Jakarta (voa-islam) – Dalam sepekan ini, Densus 88 telah menangkap sejumlah orang yang diduga teribat terorisme. Meski tak didapati bukti yang kuat, nampaknya Densus menyimpan banyak nama untuk dijadikan target penangkapan. Seperti biasa, dalam setiap aksinya, Densus 88 acapkali bersikap brutal.
Seperti diberitakan sebelumnya, Selasa, 5 Juli 2011, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri, menggeledah rumah kontrakan NS, terduga teroris di Kampung Sawah Indah no 61 RT 04 RW 08, Kelurahan Bojong Pondok Terong, Kecamatan Cipayung, Kota Depok. Namun petugas tidak menemukan barang bukti senjata api yang dicari.
Di lokasi penggerebekan dilakukan pada pukul 17.00 WIB. Sekitar 15 anggota Densus, mendobrak rumah kontrakan berukuran sekitar 2,5 x 6 meter. Informasi yang dihimpun, rumah tersebut dihuni oleh terduga teroris berinisal NS alias AU (40 tahun). NS sendiri sudah ditahan oleh Densus.
Di kontrakan tersebut NS tinggal bersama istrinya, IS (40 tahun) dan tiga anaknya FM (laki-laki berusia 18 tahun), AL (15 tahun) perempuan, dan ZSM (laki-laki 9 tahun). Diketahui, IS merupakan istri kedua dari NS.Usai menggeledah rumah NS di Cipayung, petugas kemudian bergerak ke Sawangan, Depok.
Dalam waktu bersamaan, (Selasa, 05/07/2011), Densus 88 menggerebek sebuah rumah berukuran 5 X 6 meter di RT 006/ Rw 10, Jl Kampung Baru, Kembangan Utara, Jakarta Barat, sekitar pukul 14.25 WIB. Petugas mengamankan satu orang dari rumah itu dan menyita senjata laras panjang M-16 dan delapan butir peluru.dari dalam lemari pakaian.
Petugas masuk kemudian mencokok terduga teroris Sy alias A dari dalam rumah itu.
Saat dibawa keluar terlihat Sy mengenakan jaket dan celana panjang hitam. Pada saat penggerebekan Sy sedang istirahat dengan ditemani istri dan tiga putrinya. Salah seorang putri Sy yang berusia belasan tahun terlihat menangis saat petugas membawa Sy.
Esok harinya, (Rabu, 6 Juli 2011), Densus 88 melakukan penggeledahan rumah yang diduga sebagai tempat tinggal terduga teroris di di Jalan Melati 8 RT 12/9, Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Densus juga mengamankan beberapa barang bukti yang berada di rumah tersebut.
Selanjutnya, Kamis (7 Juli 2011), Densus 88 kembali menangkap seorang terduga teroris berinisial MM di rumah kontrakannya di Jl Darma Wanita IV RT 11 RW 2 Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat pada pukul 10.00 WIB. MM selama ini dikenal sebagai tukang bekam. Dalam penggeledahan tersebut, Densus 88 menyita perangkat keras komputer.
Hanya berkisar 30 menit, di hari yang sama (Kamis, 7 Juli 2011), Densus menangkap satu orang penghuni rumah kontrakan di Jalan Cendrawasih, RT 6/RW 6, Cengkareng, Jakarta Barat, pukul 03.00 WIB. Terduga teroris itu berinisial S (50). Menurut tetangga S, Yanto, S sudah tinggal di rumah itu sekitar 10 tahun. Menurut Yanto, S yang sehari-hari bekerja dengan membuka bengkel.
Jarak lokasi penangkapan S dengan MM juga agak jauh sekitar 10-15 KM. Saat menggeledah rumah kontrakan tersebut Densus menyita antara lain pedang dan senapan angin.Usai penggeledahan, tampak seorang perempuan berjilbab dan seorang anak laki-laki berusia 9 tahun menangis. "Yang sempat diamankan itu seperti buku jihad, pedang, senapan angin dan pipa," ujar ketua RW 6, Suganda, yang mendampingi penggeledahan oleh Densus.
Selang beberapa hari kemudian, Senin (11 Juli 2011), Polisi menangkap kelompok Abu Umar Cs, diantaranya: Muhammad Ichwan (41) alias Zulfikar alias Abdullah alias Abu Umar alias Indra Kusuma alias Andi Yunus alias Nico Salman dibekuk di Perumahan Griya Waringin, Bogor, pada Senin 4 Juli 2011. Saat penggerebekan, polisi menyita barang bukti yang disita 1 pucuk senapan angin, senjata jenis SNW dan 50 butir peluru. Polisi juga menangkap 10 anak buah Abu Umar.
Kelompok Abu Umar Cs yang konon berencana melakukan penembakan bersenjata di Kedubes Singapura. Rencana itu terkuak berdasarkan pengakuan Abu Umar dalam pemeriksaan.
Seorang polisi berpangkat perwira mengatakan, Singapura akan dijadikan target, karena dianggap berkiblat kepada Israel. "Mereka juga mengincar Polsek Metro Cengkareng dan Polsek Metro Kebun Jeruk. Survei untuk penembakan itu dilakukan anak buah Umar yakni Mamo, dan, Dodi alias Beni, serta Samin. Dua kantor polisi itu dianggap markas thogut," jelas polisi.
Masih kata perwira polisi itu, Kelompok Abu Umar ini terbilang pemain baru, namun mereka memiliki jaringan dengan yang lama. Senjata yang mereka punya didapat dari Filipina. Hingga kini Abu Umar Cs masih diperiksa tim Densus 88. Mereka dijerat dengan pidana terorisme. (Desastian/dtk/dbs)
sumber
Rabu, 13 Juli 2011
0 komentar:
Posting Komentar