REPUBLIKA.CO.ID, SOUTH CAROLINA – Masuknya sang kakak menjadi seorang Muslim, cukup menyebabkan keluarganya tak lagi pergi ke gereja. Namun, mereka mengaku masih memercayai ajaran Trinitas.
Sejak saat itu, banyak hal yang bertentangan dalam keluarga karena adanya perbedaan agama. Orang tuanya mengatakan satu hal, kakaknya mengatakan hal yang lain. Bosan dengan perdebatan, Melinda memutuskan untuk mencari sendiri keyakinannya saat hendak masuk ke sekolah tinggi.
“Jadi, aku benar-benar ingin belajar sendiri dan memutuskan apa yang kuyakini. Bukan hanya menerima agama yang kubawa sejak lahir,” ujar dia. Ia sangat yakin, apa pun hasil pencariannya akan membuatnya semakin mantap dalam beragama. Entah itu makin mantap menjadi seorang Kristen, atau bahkan justru masuk Islam.
Melinda sudah bertekad untuk ‘mencari kebenaran agama’, namun ternyata kehidupannya sebagai remaja jauh lebih menggairahkan dibandingkan keinginannya untuk belajar. “Ternyata aku tidak pernah benar-benar memiliki dorongan untuk melakukannya, karena aku sibuk melakukan banyak hal sebagai remaja,” tuturnya.
Tak berselang lama, sang kakak yang sudah berkeluarga, memutuskan untuk pisah rumah. Setiap kali datang berkunjung, Melinda selalu merasa kakaknya datang dengan karakter yang lebih religius dari sebelumnya. “Sungguh sangat menakutkan melihat perubahan itu. Lalu kakak mengenalkan aku dengan seorang pria Muslim,” ungkap Melinda.
Ia kemudian menjalin hubungan dengan pria itu. Namun, sebelum hubungan itu berlanjut serius, keduanya memutuskan untuk tidak melihat satu sama lain. Melinda ingin melakukan ‘meditasi’ untuk melakukan pencarian agama sebelum memutuskan untuk memiliki hubungan yang lebih serius dengan seseorang.
Melinda mulai melakukan pencarian. Baginya, satu rumah tangga harus memiliki agama yang sama. Itu adalah masalah prinsip yang tak bisa ditawar lagi. Pencarian agama ini yang menjadi langkah penting untuk menentukan apakah hubungan dengan pria itu lanjut atau putus. “Pernikahan lintas agama adalah suatu hal yang sulit. Aku benar-benar ingin meneliti agama sebelum akau memutuskan agama yang akan aku anut,” kata dia.
Hal pertama yang ia pelajari tentang Islam, yaitu hak tentang perempuan. Banyak rumor yang ia dengar tentang hak perempuan. Ia pikir perempuan dipaksa harus menutup seluruh badannya, harus selalu di belakang laki-laki. Opini itu yang selama ini ada di benaknya, karena seperti itulah yang digembar-gemborkan di media.
Alangkah terkejutnya Melinda ketika mengatahui bahwa ternyata banyak hak yang diberikan kepada perempuan. Misalnya, seorang wanita memiliki hak untuk memiliki kekayaan dan bisnis sendiri. Ia juga baru tahu bahwa perempuan bertanggungjawab terhadap uang sendiri dan boleh melakukan sesuatu tanpa pengaruh laki-laki. “Aku juga terkejut bahwa perempuan ternyata memiliki hak waris,” ujarnya.
Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Dwi Murdaningsih
0 komentar:
Posting Komentar