oleh Samson Rahman

Setiap orang pasti menginginkan agar Allah mencintainya. Setiap orang berharap kasih Allah menyentuh sanubarinya. Cinta Allah senantiasa didamba, dirindu, dinanti dan ditunggu oleh orang-orang beriman di setiap hentakan nafas dan jejak jiwa mereka. Karena cinta Allah adalah segalanya bagi mereka. Bahkan cinta Allah itu lebih mereka harap dan rindu daripada surga,

Namun siapakah manusia yang akan mendapatkan limpahan cinta Allah? Siapa manusia yang akan merengkuh cinta Allah yang langsung mendapatkan jaminan dari firman-firman-Nya?

Bertaburan firman Allah dalam Al-Quran yang mengabarkan siapa saja manusia-manusia yang Dia cinta. Demikian pula dalam hadits-hadits Rasulullah yang mulia.

Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik dan kebajikan. Allah mencintai para pelaku ihsan (muhsinin) karena ihsan adalah jantung dan keimanan, ruh dan kesempurnaannya. Dia adalah puncak level agama dan merupakan setinggi-tingg akhlak kaum salihin. Di dalamnya terhimpun semua pesona akhlak seorang hamba, di dalamnya terangkum semua cahaya etika seorang abdi. Para muhsinin yang Allah cinta adalah mereka yang menunaikan ibadah mereka dengan penuh kerendahan hati dan dalam tingkat yang paling sempurna, sepi dan kosong dari riya dan pamer yang sering banyak membelit dan mencelakakan para pelaku ibadah.

Mereka adalah orang yang dalam dadanya dipenuhi keimanan kepada Allah secara sempurna, beribadah tanpa pamrih, mengabdi tiada henti. Tangannya demikian ringan melepaskan kebaikan, organ tubuhnya tertutup dari dosa-dosa yang menghancurkan.

وأنفقوا في سبيل الله ولا تلقوا بأيديكم إلى التهلكة وأحسنوا إن الله يحب المحسنين

Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik (Al-Baqarah : 195).

Dari tangan mereka mengalir kebaikan, dalam benak mereka terancang kebajikan. Maka Allah mencintai mereka sebagai imbalan atas kebaikan-kebaikan mereka. Karena Allah adalah Dzat Yang Muhsin (Maha Baik) dan ci mencitai kebaikan..

إن الله محسن يحب الإحسان

Sesungguhnya Allah itu Muhsin dan sangat mencinta orang-orang yag berbuat kebaikan (Shahih Al-Jami' al-Shaghir : 1834).

Dalam diri seorang yang muhsin kebaikan demikian berlimpah, kemarahan sangat minim adanya, keangkuhan tidak mendapatkan tempatnya, ketamakan menemukan kuburannya. Kedengkian tak lagi bisa bersemi indah. Kezhaliman tergantikan keadilan. Maaf menjadi mahkota hidupnya, jujur menyinari lorong-lorong sejarahnya. Amanah lekat pada dinding-dinding jiwanya. Pribadinya demikian indah. Dengan dimensi keindahan yang tiada tara. Wajar jika Sang Maha Kasih mencintainya.

Orang-orang bertakwa juga teraliri cinta Allah. Orang-orang bertakwa adalah manusia-manusia siaga untuk menerima perintah Allah dan menjauhi semua larangan-larangan-Nya. Hatinya adalah hati yang hidup yang bergetar manakalanama Allah bergema, bulu romanya berdiri manakala ayat-ayat Allah menyusupi jiwanya. Orang-orang bertakwa menurut Sayyidina Ali adalah mereka yang takut pada yang kuasa (khaifuuna min al-Jalil) yang mengamalkan aturan-aturan Al-Quran (al-'Amiluna bi al-Tanzil), yang rela dengan apa yang ada (Qani'una bi al-Qalil) dan yang senantiasa siaga untuk sebuah perjalanan yang pasti (al-Musta'idduna li Yaum al-Rahil). Orang-orang bertakwa senantiasa menatap surga dengan mata hatinya dan menghindari neraka dengan emosi rasa takutnya kepada Allah. Jiwanya berselimutkan harap pada Allah. Sebagaimana kata Ubay bin Ka'ab kepada Umar mengenai takwa itu : Tidakkah engkau pernah melewati jalanan yang penuh onak dan duri? Umar berkata : Ya! Lalu apa yang kamu lakukan? Kata Ubay. Aku berjalan berjingkat dan aku berusaha menghindarinya! Itulah takwa, jelas Ubay.

Orang yang bertakwa senantiasa siaga setiap waktu dan saat.Siaga diperintah Allah dan siaga pula untuk menghadap-Nya. Maka merekapun mendapatkan jaminan surga. Sebagaimana Allah firmankan :

إن المتقين في جنات ونهر. في مقعد صدق عند مليك مقتدر

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa (Al-Qamar : 54-55).

Ketakwaan itu bersarang di dada seorang hamba dan hanya Allah yang tahu kadarnya. Takwa dalam hati seorang hamba dan akan terpantulkan dalam kehidupan manusia setiap harinya.

Orang-orang yang bertawakkal juga mendapat porsi cinta yang sama dari Allah. Mereka mendapatkan cinta Allah karena orang-orang yang tawakal akan senantiasa menampakkan ketidakberdayaannya di depan Sang Maha Digdaya, dan dia hanya menggantungkan diri hanya pada-Nya. Dia sangat mengerti tentang Tuhan dan sifat-sifat-Nya, mengerti tentang sebab akibat, hatinya berakar kokoh dalam pohon tauhid. Menyerah diri pada Allah. Ridha dengan semua kehendak-Nya. Tawakkal adalah stasiun orang-orang yang senantiasa mendekat kepada Allah (muqarrabin). Seluruh perkaranya dia serahkan kepada Allah dan sennatiasa menapak tilasi sunnah-sunnah Rasul-Nya dengan mengembil sebab-sebab yang mengantarkannya mendekat kepada Allah.

Allah menyukai dan mencintai mereka. Karena mereka begitu merendah di hadapan kekuasaan-Nya, sering merintih di hadapan kasih saying-Nya. Proposal-proposal proyek hidupnya dia ajukan hanya pada-Nya. Dia sangat yakin bahwa Yang Maha Kuasa tidak akan pernah menampik kebutuhannya.

Allah berfirman menegani mereka :

فإذا عزمت فتوكل على الله إن الله يحب المتوكلين

Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya (Ali Imran : 195).

Allah juga mencintai orang-orang yang sabar. Dia sabar menghadapi ujian dunia, sabar menghadapi kepedihan-kepedihan, sabar dalam berjihad, sabar dalam sulitnya ibadah, sabar dalam meninggalkan maksiat dan menantang syahwat, dan memusuhi hawa nafsunya dan anti gerakan syetan.

Saat sakit yang muncul adalah sifat sabarnya, saat dicela kesabarannya memancar dari aksinya, musibah tak mengganggu kesalehannya. Ucapannya yang terlontar saat mendapatkan musibah : Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Raji'uun.

Kesabaran juga terpancar saat melakukan amar ma'ruf dan nahi mungkar untuk mencapai puncak posisi terbaik di sisi-Nya.

Allah berfirman :

وكأين من نبي قاتل معه ربيون كثير فما وهنوا لما أصابهم في سبيل الله وما ضعفوا وما استكانوا والله يحب الصابرين

Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. (Ali Imran : 146).

Di samping itu Allah juga mencintai orang-orang yang senantiasa mengikuti jejak Rasul-Nya, mereka yang berperang dengan ikhlas di jalan Allah, orang-orang yang rendah hati di hadapan orang-orang beriman dan punya harga diri di hadapan orang-orang kafir.

Orang-orang yang adil termasuk manusia yang Allah cinta (Al-Maidah : 42). Demikian pula dengan orang-orang yang intens bertaubat dan senantiasa menyucikan jiwa dan raganya dari dosa-dosa (Al-Baqarah : 222)

Suka cinta orang-orang yang sering melakukan amalan-amalan nawafil sebagai usaha memperbanyak tabungan akhiratnya setelah dia dengan penuh semangat dan vitalitas menunaikan hal-hal yang fardhu. Salat-salat sunnah menjadi ritme hidupnya, puasa-puasa sunnah menghiasi jejak langkahnya.

Manusia yang Allah cintai adalah manusia yang paling bermamfaat pada manusia lainnya. Dia pemurah pada sesama muslim saudaranya, ramah pada tetangga-tetangganya, empati pada penderitaan orang lain, simpati pada orang-orang tidak berdaya. Agenda hidupnya adalah : berguna bagi sesama.

Rasulullah menyatakan dengan sangat gamblang bahwa hamba yang paling Allah suka adalah manusia yang paling baik akhlaknya.

أحب عباد الله إلى الله أحسنهم خلقا

Hamba yang paling Allah suka di sisi-Nya adalah yang terbaik akhlaknya (Shahih al-Jami' al-Shaghir : 179).

Mukmin yang kuat termasuk yang Allah pandang lebih baikdan lebih Allah cintai daripada orang seorang mukmin yang lemah. Para penghidup malam dengan ibadah termasuk yang Allah cinta.

Masih banyak lagi manusia-manusia yang sangat mungkin mendapat limpahan kasih dan cinta Allah. Dan setiap kita memiliki kesempatan yang sama. Kita membutuhkan semangat ekstra untuk memburu cinta-Nya karena cinta-Nya tidak diberikan gratis kepada kita.


Sumber : http://www.eramuslim.com/nasihat-ulama/samson-rahman-mereka-yang-dicinta-allah.htm



Share

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.