Dalam beberapa nash Al-Qur’an dan As-Sunnah seringkali kita mendapati beberapa nama binatang dan tumbuhan. Ada beberapa di antaranya kita kenal, ada juga yang tidak. Pada kesempatan ini, saya akan coba membantu rekan-rekan sekalian untuk mengenal melalui visualisasinya, terutama beberapa jenis yang agak asing di mata kita atau keberadaannya tidak ada di Indonesia.
1.      Al-Baghal (peranakan kuda dan keledai).
عن جابر بن عبد اللّه قال: ذبحنا يوم خيبر الخيل والبغال والحمير، فنهانا رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم عن البغال والحمير، ولم ينهنا عن الخيل.
Dari Jaabir bin ‘Abdillah, ia berkata : “Kami pernah menyembelih kuda, bighaal, dan keledai pada hari Khaibar. Lalu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam melarang kami memakan daging bighaal dan keledai, akan tetapi tidak melarang kami memakan daging kuda” [Diriwayatkan oleh Ahmad 3/356, Abu Daawud no. 3789, dan yang lainnya; shahih].

Gambar 1. Baghal.
2.      Adl-Dlabu’ (Hyena).[1]
عن بن أبي عمار قال قلت لجابر : الضبع صيد هي قال نعم قال قلت آكلها قال نعم قال قلت له أقاله رسول الله صلى الله عليه وسلم قال نعم
Dari Abu ‘Ammaar ia berkata : Aku bertanya kepada Jaabir : “Apakah hyena (adl-dlabu’) termasuk hewan buruan ?”. Ia menjawab : “Ya”. Aku bertanya : “Bolehkah untuk memakannya ?”. Ia menjawab : “Ya”. Aku kembali bertanya kepadanya : “Apakah (pembolehan) itu dikatakan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam ?”. Ia menjawab : “Ya” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi no. 851 & 1791, Abu Dawud no. 3801, Ibnu Majah no. 3085, ‘Abdurrazzaq no. 8682, Ibnu Hibbaan no. 3964, dan yang lainnya; shahih].

Gambar 2. Adl-Dlabu’ atau Hyena dari spesies Spotted Hyena (Crocuta crocuta).
Dari sisi fiqh, telah ada sedikit pembahasannya di sini.
3.      Burung Salwaa.[2]
Allah ta’ala berfirman :
وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ وَأَنْزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَى
“Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu manna dan salwaa” [QS. Al-Baqarah : 57].
Sebagian ulama mengatakan bahwa salwaa adalah sejenis burung yang menyerupai burung Samaaniy (Quail).

Gambar 3. Burung Salwaa dari jenis Common Quail (Coturnix coturnix).
4.      Burung Hudhud.
Allah ta’ala berfirman :
وَتَفَقَّدَ الطَّيْرَ فَقَالَ مَا لِيَ لا أَرَى الْهُدْهُدَ أَمْ كَانَ مِنَ الْغَائِبِينَ
“Dan dia (Sulaiman) memeriksa burung-burung lalu berkata: "Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir” [QS. An-Naml : 20].

Gambar 4. Burung Hudhud dari jenis Eurasian Hoopoe (Upupa epops).[3]
5.      Burung Shurad.
عن ابن عباس قال: إن النبي صلى اللّه عليه وسلم نهى عن قتل أربع من الدوابِّ النملة، والنحلة، والهدهد، والصُّرَدِ.
Dari Ibnu ‘Abbaas, ia berkata : “Sesungguhnya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah melarang membunuh empat jenis hewan : semut, lebah, burung hud-hud, dan burung shurad” [Diriwayatkan oleh Ahmad 1/332, Abu Daawud no. 5267, Ibnu Majah 3224, dan yang lainnya; shahih].

Gambar 5. Burung Shurad dari jenis Red-backed Shrike (Lanius collurio).[4]
6.      Burung ‘Ushfuur (Sparrow).[5]
عن عبد الله بن عمرو رضى الله تعالى عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال ما من إنسان يقتل عصفورا فما فوقها بغير حقها إلا سأله الله عز وجل عنها يوم القيامة قيل يا رسول الله وما حقها قال حقها أن يذبحها فيأكلها ولا يقطع رأسها فيرمي به
Dari ‘Abdullah bin ‘Amru radliyallaahu ta’alaa ‘anhumaa, dari Nabi shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tidak ada seorang pun yang membunuh seekor burung ‘ushfuur atau yang lebih dari itu tanpa haknya, kecuali Allah ‘azza wa jalla akan bertanya kepadanya pada hari kiamat tentang apa yang diperbuatnya itu”. Dikatakan kepada beliau : “Wahai Rasulullah, apa haknya ?”. Beliau menjawab : “Agar menyembelihnya, lalu memakannya, dan ia tidak memotong kepalanya lalu membuangnya begitu saja” [Diriwayatkan oleh Al-Haakim 4/233, dan ia berkata : ‘Sanadnya shahih’].

Gambar 6. Burung ‘Ushfuur dari jenis Arabian Golden Sparrow (Passer euchlorus).
7.      Burung Bulbul (tambahan dari syair).[6]
Seorang penyair pernah berkata :
 أحرام على بلابله الوح  ***  حلال للطير من كل جنس
“Apakah pohon besar itu diharamkan bagi burung bulbul – namun dihalalkan bagi burung-burung yang lain ?”.

Gambar 7. Burung Bulbul dari jenis Red-vented Bulbul (Pycnonotus cafer)
8.      Dlabb (kadal gurun).
عن ابن عباس رضي الله عنهما قال: أهدت خالتي إلى النبي صلى الله عليه وسلم ضِبَاباً وأقِطاً ولبناً، فوُضِعَ الضب على مائدته، فلو كان حراماً لم يُوضع، وشرب اللبن، وأكل الأقِطَ.
Dari Ibnu ‘Abbaas radliyallaahu ‘anhumaa, ia berkata : Bibiku pernah memberi hadiah kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam daging dlabb, keju, dan susu. Daging dlabb itu ditaruh di atas hidangan beliau. Seandainya daging itu haram, niscaya daging dlabb tidak akan ditaruh di situ. Lalu beliau meminum susu dan memakan keju” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 5402].

Gambar 8. Dlabb (kadal gurun)
Catatan : Dlabb tidak sama dengan biawak.
9.      Wazagh.[7]
عن عامر بن سعد، عن أبيه؛ أن النبي صلى الله عليه وسلم أمر بقتل الوزغ. وسماه فويسقا.
Dari ‘Aamir bin Sa’d, dari ayahnya : Bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan membunuh wazagh, dan beliau menamakannya binatang fasiq” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2238, Abu Daawud no. 5262, Ibnu Hibbaan no. 5635, dan yang lainnya].

Gambar 9. Wazagh (Cyrtopodion scabrum) – atau di sini.
Catatan : Ada dua hal penting yang perlu ditekankan di sini :
a.    Apakah wazagh sama dengan cecak rumah atau tokek ?. Jawabnya tidak, karena jenisnya beda. Cecak nama latinnya adalah Cosymbotus platyurus. Ia bertemu dengan wazagh pada tingkat Famili (Gekkonidae). Begitu juga dengan tokek (Gekko sp.).
b.    Apakah perintah membunuh wazagh bisa diqiyaskan dengan perintah membunuh cecak atau tokek ?. Wallaahu a’lam – mungkin ada rekan yang dapat membantu.
10.   Pohon Tiin.[8]
Allah ta’ala berfirman :
وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ
“Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun” [QS. At-Tiin : 1].

Gambar 10. Pohon Tiin (Ficus carica).
11.   Pohon Zaituun.[9]
Allah ta’ala berfirman :
مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لا شَرْقِيَّةٍ وَلا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ
“Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api” [QS. An-Nuur : 35].

Gambar 11. Buah, daun, dan ranting pohon Zaitun (Olea europaea).
12.   Pohon Utrujah.[10]
عن أبي موسى الأشعري قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (مثل المؤمن الذي يقرأ القرآن كمثل الأترُجَّة، ريحها طيِّب وطعمها طيِّب. ومثل المؤمن الذي لا يقرأ القرآن كمثل التمرة، لا ريح لها وطعمها حلو. ومثل المنافق الذي يقرأ القرآن مثل الريحانة، ريحها طيِّب وطعهما مر. ومثل المنافق الذي لا يقرأ القرآن كمثل الحنظلة، ليس لها ريح وطعمها مر).
Dari Abu Muusaa Al-Asy’ariy, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam : “Permisalan seorang mukmin yang membaca Al-Qur’an bagaikan buah Utrujah, baunya wangi dan lezat rasanya. Sedangkan seorang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an, maka ia seperti tamr (kurma), tidak berbau tetapi manis rasanya. Permisalan seorang munafiq yang membaca Al-Qur’an seperti raihan, baunya wangi akan tetapi rasanya pahit. Sedangkan permisalan seorang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an, maka ia seperti buah handhalah, tidak wangi lagi pahit rasanya” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 5427 dan Muslim no. 797]

Gambar 12. Pohon Utrujah/Jeruk Pepaya/Adams Apple/Citron (Citrus medica).
Di negeri kita, pohon/buah ini sejenis dengan limau, misal limau nipis (Citrus aurantifolia).[11]
13.   Tumbuhan Raihaan.[12]
Dalilnya sama dengan di atas.

Gambar 13. Pohon Raihaan (Ocimum pilosum).
Catatan : Raihaan ini sejenis kemangi yang ada di negeri kita.[13]
14.   Tumbuhan Handhalah.[14]
Dalilnya sama dengan di atas.

Gambar 14. Handhalah/Bitter Apple (Citrullus colocynthis).
15.   Tumbuhan (penghasil) Al-Habbatus-Saudaa’.[15]
عن أبي هريرة سمع رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول ((إن في الحبة السوداء شفاء من كل داء، إلا السام)).
Dari Abu Hurairah bahwasannya ia mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya dalam Al-Habbatus-Saudaa’ terdapat obat bagi segala macam penyakit, kecuali kematian” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 5688, Muslim no. 2215, Ibnu Maajah no. 3447, dan yang lainnya].

Gambar 15. Tumbuhan (penghasil) Al-Habbatus-Saudaa’ (Nigella sativa).
16.   Tumbuhan Araak penghasil kayu Siwaak.[16]
عن أبي موسى؛ قال: دخلت على النبي صلى الله عليه وسلم وطرف السواك على لسانه.
Dari Abu Muusaa, ia berkata : Aku pernah masuk menemui Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan saat itu ujung siwaak ada di mulut beliau” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 244, Muslim no. 254, An-Nasaa’iy no. 3, Ibnu Khuzaimah no. 141, Ibnu Hibbaan no. 1073, dan yang lainnya].

Gambar 16. Tumbuhaan Araak penghasil kayu Siwaak (Salvadora persica).
17.   Pohon Gharqad.[17]
عن أبي هريرة؛ أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال "لا تقوم الساعة حتى يقاتل المسلمون اليهود. فيقتلهم المسلمون. حتى يختبئ اليهود من وراء الحجر والشجر. فيقول الحجر أو الشجر: يا مسلم! يا عبدالله! هذا يهودي خلفي. فتعال فاقتله. إلا الغرقد. فإنه من شجر اليهود".
Dari Abu Hurairah : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda : “Tidak akan tegak hari kiamat hingga kaum muslimin memerangi orang-orang Yahudi. Kaum muslimin membunuh mereka hingga ada orang Yahudi bersembunyi di belakang batu dan pohon, namun batu dan pohon itu berkata : ‘Wahai Muslim, wahai hamba Allah, ini orang Yahudi ada di belakangku. Kemarilah dan bunuhlah ia. Kecuali pohon Gharqad (yang tidak mengatakan itu), karena ia adalah pohon orang Yahudi” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 2926, Muslim no. 2922, dan yang lainnya].

Gambar 17. Daun, bungan dan ranting pohon Gharqad atau Boxthorn (Lycium sp.).
18.   Dan yang lainnya.
Itulah di antara hewan dan tumbuhan yang disebutkan dalam beberapa nash, yang mungkin sedikit asing bagi sebagian rekan-rekan. Sangat mungkin masih ada jenis lain yang disebutkan dalam nash yang itu di luar memori saya saat ini, sehingga tak tersebut dalam artikel ini. Rekan-rekan bisa menambahkannya.
Semoga informasi ringan ini ada manfaatnya.
Wallaahu a’lam bish-shawwaab.
Mohon doa kebaikan bagi pemilik Blog ini....
[abul-jauzaa’ – wonokarto, wonogiri, 57612 – 9 Ramadlaan 1432 H].


[1]      Keterangan mengenai jenis ini, dapat dibaca di : sini.
[2]      Keterangan mengenai jenis ini, dapat dibaca di sini.
[3]      Keterangan mengenai jenis ini, dapat dibaca di sini.
[4]      Keterangan mengenai jenis ini, dapat dibaca di sini.
[5]      Keterangan mengenai jenis ini, dapat dibaca di sini.
[6]      Keterangan mengenai jenis ini, dapat dibaca di sini.
[7]      Keterangan mengenai jenis ini, dapat dibaca di sini dan di sini.
[8]      Keterangan mengenai jenis ini, dapat dibaca di sini dan di sini.
[9]      Keterangan mengenai jenis ini, dapat dibaca di sini dan di sini.
[10]     Keterangan mengenai jenis ini, dapat dibaca di sini dan di sini.
[11]     Keterangan mengenai jenis ini, dapat dibaca di sini.
[14]     Keterangan mengenai jenis ini, dapat dibaca di sini dan di sini.
[15]     Keterangan mengenai jenis ini, dapat dibaca di sini.
[16]     Keterangan mengenai jenis ini, dapat dibaca di sini dan di sini.
[17]     Keterangan mengenai jenis ini, dapat dibaca di sini.

Sumber: http://abul-jauzaa.blogspot.com/2011/08/mengenal-beberapa-hewan-dan-tumbuhan.html

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.