Telah kita ketahui bersama bahwa sebenarnya tidak ada suatu ilmu pengetahuan pun yang bersifat umum dalam arti tanpa berhubungan atau tanpa mendapatkan bantuan dari ilmu pengetahuan lainnya. Sebenarnya, ilmu pengetahuan-ilmu pengetahuan itu saling melengkapi, saling mengisi kekurangan-kekurangan yang ada di dalamnya dan saling terkait satu dengan yang lainnya.
Demikian pula halnya dengan Psikologi Dakwah. Secara otonom psikologi dakwah mempunyai teori serta prinsip-prinsip dan sudut pandangan secara khusus yang berbeda dengan ilmu-ilmu yang lainnya. Sebab, suatu sudut pandangan yang spesifik terhadap suatu masalah biasanya disebut dengan Objek Formal suatu ilmu pengetahuan. Sedangkan mengenai pokok-pokok atau fakta-fakta yang diselidiki atau yang dipelajari suatu ilmu itu merupakan Objek Materialnya.
Jadi, setiap ilmu pengetahuan selalu mempunyai objek material dan objek formal masing-masing. Kemungkinan besar objek material dati beberapa cabang ilmu pengetahuan itu sama, tetapi tidak satu pun ilmu pengetahuan yang memiliki objek formal yang sama, karena justru objek formal inilah yang membedakan satu ilmu dengan ilmu yang lain.
Psikologi Dakwah sebagai gabungan dari Psikologi dan Dakwah yang masing-masing mempunyai objek pembahasan sendiri-sendiri yang berbeda, maka Psikologi Dakwah juga mempunyai objek pembahasan sendiri, baik material maupun formalnya.
Objek Pembahasan
Objek artinya sasaran, hal, perkara atau orang yang menjadi pokok pembicaraan. Objek merupakan syarat mutlak di dalam suatu ilmu pengetahuan, justru karena objek inilah yang akan menentukan langkah-langkah lebih lanjut dalam pengupas¬an masalahnya atau objeklah yang akan membatasi persoalan¬nya. Tanpa objek tertentu yang akan menjadi pokok pembicaraan, dapatlah dipastikan bahwa tidak ada pembahasan yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi keilmuannya. Seperti apa yang telah disinggung di atas bahwa Psikologi Dakwah merupakan perpaduan dari dua disiplin ilmu yang berbeda. Maka untuk memberi pengertian tentang objek psikologi dakwah ini, kita coba terlebih dahulu untuk meletakkan dasar pertemuan dengan jalan meminjam data dari kedua lapangan ilmu penge¬tahuan tersebut kemudian atas dasar itu maka kita dapat menemukan objek pembahasan tersendiri.
Kalau pembahasan psikologi dakwah ini lebih berat tekanannya pada aspek psikologinya maka psikologi dakwah mempunyai objek yang sama seperti objek psikologi pada umumnya. Akan tetapi kalau pembahasan ini dititikberatkan kepada aspek dakwatologinya, maka objek psikologi dakwah juga sama de¬ngan objek yang menjadi pokok pembicaraan dalam ilmu dakwah. Untuk memperjelas adanya hubungan antara dua cabang ilmu pengetahuan ini, dapatlah digambarkan sebagai berikut:
ID = Ilmu Dakwah
P = Psikologi
PD = Psikologi Dakwah
X = Titik temu keduanya.
Dari gambar tersebut diatas menunjukkan bahwa Psikologi Dakwah meletakkan dasar pertemuan dengan jalan meminjam lapangan yang ada pada kedua bidang ilmu itu, kemudian atas dasar itu maka Psikologi Dakwah menemukan prinsipnya sendiri. Walau demikian tidaklah dapat dikatakan bahwa Psikologi Dakwah semata-mata merupakan percobaan untuk membawa bersama dua pendekatan yang berbeda itu terhadap studi ten-tang manusia. Sebaliknya Psikologi Dakwah mempunyai pokok pembahasan yang khusus, pandangan yang khas dan menentukan sendiri rumusan-rumusannya, meskipun diakui juga bahwa is banyak berhutang budi terhadap disiplin tetangganya. Dengan demikian Psikologi Dakwah merupakan interdisipliner yang mempunyai objek pembahasan tersendiri.
Objek Material Psikologi adalah Manusia sebagai makhluk yang berjiwa. Objek Material Dakwah ialah Manusia sebagai makhluk yang ber-Ketuhanan. Jadi, Objek Material Psikologi Dakwah yaitu Manusia sebagai objek psikologi dan sebagai sasaran dakwah.
Objek Formal Psikologi adalah Tingkah laku manusia se¬bagai pernyataan gejala-gejala jiwanya. Objek Formal Dakwah ialah Manusia (individu, keluarga, kelompok, kaum, masyara¬kat) untuk diarahkan ke jalan Tuhannya. Jadi, Objek Formal Psikologi Dakwah yaitu Manusia dengan segala tingkah laku¬nya yang terlibat dalam proses kegiatan dakwah.
Ruang Lingkup Pembahasan
Psikologi Dakwah merupakan kesatuan analisis terhadap tingkah laku manusia melalui pendekatan psikologis dan dak¬watologis yang interdisipliner. Sebagai pembahasan yang mem-pedomani psikologi, maka psikologi dakwah ini termasuk di dalam ruang lingkup pembicaraan Psikologi Teoretis Khusus, dan juga dalam Psikologi Praktis Aplikatif. Sebagai pembahasan yang memijaki ilmu dakwah, maka psikologi dakwah ini terma¬suk di dalam skop (scope) pembicaraan Metode Dakwah. Untuk menggambarkan ruang lingkup pembahasan psikologi dakwah secara khusus maka dapatlah dijelaskan sekurang-kurangnya meliputi:
1. Pengertian dan objek Psikologi Dakwah
2. Pembahasan tentang Psikologi
3. Beberapa Aspek Dakwah
4. Manusia dan Tingkah Lakunya
5. Tujuan Psikologi Dakwah
6. Esensi Psikologi Dakwah
METODE PEMBAHASAN
Metode mempelajari ilmu pengetahuan yang mana pun pada dasarnya hanya berkisar kepada tiga macam metode,
yaitu metode penentuan objek, metode pengumpulan data dan metode analisis data. Dengan demikian Psikologi Dakwah dapat digolongkan ke dalam metode pengumpulan data.
Metode ini dapat dijabarkan menjadi:
1. Metode Eksperimental
Yaitu metode yang subjeknya dengan sengaja menciptakan suasana atau menimbulkan situasi dan reaksi pada objek untuk memperoleh data-data.
Metode ini bisa berbentuk:
a. Introspeksi: metode pemeriksaan dengan cara meminta kepada objek untuk melahirkan segala peristiwa psikis, setelah is mengalami sesuatu (pernyataan).
b. Perangsang: metode dengan cara memberikan rangsangan¬rangsangan kepada objek apakah disadari atau belum, re¬aksi apakah yang timbul (test).
c. Klinis: metode tanya jawab dengan klien (dialog).
d. Angket: metode dengan menggunakan sederetan per¬tanyaan yang harus dijawab oleh objek untuk didata (interview).
2. Metode Non-Eksperimental
Yaitu metode yang subjeknya hanya menunggu timbulnya reaksi atau munculnya peristiwa dari objek sebagai manusia sumber data.
Metode ini bisa berbentuk:
Ekstrospeksi: metode dengan mengamati objek dan mencatat gerak-gerik, hal-ihwal dan tingkah-lakunya (observasi).
Dengan demikian, metode yang dipakai dalam penelitian Psikologi Dakwah adalah metode ilmiah, yakni mempelajari fakta¬fakta secara objektif segala tingkah-laku dengan tidak memi¬hak atau mencemooh terlebih dahulu dengan pendapat kits sendiri, sehingga dengan begitu dapat diketahui dinamika kepribadiannya (objek), prilakunya seperti itu, kemudian setelah di¬analisis atau diagnosis kita dapat memilihkan materi serta me¬tode apa yang mungkin dapat diterapkan.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka dapatlah dirumuskan suatu pengertian tentang Psikologi Dakwah, yaitu:
Psikologi: Ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya. Emu Dak¬wah adalah ilmu pengetahuan tentang strategi penyampaian ni-lai-nilai Islam kepada masyarakat manusia demi terwujudnya tata kehidupan yang imani dan realitas hidup yang islami.
Jadi, Psikologi Dakwah ialah ilmu pengetahuan yang mem¬pelajari tingkah laku manusia (aspek psikis) yang mungkin da¬pat dimanfaatkan dalam proses pelaksanaan dakwah (aspek dakwah) demi tercapainya tujuan dakwah secara maksimal dan optimal... (bersambung...)
0 komentar:
Posting Komentar