Bintang ta’birnya adalah : orang-orang yang mulia.
Mimpi melihat bintang dalam keadaan yang elok atau yang berubah dari yang semestinya, maka mengandung ta’bir dari kalangan orang-orang mulia dalam negeri itu.
Mimpi melihat bintang dalam keadaan yang elok atau yang berubah dari yang semestinya, maka mengandung ta’bir dari kalangan orang-orang mulia dalam negeri itu.
Bintang Al Mirrikh, ta’birnya adalah : pemilik persenjataan raja.
Bintang Zuhal, ta’birnya adalah : pemilik siksa (algojo)
Bintang Al Musytari, ta’birnya adalah : bendaharawan Negara, dan kadang-kadang ta’birnya lelaki alim yang agung.
Bintang Zuhroh, ta’birnya adalah : Permaisuri raja.
Bintang ‘Uthorid, ta’birnya adalah : Sekretaris Negara (kerajaan).
Bintang Zuhal, ta’birnya adalah : pemilik siksa (algojo)
Bintang Al Musytari, ta’birnya adalah : bendaharawan Negara, dan kadang-kadang ta’birnya lelaki alim yang agung.
Bintang Zuhroh, ta’birnya adalah : Permaisuri raja.
Bintang ‘Uthorid, ta’birnya adalah : Sekretaris Negara (kerajaan).
Barang siapa yang bermimpi memiliki bintang-bintang tersebut atau salah satu dari padanya, maka dia akan memiliki kemuliaan menurut kadar apa yang dimimpikannya.
Barang siapa yang bermimpi memelihara bintang-bintang, maka sebagai ta’birnya adalah dia akan mengatur urusan-urusan manusia.
Barang siapa yang bermimpi makan bintang - bintang atau sesuatu darinya, maka dia akan makan harta orang-orang mulia.
Dan apabila bermimpi melihat planet-planet berhimpun menjadi satu, maka menunjukkan bahwa dia akan melaksanakan urusan-urusan orang mulia.
Barang siapa yang bermimpi makan bintang - bintang atau sesuatu darinya, maka dia akan makan harta orang-orang mulia.
Dan apabila bermimpi melihat planet-planet berhimpun menjadi satu, maka menunjukkan bahwa dia akan melaksanakan urusan-urusan orang mulia.
Dan mimpi melihat bintang-bintang berjatuhan dari langit bumi, sebagai pertanda akan ada siksaan dari Alloh SWT yang turun pada tempat yang dijatuhi bintang itu.
Mimpi bahwasanya dia memegang planet (bintang) dengan tangannya, dapat dita’birkan dengan kelahiran anak yang mulia. Dan bermimpi bahwa ada planet yang jatuh dari langit, jika yang bermimpi adalah orang kaya niscaya dia akan menjadi fakir dan jika dia fakir, maka akan dapat mati syahid. Seandainya bermimpi melihat bintang mundur ke belakang, maka sebagai pertanda sebuah bintang yang terbit pada tempat-tempat yang sunyi, dan bermimpi melihat poros bulan (bintang) yang beredar, takwilnya adalah dia akan mengadakan perlawatan.
Diceritakan ada seorang wanita datang kepada syeikh Muhammad bin Sirrin sedang beliau saat itu sedang makan.
Lalu wanita itu berkata: “Sesungguhnya saya bermimpi dengan suatu mimpi yang mengagumkan”. Beliau berkata: “Cobalah ceritakan !”.
Wanita itu menjawab: “Tidak, sehingga tuan selesai makan”. Setelah beliau selesai makan, maka berkatalah kepada wanita itu: “Cobalah ceritakan mimpimu itu !”.
Wanita itu mulai bercerita: “Saya bermimpi melihat bulan memasuki bintang tsurayya (bintang yang menunjukkan masa), sesudah itu ada suara-suara memanggil saya : ”hai wanita, teruskan mimpimu itu kepada syeikh Muhammad bin Sirrin,lalu ceritakan menurut apa adanya !”.
Ketika mendengar cerita itu, lalu beliau memegang tangannya seraya berkata: “bagaimanakah mimpimu tadi?”. Lalu wanita itu menceritakan kembali untuk kedua kalinya. Mendengar kisah itu, menjadi pucatlah wajah beliau dan beliaupun berdiri sambil memegang perutnya.
Mengamati peristiwa itu, saudara perempuan beliau bertanya: “Mengapa wajahmu jadi pucat?”. Jawabnya: “Betapa tidak, sedangkan wanita itu telah menyatakan bahwa saya akan tetap mati sesudah tujuh hari lagi”.
Kemudian nyatalah juga, bahwa sesudah tiba hari yang ke tujuh, maka beliau pulang ke haribaan Alloh Ta’Ala.
Ada kisah lainnya, bahwa ada seorang lelaki datang kepada syeikh Ja’far Ash Shodiq r.a seraya berkata:
“saya bermimpi bahwasanya saya memeluk bulan”. Beliau lalu bertanya: “Adakah engkau masih bujang (belum berumah-tangga)?”. Jawabnya: “Ya masih bujangan”. Beliau berkata: “Engkau akan kawin dengan seorang wanita yang paling baik dari para wanita yang ada pada waktu perkawinanmu itu.”.
Kemudian lelaki itu pergi dalam masa yang cukup lama, dan sesudah itupada saat dia menghadap lagi kepada Syeikh Ja’far r.a seraya berkata: “Ya tuan, saya telah mengawini seorang wanita di suatu kota yang saya pandang paling baik sendiri, hanya saja malam tadi saya bermimpi seolah-olah saya membawa bulan”. Beliau menjawab: “Isterimu ini nantinya akan melahirkan seorang anak yang paling bagus pada masanya”. Lelaki itu berkata: “Demi Alloh, dia sekarang sudah mengandung”. Maka sebagai kenyataannya memang tepat apa yang telah dita’birkan oleh Syeikh Ja’far Ash Shidiq itu.
Wanita itu menjawab: “Tidak, sehingga tuan selesai makan”. Setelah beliau selesai makan, maka berkatalah kepada wanita itu: “Cobalah ceritakan mimpimu itu !”.
Wanita itu mulai bercerita: “Saya bermimpi melihat bulan memasuki bintang tsurayya (bintang yang menunjukkan masa), sesudah itu ada suara-suara memanggil saya : ”hai wanita, teruskan mimpimu itu kepada syeikh Muhammad bin Sirrin,lalu ceritakan menurut apa adanya !”.
Ketika mendengar cerita itu, lalu beliau memegang tangannya seraya berkata: “bagaimanakah mimpimu tadi?”. Lalu wanita itu menceritakan kembali untuk kedua kalinya. Mendengar kisah itu, menjadi pucatlah wajah beliau dan beliaupun berdiri sambil memegang perutnya.
Mengamati peristiwa itu, saudara perempuan beliau bertanya: “Mengapa wajahmu jadi pucat?”. Jawabnya: “Betapa tidak, sedangkan wanita itu telah menyatakan bahwa saya akan tetap mati sesudah tujuh hari lagi”.
Kemudian nyatalah juga, bahwa sesudah tiba hari yang ke tujuh, maka beliau pulang ke haribaan Alloh Ta’Ala.
Ada kisah lainnya, bahwa ada seorang lelaki datang kepada syeikh Ja’far Ash Shodiq r.a seraya berkata:
“saya bermimpi bahwasanya saya memeluk bulan”. Beliau lalu bertanya: “Adakah engkau masih bujang (belum berumah-tangga)?”. Jawabnya: “Ya masih bujangan”. Beliau berkata: “Engkau akan kawin dengan seorang wanita yang paling baik dari para wanita yang ada pada waktu perkawinanmu itu.”.
Kemudian lelaki itu pergi dalam masa yang cukup lama, dan sesudah itupada saat dia menghadap lagi kepada Syeikh Ja’far r.a seraya berkata: “Ya tuan, saya telah mengawini seorang wanita di suatu kota yang saya pandang paling baik sendiri, hanya saja malam tadi saya bermimpi seolah-olah saya membawa bulan”. Beliau menjawab: “Isterimu ini nantinya akan melahirkan seorang anak yang paling bagus pada masanya”. Lelaki itu berkata: “Demi Alloh, dia sekarang sudah mengandung”. Maka sebagai kenyataannya memang tepat apa yang telah dita’birkan oleh Syeikh Ja’far Ash Shidiq itu.
Dikisahkan bahwasanya ibu Al Imam Syafi’i ketika mengandung pernah bermimpi seolah-olah bintang Al Musytari keluar dari liang rahimnya dan turun di kota Mesir.
Kemudian bintang itu meletup dengan suara letupan yang keras. Dan dari sebab musabbab letupan tersebut, terbang melayang kejahatan pada seluruh negeri.
Lalu menurut kenyataannya tidak ada kota maupun kampung melainkan di situ dituntut ilmunya dan dianut madzab (alirannya). Maka ketinggian martabatnya adalah tepat menurut apa yang telah dimimpikan ibunya.
Kemudian bintang itu meletup dengan suara letupan yang keras. Dan dari sebab musabbab letupan tersebut, terbang melayang kejahatan pada seluruh negeri.
Lalu menurut kenyataannya tidak ada kota maupun kampung melainkan di situ dituntut ilmunya dan dianut madzab (alirannya). Maka ketinggian martabatnya adalah tepat menurut apa yang telah dimimpikan ibunya.
0 komentar:
Posting Komentar