JEDDAH  – Setelah Konsulat Jenderal  Republik Indonesia (KJRI) Jeddah menjanjikan pemulangan gratis 800  warga negara Indonesia (WNI) bermasalah yang sempat berunjuk rasa pekan  lalu, kini ratusan WNI membanjiri Madinatul Hujjad minta dipulangkan. 
   Sebagian mereka sengaja mencuri perhatian dengan menari-nari dan  berteriak-teriak di tengah jalan — yang merupakan hal tabu di Arab Saudi  — agar mereka ditangkap oleh pihak keamanan setempat untuk segera  dipulangkan ke Indonesia, kata siaran pers KJRI Jeddah, Selasa  (20/9/2011).
Hingga Senin (20/9), sekitar 1.000 WNI telah memasuki halaman  Madinatul Hujjad (gedung bekas asrama haji di Bndara Udara lama Jeddah),  800 di antaranya telah menjalani proses pendataan. 
Membludaknya WNI di Madinatul Hujjad itu terkait dengan gencarnya  pemberitaan di media massa di Indonesia terkait pemulangan gratis  tersebut. Sejumlah WNI yang membanjiri Madinatul Hujjaj mengaku mendapat  informasi tentang program pemulangan gratis dari televisi dan media  online dan juga mereka diinformasikan oleh keluarga di tanah air. 
Para WNI bermasalah tersebut berdatangan dari berbagai kota, menuju  kantor KJRI Jeddah dan berkerumun di sekitar gedung KJRI, menuntut agar  segera dipulangkan, demikian siaran pers KJRI Jeddah.
Berbeda dengan pemulangan masal sebelumnya, pemerintah Arab Saudi  kali ini hanya menyediakan halaman gedung Madinatul Hujjaj untuk  melakukan pendataan WNI bermasalah. 
Di halaman terbuka dengan suhu  panas yang menyengat, para WNI diminta berbaris dan antri untuk  menjalani BAP (Berita Acara Pemeriksaan).
WNI bermasalah yang umumnya kaum perempuan ini sempat melakukan aksi  unjuk rasa di sekitar gedung KJRI Jeddah selama tiga hari pada pekan  lalu yang berdampak pada penghentian pelayanan di Kantor Perwakilan RI  itu selama dua hari. 
Pelayanan KJRI Jeddah dibuka kembali pada Ahad (18/9) setelah para  WNI tersebut membubarkan diri menyusul mereka memperoleh kepastian bahwa  proses pendataan akan segera dilakukan atas koordinasi dengan pihak  imigrasi Arab Saudi.
sumber 
Rabu, 21 September 2011

0 komentar:
Posting Komentar