hedonis


Zaman berganti zaman, waktu berganti waktu, syaithan terus menerus akan berusaha menjerumuskan manusia. Berganti dari strategi satu kepada taktik dan manuver lainnya. Mencari cara dan jalan untuk menenggelamkan manusia ke dalam lautan kemaksiatan. Hal ini, demi melaksanakan sumpah dari bapak moyangnya, Iblis yang terlaknat, “Iblis mengatakan, ‘Karena Engkau telah menyesatkan aku, aku benar-benar akan menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus. Kemudian aku sungguh akan mendatangi mereka dari arah depan, belakang, kanan, dan kiri mereka. Dan Engkau (Ya Allah) tidak akan mendapati kebanyakan dari mereka sebagai orang yang bersyukur.’” [Q.S. Al-A’raf:16-17].
Ibnu Abbas  menafsirkan ayat di atas, “’…dari arah depan…’ yakni ‘aku akan membuat mereka ragu terhadap akhiratnya’, ‘…belakang…’ yakni ‘aku buat mereka mencintai dunia mereka’, ‘…kanan…’ yakni ‘aku akan memberikan pemikiran rancu terhadap agama mereka’, ‘…dan kiri mereka.’ yakni ‘aku akan membuat mereka menyukai maksiat’” [Tafsir Al-Quran Al-‘Azhim, Abul Fida` Ibnu Katsir ].
Demikianlah genderang peperangan dari syaithan telah ditabuh. Tinggal kita sebagai anak Adam menjadikannya seperti lawan atau kawan.
Nah, salah satu manuver yang diambil oleh syaithan adalah mempropagandakan sebuah paham yang konon disebut hedonisme. Apa sih sebenarnya paham ini? Bagaimana pandangan Islam? Simak dalam bahasan singkat berikut.
Definisi Hedonisme
Hedonisme adalah sebuah pemikiran yang berasal dari Yunani. Pemikiran ini awalnya berkisar pada mencari kebahagiaan dan menghindari kesulitan hidup di dunia, secara lahiriah dan batiniah. Namun, paham ini kemudian menyempit dan menjadi paham materialistis, mengutamakan kenikmatan yang berasal dari materi. Jadilah, orang yang terjangkiti virus ini akan menjadikan materi sebagai tujuan utama dan berfoya-foya dalam hidupnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hedonisme didefiniskan sebagai “pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup”. Jadi, seorang hedonis akan melakukan segala sesuatu sekehendak hatinya agar kenikmatan materi bisa ia capai. Seorang hedonis berpikir sempit dan pendek. Dia berpikir, “Saya suatu saat akan mati. Umur saya pendek. Jadi, saya akan pergunakan waktu saya sebaik-baiknya. Dengan apa? Dengan bersenang-senang, makan, minum, melampiaskan segala syahwat yang saya miliki, sekarang, sebelum mati.” Nah, inilah hedonisme.
Jika kita tilik, pemikiran seperti ini hampir sama dengan pemikiran yang telah disebutkan di dalam Al-Quran, “Dan mereka mengatakan, ‘Ini tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia (tidak ada kehidupan setelahnya), kita hidup dan kita mati. Tidak ada yang membinasakan kita kecuali waktu.’” [Q.S. Al-Jatsiyah:24].
Kehidupan seperti ini tak jauh beda dengan kehidupan hewan ternak. Seperti yang Allah firmankan, “Dan telah kami jadikan isi neraka dari jin dan manusia. Mereka memiliki qalbu tapi tidak mereka gunakan untuk berpikir, mereka memiliki penglihatan tapi tidak mereka gunakan untuk melihat, dan mereka memiliki pendengaran tapi tidak mereka gunakan untuk mendengar. Mereka itu seperti hewan ternak, bahkan mereka lebih sesat daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” [Q.S. Al-A’raf:179].
Pemahaman ini akan lebih parah jika si penderita tergolong orang pas-pasan. Dia akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan materi yang ia inginkan. Premanisme pun dijalani. Memalak, mencuri, menodong, menjambret, menipu, dan perilaku kriminal lain rela dia lakukan. Bahkan, jika dia seorang wanita, dia rela untuk menjual kehormatan dirinya demi sebatang HP yang kerap disebut Blackberry atau materi-materi lainnya.
Bagaimana Virus Ini Menyebar?
Sebuah fakta yang menyedihkan, virus hedonisme ini mulai merasuk ke dalam kehidupan bangsa Indonesia, mayoritasnya menimpa remaja. Mirisnya, sebagian kita tidak menyadarinya. Hal ini dikarenakan virus ini menyebar dengan lembut tapi cepat. Apalagi jika tidak dibentengi dengan iman. Beberapa hal yang memiliki andil besar dalam menyukseskan syaithan untuk menanamkan virus ini. Di antaranya:
  1. Faktor Lingkungan.
Yang dimaksud lingkungan di sini bukan hanya tetangga. Tetapi, termasuk di dalamnya juga orang tua. Orang tua memiliki peran yang besar terhadap perkembangan fisik dan mental anak. Jika waktu kecil anak dibiasakan dengan barang yang bermerek mahal tanpa ditanamkan rasa zuhud (kesederhanaan) pada anak, niscaya anak akan terbiasa untuk hidup mewah.
Tak kalah pengaruhnya, tetangga yang memiliki harta yang menyilaukan juga bisa memacu seseorang untuk berpemikiran hedonisme.
Keluarga jauh pun juga bisa memacu tumbuhnya virus ini. Bayangkan saat pertemuan keluarga berlangsung, beberapa keluarga mengendarai mobil mewah dan menampakkan beberapa kelebihan hartanya. Tablet PC, Blackberry, notebook, smartphone, dan semua gemerlap kemewahan dikeluarkannya. Apa kiranya yang terjadi jika anak yang masih labil dan tidak memiliki iman yang kuat melihat hal ini? Silakan kita jawab sendiri.
  1. Sajian Televisi.
Sadar atau tidak, diakui atau tidak, sinetron dan tayangan-tayangan lain di televisi telah merubah cara pandang (mindset) kita. Kita disuguhi dengan sebuah peran dengan mobil mewah, rumah megah, fasilitas lengkap, dan segudang materi lainnya. Maka, kita cenderung meniru apa yang kita tonton di layar kaca tersebut. Sebab, kita berpikir apa yang ada di layar kaca tersebut adalah sesuatu yang realistis dan ideal. Maka, kita pun akan meniru karakter di dalamnya.
Perlu kita perhatikan, efek televisi ini tidak hanya terjadi pada anak kecil dan remaja saja, orang dewasa pun juga sering menjadi korban TV.
  1. Kurangnya Ilmu Agama.
Ya, minimnya ilmu agama akan membuat kita larut dalam gaya hidup hedonisme ini. Karena, dia tidak mampu membedakan antara yang baik dan yang buruk. Satu-satunya yang menjadi patokan adalah kehendak dirinya. Padahal, Allah Yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui telah mengatur kehidupan manusia dengan syariat-Nya yang sempurna. Membentengi manusia dari pemikiran yang keliru dan mengisinya dengan pemahaman yang hakiki. Maka, jika ilmu ini hilang, hilanglah pedomannya.
Selamatkan Dirimu dan Keluargamu
Virus hedonisme ini bisa menyerang siapa saja termasuk kamu dan keluargamu. Padahal, virus ini sangat fatal sekali akibatnya. Dia tidak akan merasakan bahwa dia telah mengorbankan sesuatu yang paling utama demi mendapatkan secuil dari dunia yang fana. Nah, maka dari itu, kamu perlu melindungi kamu dan keluarga kamu dengan cara-cara berikut:
  1. Memperkuat kekebalan diri dari ancaman virus ini.
Caranya? Pelajari ilmu agama sejak dini. Dengan ilmu agama ini, kamu akan lebih siap menghadapi silaunya gemerlap dunia. Kamu akan mengetahui mana yang harus didahulukan jika ditawari secuil dunia ini. Karena, kamu punya pedoman yang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
  1. Menjauhi perantara tersebarnya virus ini.
Mungkin, sudah saatnya kamu matikan televisi kamu. Hati-hati, televisi ini banyak membawa virus buat kamu. Nggak cuma hedonisme yang dibawa, masih ada virus dan bakteri lain yang ikut numpang.
Hindari teman-teman yang materialis, yang cuma mau berteman kalau kamu punya harta. Soalnya, dia bukan teman sejati kamu. Kalau kamu nggak punya uang, siap-siap saja didepak. Plus, orang yang seperti ini membawa virus yang bisa menular ke kamu.
Stop berkhayal. Kalau kamu lihat barang mahal, nggak usah ngiler deh. Kata orang, “Mending makan singkong nyata daripada makan roti ngimpi.” Kalau kamu punya penghasilan yang halal, silakan saja kumpulkan duit kamu, kalau nggak, buang jauh-jauh mimpi ini.
  1. Diagnosa sejak dini.
Kenali virus ini sejak dini. Ketahui gejala-gejalanya. Kalau kamu mulai pengin meniru peran-peran yang ada di film, berarti mulai ada bibit virus ini. Basmi sebelum menyebar dan menggerogotimu.
Kalau kamu mulai nodongin orang tua pengin HP baru gara-gara teman kamu punya Blackberry, stop dulu. HP low end (HP biasa-biasa aja) juga nggak kalah fungsi kan? Paling juga buat SMS dan telepon. Qana’ahaja deh.
Nah, itu yang bisa kita bahas pada kesempatan kali ini. Simpel kan? Dipraktekin dong. Allahu a’lam bish shawab(Abdurrahman)

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.