KEBERADAAN wanita di dunia adalah sebagai hamba Allah, tidak berbeda dengan keberadaan kaum pria. Bagi wanita maupun pria, bila mereka beriman kepada Allah maka balasannya jannah (surga) dan jika mereka kafir maka balasannya adalah adzab yang sangat pedih.

Allah berfirman: "Barangsiapa mengerjakan amal shalih, balk laki-laki maupun perempuan dalam kedaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang balk dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih balk dari apa yang telah mereka kerjakan" (QS. An-Nahl : 97).

Mendapatkan jannah dan menjadi penghuninya merupakan cita-cita dan orientasi hidup seorang Muslim. Karena tidak ada kesudahan yang lebih baik di akhirat nanti kecuali jannah. Tempat yang keindahannya tidak pernah terjangkau oleh akal manusia. Keindahan jannah digambarkan dengan "Laa ainun ra'at, walaa udzunun sami'at, walaa khathara 'alaa qalbi basyar". Tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas di hati. Subhanallah.

Kabar Gembira bagi Muslimah
Bagi kaum Muslimah, Rasulullah  telah menyampaikan sebuah kabar gembira. Dari Abu Hurairah berkata : Rasulullah bersabda : " Apabila seorang wanita melakukan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka akan dikatakan
kepadanya, " Masuklah ke dalam surga lewat pintu surga yang mana saja engkau kehendaki" (Had its shahih, diriwayatkan oleh Ahmad 1/191, Abu Nu'aim 6/308 dalam Al-Hilyah dari hadits Ibnu Auf, Ibnu Hibban 4151, dari hadits Abu Hurairah dan AthThabrani dalam Al-Majma' serta Al-Bazzar).

Dalam hadits tersebut Rasulullah  menjelaskan sebab-sebab yang bisa mengantarkan mereka meraih Jannah Allah. Sebab-sebab tersebut sebagaimana dijelaskan berikut:

Pertama, shalatnya seorang Muslimah setiap lima waktu.

Ash-shalatu    'imaaduddien.   Shalat adalah tiang dien (agama). Barangsiapa menegakkannya maka dia telah menegakkan dien dan barangsiapa yang menegakkannya maka dia telah meruntuhkan dien. Allah telah memperingatkan kita dalam firmanNya : "Maka datanglah sesudah mereka pengganti (yang buruk) yang menyianyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya maka kelak mereka akan menemui kesesatan." (QS. Al-Maryam : 59).

Ibnu Abbas berkata : "Menyia-nyiakan shalat bukan berarti meninggalkannya sama sekali, akan tetapi mengakhirkan dari waktunya." Dengan demikian, tidaklah pantas seorang Muslimah lalai terhadap shalatnya karena sibuk atau alasan yang tidak syar'i. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah, barangsiapa yang berbuat demikian maka ia termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Al-Muriafiqin : 9)

Para mufasslrin berkata bahwa yang dimaksud dengan mengingat Allah dalam ayat ini adalah shalat lima waktu. Oleh karena itu, hendaknya kita menjaga shalat pada waktunya, melaksanakan shalat dengan khusyu' dan memenuhi adab-adabnya serta sunnah-sunnahnya sehingga kita bisa mendapatkan tiket masuk jannah.

Kedua, shaumnya seorang Muslimah pada bulan Ramadhan.

Allah telah mewajibkan kepada kita untuk menjalankan ibadah shaum (puasa) di bulan Ramadhan, "Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. Yaitu dalam beberapa hari yang ditentukan (dalam bulan Ramadhan)..." (QS. Al-Baqarah : 183-184). Keutamaan shaum sangat banyak.

Diantaranya, shaum dapat menjaga pelakunya dari kemaksiatan serta dapat memeliharanya dari panasnya api naar (neraka). Shaum yang dimaksud di sini tidak sekedar menahan lapar dan haus tetapi juga memperhatikan adab-adab dan sunnahsunnahnya. Seperti meninggalkan ucapan kotor dan sia-sia, menghindari perbuatan yang tidak bermanfaat, menjaga amarah dan mengendalikan nafsu.

Ketiga, kesucian seorang wanita dengan menjaga kehormatannya.

Seorang Muslimah menjaga kesucian dan kehormatannya dengan menjauhi segala hal yang dapat menodainya. Muslimah yang bertakwa selalu mengetahui bahwa kadar kecintaan Allah Subhanahu wa Ta'ala, izzah (harga diri), kemuliaan dan keutamaan yang ia miliki, tergantung pada sejauh mana ia menjaga kesucian dan kehormatannya.

Adapun wanita yang jahil yang tidak menjaga kesuciandirinya, iatidakakan peduli dengan kehormatannya, suka keluar rumah tanpa menutup auratnya dan memamerkan keindahan tubuhnya (ber-tabarruj), menebar wewangian dari parfum yang ia semprotkan pada tubuhnya, memerdukari suara terhadap lawan jenisnya, sehingga ia dapat menjadi penyebab timbulnya fltnah dan tergodanya para laki-laki. Karena itu, hendaklah kita menjaga kesucian diri dan kehormatan kita di manapun kita berada, agar kita dapat meraih jannah

Keempat, ketaatan kepada suami dalam hal yang bukan maksiat kepada Allah.

Nabi telah mengajarkan kepada kaum wanita bahwa salah satu jalan "pintas" menuju jannah adalah dengan taat kepada suaminya, setelah ketaatannya kepada Allah dan Rasul-Nya. Banyak sekali nash-nash yang menerangkan hal ini. Padahal, menaati suami bukanlah hal yang mudah.

Patuh terhadap suami dan menaatinya secara total (dalam hal yang ma'ruf) tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Karena dalam melakukan ketatan ini Muslimah harus berhadapan dengan dirinya sendiri. Ia harus dapat melawan egoisme diri, menekan dominasi eksistensinya dan harus berlapang dada, mengalahkan keinginankeinginan pribadinya dan berusaha untuk selalu membuat suami bahagia meskipun dia harus mengorbankan perasaannya. Dan masih banyak lagi bentuk-bentuk ketaatan yang harus dilakukan oleh seorang istri yang shalihah.

Meski sangat berat, taat pada suami  menjadi sarana untuk menggapai mardhatillah (ridha Allah) dan meraih jannah. Begitupula suami, sebagai seorang Mu'min yang baik, suami akan menjadikan kebahagiaan dan ketenangan menyelimuti rumah tangganya. Ia akan mendidik, membimbing dan mengiringi keluarganya dalam menjalankan syari'at Allah dan melakukan ketaatan kepada-Nya.
Seorang suami yang shalih tidak akan menzhalimi istrinya dengan beban yang ia tidak sanggup menanggungnya, menghargai diri dan perasaan istri, menyayangi, menjaga dan melindunginya, mememenuhi hak-haknya dan menghormati serta memuliakannya. Dan tidaklah memuliakan, istrinya kecuali seorang laki-laki yang mulia.

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.