Oleh Prof Dr Nasaruddin Umar

Dalam dunia tasawuf, lagu-lagu pujian (anasyid) dan tarian sakral (sama') adalah biasa. Seni di dalam kehidupan sufi seolah merupakan bagian yang tak terpisahkan. Hampir semua sufi mencintai, bahkan menjadi praktisi seni. Sebutlah nama Jalaluddin Rumi, seorang sufi yang seniman atau seniman yang sufi. Ia bukan hanya mencintai seni, melainkan juga menjadi praktisi seni. Ia menguasai berbagai jenis alat musik, mulai dari alat tiup seperti seruling sampai berbagai jenis gendang.

Bagi para pengikut tarekat 'Maulawiyah, tarekat yang menyandarkan diri pada ajaran Jalaluddin Rumi, sangat akrab dengan anasyid dan sama' (shema'). Shema ialah zikir yang diiringi alunan musik dan tari memutar yang biasa juga dikenal dengan tari sufi (whirling darwishes). Shema sudah lama menjadi ciri khas Kota Konya, kota di mana Maulana Jalaluddin Rumi (1207-1273) dimakamkan dan di atas makamnya tertulis: al-Imam al-Auliya' (imam para wali). Shema bukan sekadar musik dan tari, bukan pula sekadar hiburan dan tontonan, melainkan lebih merupakan upacara ritual.
Shema' merupakan ungkapan rasa cinta yang amat mendalam di dalam hati kepada Sang Kekasih sehingga sang pencinta dan Yang Dicintai seolah-olah menyatu, larut, dan hanyut seiring dengan alunan musik yang diiringi tarian. Alat-alat musik yang dominan adalah seruling bambu. Sebuah seruling baru dapat menghasilkan bunyi yang merdu jika di dalamnya terbebas dari sumbatan. Sama dengan kalbu, tidak akan melahirkan kesucian jika di dalamnya terdapat kotoran dan hanya dengan kalbu yang bening yang dapat berjumpa (liqa') dengan Tuhan. Bunyi gendang atau tambur diilustrasikan sebagai perintah suci (divine order). "Kun=jadilah", maka ciptaan suci menyerupai sang Mahasuci terjadi. Syair-syair dalam lagu diawali dengan pujian terhadap Rasulullah (Nat-i Serif) sebagai lambang cinta sejati, sebagaimana pula nabi-nabi sebelumnya. Memuji mereka berarti memuji Tuhan yang menciptakan mereka. Keseluruhan paduan indah irama musik, lagu, dan gerakan lembut yang berputar merupakan persembahan suci (ta'dhim) yang kemudian menghasilkan napas suci (The Divine Breath) dalam kehidupan ini.

Kombinasi pakaian yang terbentuk dari bahan putih kemilau semula dibungkus dengan bahan berwarna hitam-gelap. Setelah satu per satu melakukan sungkeman (tawajjuh) kepada seorang syekh yang didampingi seorang mursyid, para penari yang umumnya berjumlah 25 orang duduk membanjar di sebelah kiri syekh. Sambil musik mengalun, perlahan-lahan mereka melepaskan jubah hitam, sebagai simbol pelepasan segala dosa dan maksiat dan yang tertinggal adalah warna putih.

Setelah itu, satu per satu berdiri berbaris lembut menghampiri syekh. Selepas melakukan penghormatan kedua kali terhadap syekh, satu per satu mereka mulai berputar seperti gasing. Tangan kanan lurus ke samping dengan telapak tangan menengadah ke atas sebagai simbol hamba ('abid) yang memohon kedekatan diri kepada Sang Khalik, sementara tangan kiri lurus ke samping menengadah ke bawah sebagai simbol khalifah, yang menyalurkan kasih kepada para makhluk lainnya. Kaki kiri seolah menancap (istiqamah) sambil berputar di tempat dan kaki kanan yang sering terangkat sambil berputar. Pakaian yang mirip rok panjang melebar bagai kipas yang terhampar. Semuanya ini memiliki makna yang akan diuraikan dalam artikel mendatang.

Pembacaan wirid, mudzakarah, pembacaan rawi Maulid Nabi (amdah, maulidat), dan beberapa syair yang diambil dari quatrain sufi penyair Arab dan Persia, biasanya dilantunkan dengan lagu-lagu yang dinyanyikan berjamaah. Di Indonesia, pembacaan berbagai macam selawat Nabi, seperti selawat Badar, dilantunkan bagaikan himne yang diperuntukkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Tidak jarang para jamaah meneteskan air mata ketika melantunkan selawat Nabi tersebut.

Tarekat Syaziliyah yang berkembang di Maroko sampai Irak sangat kental dengan nyanyian/nasyid yang diambil dari Burdah (mantel)¸ karya penyair sufi Mesir, al-Bushiri (wafat 694H/1296M). Konon syair ini diilhami oleh mimpi. Sedangkan, tarekat Syaziliyah yang berkembang di Syiria menyenandungkan himne-himne yang diambil dari kumpulan syair (diwan) karya penyair sufistik, Abdul Gani al-Nabulusi dari Naplus, Palestina, yang hidup sekitar 1641-1731 M. Pembacaan kidung spiritual biasanya dilakukan di dalam sebuah tempat khusus yang disebut dengan Zawiyah.

Bait-bait yang dilantunkan oleh para penyair sufi memiliki makna eksoterik dan esoterik. Contoh kidung-kidung tersebut, antara lain, sebagai berikut:

Wahai engkau yang tampil saat bangkitnya lingkaran Yang Tak Terlihat Wahai engkau yang berhenti di tenda orang-orang yang dekat di hati Jangan salahkan aku, wahai pemeriksa, karena mencintai si cantik dengan tubuh mulus Karena aku tidak punya keterkaitan lain kecuali dengan Dia yang hadir di balik tirai Harumnya rahasia tercium di taman pertemuan Dan aromanya membuat kami mabuk kepayang.

Makna esoterik dari "Dia yang berhenti di tenda orang-orang yang dekat di hati" adalah akal (akal pertama/al-'aql al-awwal), yang oleh para sufi sebagaimana pernah dibahas dalam artikel terdahulu disebut makhluk pertama. Karena itu, ia merupakan pancaran cahaya yang menyatukan semua dunia. "Si cantik dengan tubuh mulus" adalah berbagai keindahan di dunia yang subtil, yakni bidadari yang cahayanya bersumber dari Zat Yang Mahamutlak. "Harumnya rahasia-rahasia" adalah manifestasi kasat mata dari kehadiran Ilahi yang bisa memabukkan karena dikaitkan dengan anggur atau Laila, sang kekasih.

Tarekat Qadiriyah-Naqsyabandi, sebagaimana yang berkembang di Tanah Air, juga sangat akrab dengan sejumlah zikir dan syair berbahasa Arab, yang mengandung nilai sastra tinggi, seperti syair-syair Barzanji, juga dapat dilantunkan dengan ritme tertentu yang bisa "memabukkan" jamaah jika dilantunkan oleh pelantun spesialis. Tidak sedikit orang menjadi pingsan karena terharu dengan lantunan lagu yang memicu kerinduan terhadap Nabi Muhammad SAW.

Anasyid dan Sama' sebagai sebuah zikir yang dilakukan dengan nyanyian, gerak, dan tari, biasanya diiringi oleh alat-alat dan ensembel musik yang lengkap. Musik itu sendiri bagi tarekat Maulawiyah dianggap zikir karena instrumen dan ritmenya bisa menggetarkan batin, menambah rasa cinta teramat mendalam kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.

Tarekat Qadiriyah dan tarekat Syaziliyah lebih sering berbicara tentang hadhrah al-dzikr, yang secara harfiah berarti "kehadiran pengingatan". Nama-nama indah Allah (al-Asma' al-Husna') sering kali menjadi dasar ritme hadhrah, bagaikan ucapan "sakramen" yang bisa menjadi sarana manusia meninggalkan watak kasarnya menuju ke personalitas yang suci dan agung. Di Maroko yang terkenal sebagai kota tarekat Syaziliyyah dengan cabang-cabangnya, seperti Isawiyyah, Zarruqiyyah, Nashiriyyah, dan Darqawiyyah, memiliki bentuk tarian sufi khusus yang biasa disebut dengan umarah (kelimpahan). Ini sebagai manifestasi esensi Allah yang biasa disebutkan kata gantinya, Huwa (Dia). Jika masuk merasuk ke dalam diri manusia, Ia akan memenuhinya hingga melimpah.

Republika (-)

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.