Adanya sebagian ulama yang mendukung penguasa sekuler yang beragama Islam bukanlah suatu yang baru. Sejak pemeritahan sekuler bertapak di negara umat Islam pasca penjajahan barat ke atas negara Islam. Golongan ulama penyokong ini membantu bertahan dan berlangsungnya penguasa sekuler hingga hari ini. Kebangkitan perjuangan ke arah Islam yang universal banyak dihambat kemajuannya oleh fatwa, hukum, pandangan dan penentangan dari segolongan ulama yang terus menyokong pemerintahan sekuler.

Para ulama pendukung penguasa sekuler itu menjadi sebab besar kekeliruan umat dan rakyat di dalam memahami perjuangan Islam, bahkan di dalam memahami agama Islam yang benar dan asli. Sebelum rakyat tewas, ulama ini telah tewas lebih awal. Mereka gagal berperanan karena mereka sendiri memiliki tubuh yang cacat di sana sini. Era penjajahan yang panjang mewariskan Islam yang semakin terpinggir. Pengajaran dan pendidikan Islam yang merupakan nadi kekuatan umat telah menjadi mangsa serangan musuh yang dirancang rapi untuk dirusakkan hingga ke akar akarnya. Maka lahirlah di depan umat sebuah Islam dalam maknanya yang tidak asli, layu dan jauh dari pejuang dan pendukungnya yang benar.

Inilah Islam yang didukung oleh ulama jenis tadi dan pemerintah sekuler muslim menjadikan mereka sebagai tongkat yang memberi mereka kekuatan untuk terus menjadi penguasa yang batil ke atas umat Islam sehingga kini.

***

Mereka ini cukup untuk digolongkan dalam dua aliran;

Pertama, aliran nifaq dan penipu yang hidup untuk dunia. Inilah golongan yang menjual agama dengan kehidupan dunia. Apabila didesak dan ditanya mengapa mereka sanggup membelakangi kebenaran, mereka tidak segan untuk menjawab bahwa kami hanya mau cari makan, kami mau kenyamanan sebagaimana orang lain, kami memilih untuk menjauhi pertikaian dan kemudharatan dan kami sudah diberi kedudukan baik untuk menyebarkan Islam (Islam yang cacat)!

Ulama suu’. Ulama jahat. Inilah nama yang dilabelkan Islam ke atas golongan ulama jenis ini yang sering diperingatkan oleh Allah dan rasulNya saw dengan adzab yang pedih dari sisi Allah karena menyembunyikan kebenaran dan meridhai kemungkaran di hadapan mereka.

Kedua, aliran lemah dan jahil mengenai perjuangan Islam dan dakwah. Dalam denyut dan nada yang ikhlas untuk agama, mereka menyeru kepada Islam sedangkan mereka sebenarnya memimpin dan menunjuk kepada kesamaran dan kekeliruan. Ia bermula dari pemahaman mereka sendiri terhadap Islam, dakwah dan perjuangan yang cetek dan lemah.

Mereka mengenali Islam dan mempelajarinya di luar lingkungan perjuangan, sedang agama ini mestilah difahami dan dihidupkan di dalam dunianya, acuannya yang ditetapkan Allah. Acuan Allah.

Aliran kedua ini bukanlah seburuk aliran pertama yang telah rusak keikhlasan dan telah membesar kerakusan mereka terhadap kemewahan duniawi yang diterima. Aliran ini walau bagaimanapun adalah penyakit yang perlu dirawat dan rawatannya adalah rumit karena ia melibatkan kumpulan pemuka agama yang kepada merekalah tergadai kepercayaan umat dan ke atas merekalah tanggung jawab memimpin umat ini.



***

Beberapa inti persoalan, yang menjadikan aliran ini berlawanan dengan kelompok perjuangan

Islam yang syumul yang berjalan di atas sunnah al Rasul yang jelas dan terang benderang adalah;

1) Perihal sekularisme: Aliran ini walaupun memahami bahaya sekularisme tetapi masih meladeninya dan menganggap ia bukan bahaya besar umat dan bisa diobati dengan mudah melalui nasehat dan teguran terhadap pemerintah. Padahal justru mereka kekal mendukung pemerintah sekular dengan harapan mampu mengislamkan mereka. Sebaliknya, aliran perjuangan Islam memutuskan bahwa sekularisme adalah puncak utama kejatuhan umat Islam dan ia menjadi senjata ampuh musuh untuk menghancurkan tamadun Islam dan umatnya. Bahkan gerakan Islam melihat bahwa kebangkitan Islam dan kemajuannya tidak mungkin tercapai sehinggalah faham sekularisme ini dicabut dari akar akarnya dengan menukar pemerintahan Islam yang tulen dan syumul.

2) Perihal faham nasionalisme: Aliran ini melihat semangat kebangsaan adalah tidak bertentangan dengan Islam. Maka kedua-duanya berkepentingan bersama. Bahkan apabila pemerintah menjadikan kebangsaan sebagai dasar pemerintahan, mereka mempertahankannya dan melihatnya sebagai kemenangan untuk Islam. Sebaliknya, aliran perjuangan Islam yang syumul melihat faham nasionalisme adalah umpan penjajah yang dilepaskan ke seluruh dunia Islam untuk menjauhkan mereka dari Islam yang bersifat universal dan juga untuk memecah-belah kesatuan umat Islam sedunia agar menjadi lumpuh dan hancur selama-lamanya. Oleh karena itu memerangi fahaman ini dengan menukarkannya dengan fahaman Islam yang menyeluruh, universal dan sederhana di sisi perjuangan Islam adalah kewajiban yang mesti dilaksanakan.

3) Perihal teguran dan jihad terhadap pemerintah: Aliran ini melihat pemerintahan umat Islam hari ini mestilah ditaati sebagaimana arahan Allah dan rasulNya. Semua pelanggaran terhadap agama seperti kedzaliman, suap dan sebagainya hendaklah diselesaikan melalui nasehat dan teguran yang tidak menjatuhkan pemerintahan. Gerakan menjatuhkan dan menukar pemerintahan dengan apa cara sekalipun adalah bertentangan dengan Islam dan disifatkan sebagai pendurhakaan terhadap agama.

Sebaliknya, aliran perjuangan Islam melihat bahwa pemerintahan Islam yang dzalim dan keluar dari tuntutan agama berhak dan mesti ditukar jika mereka terus dan enggan berubah.

Kesalahan hanya berlaku jika usaha itu membawa kepada pertumpahan darah yang disengajakan seperti menghulurkan senjata ke arah pemerintah. Islam mengharamkan pertumpahan darah sesama umat syahadah.

4) Perihal dakwah dan perjuangan Islam: Aliran ini menafsirkan kalimah ‘hikmah’ dalam berdakwah dengan tafsiran yang berbeda dengan aliran perjuangan Islam. Mereka dilihat lebih memilih jalan kompromi demi menjaga hati pemerintah dan demi memperolehi tempat dan jabatan yang mengekalkan mereka dalam roda pemerintahan. Bagi mereka, kekal dalam pemerintahan dan mengelak pertikaian dengan mereka adalah hikmah besar untuk kebaikan Islam.

Pemahaman mereka seperti ini di sisi aliran perjuangan Islam adalah tafsiran yang mencacatkan pengertian hikmah dan perlaksanaannya. Di sinilah kedua-dua aliran tersebut bertabrakan.

5) Perihal jamaah Islam: Aliran ini melihat bahwa jamaah Islam adalah setiap umat yang menyeru kepada al makruf dan mencegah kemungkaran walaupun mereka tidak terikat dengan kumpulan Islam yang terikat dengan peraturan dan syarat jama’ie. Oleh karena itu keperluan untuk menyokong atau mendukung jamaah-jamaah Islam adalah tidak perlu selagi mereka berkerja untuk Islam juga. Taat kepada pemerintah adalah karena pemerintah adalah jamaah Islam juga. Sebaliknya, bagi aliran perjuangan Islam penting kewujudan jamaah Islam yang dilengkapi peraturan, ciri, syarat dan visi perjuangan yang membawa umat Islam yang hanyut tanpa khilafah yang menaungi mereka hari ini ke arah kehidupan Islami yang tunduk dan wala’ kepada pemimpin Islam di dalam jamaah sehingga lahir khilafah yang baru. Kesempurnaan Islam adalah pada mengikat diri pada jamaah Islam yang syumul.

Inilah 5 inti permasalahan yang memisahkan dan membedakan ulama aliran sekuler dengan aliran perjuangan Islam yang dipelopori gerakan-gerakan Islam di serata dunia. Tidak akan pernah bertemu antara Hak dan Batil... selama lamanya. Jika tidak dibarisan yang benar maka diri berada dalam barisan batil.

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.