
C. Membaca ayat-ayat Al-Qur' an.
d. Menghadiri majelis ilmu, atau mendengarkan taushiyah menjelang berbuka.
e. Memperbanyak doa menjelang berbuka puasa.
f. Memberi makan dan minum kepada orangorang yang berpuasa.
g. Muraja'ah hafalan Al-Qur'an menjelang ifthar.

6. Agenda setelah terbenamnya matahari dan masuknya waktu ifthar.
a. Menjawab adzan dan membaca dzikir setelah adzan.
b. Membaca doa ifthar.
c. Berbuka puasa dengan mendahulukan minum air putih, memakan kurma, atau yang manis.
d. Melaksanakan shalat Maghrib berjamaah di masjid.
e. Melaksanakan shalat sunnah Rawatib ba'da Maghrib.
f. Berkumpu I bersama keluarga untuk menyantap makan malam dengan penuh rasa syukur kepada Allah.
g. Membaca dzikir sore.

7. Agenda setelah masuknya waktu shalat Isya'
a. Menjawab adzan dan membaca dzikir setelah adzan.
b. Melaksanakan shalat Isya '  secara berjamaah di masjid.
c. Melaksanakan shalat sunnah Rawatib ba'da Isya' .
d. Melaksanakan shalat Tarawih sampai selesai secara berjamaah di masjid.
e. Membaca ayat-ayat Al-Qur'an.
f. Mendengarkan ceramah, kultum, dan taushiyah Ramadhan.
g. Muraja'ah hafalan Al-Qur'an.
h. Tidur dengan mengharapkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.

8. Agenda sepertiga malam
a. Melaksanakan shalat tahajjud tanpa witir jika sudah melakukannya bersama Imam di awal waktu.
b. Memperbanyak membaca ayat-ayat AlQui' an.
c. Makan sahur dan membangunkan keluarga untuk bersahur.
d. Mempebanyak dzikir dan istighfar hingga masuknya waktu fajar.

Semoga dengan beberapa agenda di atas, menjadikan Ramadhan kita tahun ini lebih bermakna, dan lebih meningkat dari tahun sebelum-sebelumnya. Wallahu Alain bish Shawab. (Azhar)

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.