Bukan dongeng, bukan khayalan.
Inilah kisah teladan yang bisa dijadikan Uswah.
Mari ceritakan kepada putra-putri kita, agar mereka makin dekat dan bangga dengan agamanya.
Kisah sejarah nyata kali ini adalah seorang yang bernama Dhimad Al Azdy, seorang dukun yang bertobat karena mendengar betapa indahnya bacaan Al-Qur'an yang diucapkan Rasulullah SAW.
Berikut Kisahnya:
Ketika Nabi Muhammad SAW berdakwah secara terang-terangan, kaum Quraisy Makkah tersentak kaget.
Mereka terkejut dengan seruan Nabi SAW yang merusak tatanan kehidupan masyarakat musyrikin.
Nabi menentang kejahiliyahan kaum Quraisy yang secara turun-temurun menjadikan patung-patung sebagai tandingan Allah SWT.
Walaupun mengakui keberadaan Allah, kaum Quraisy tetap menjadikan patung-patung itu sebagai sarana beribadah.
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa siapa yang menyembah berhala dan menjadikannya sebagai sarana Allah dan dirinya berada dalam kesesatan yang nyata.
Rasulullah menyeru mereka untuk meninggalkan berhala dan beribadah hanya kepada Allah semata.
Beliau mengajak mereka kembali kepada Islam agar terhindar dari siksa yang pedih.
Rasulullah SAW Dituduh Gila
Seruan Rasulullah SAW ini jelas membuat kaum musyrikin Makkah berang.
Mereka menganggap Rasulullah SAW telah mencela sesembahan mereka.
Oleh karena itu, para pemuka kaum musyrikin Quraisy mencoba menghadang dakwah yang beliau seru.
Mereka menyebarkan berita bahwa beliau itu seorang dukun, penyihir, dan penyair.
Bahkan beliau juga dikatakan sebagai orang yang sakit akal atau gila.
Di tengah badai fitnah yang menerpa dakwah Islam, datanglah seseorang dari Yaman ke kota Makkah.
Namanya Dhimad Al Azdy.
Dia dikenal sebagai seorang dukun dengan keahlian menyembuhkan orang sakit lewat jampi-jampi.
Metode yang ia gunakan adalah dengan cara menghembuskan angin ke penderita.
Ketika memasuki gerbang kota, Dhimad mendengar orang-orang berkata,
"Sesungguhnya Muhammad adalah orang gila."
Kemudian Dhimad berkata sendiri,
"Aku akan menemui orang itu (Rasulullah, red).
Siapa tahu Allah bisa menyembuhkan (sakit gilanya) lewat pengobatanku."
Bermaksud Mengobati Rasulullah SAW
Setelah bertemu Nabi SAW, Dhimad berkata,
"Hai Muhammad, sesungguhnya aku biasa mengobati dengan hembusan angin.
Apakah engkau memerlukannya?"
Rasulullah SAW menjawab,
"Sesungguhnya pujian bagi Allah.
Kami memuji dan memohon pertolongan kepada-Nya.
Siapa yang diberi petunjuk oleh-Nya, tak seorang pun dapat menyesatkannya.
Dan siapa yang disesatkan Allah, tak seorang pun bisa memberinya petunjuk.
Aku bersaksi tiada ilah yang patut disembah selain Allah semata.
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya."
Mendengar ucapan Rasulullah, Dhimad berkata,
"Tolong ulangi kata-katamu tadi!"
Dan Rasulullah pun mengulanginya.
Setelah dibacakan 3 kali, Dhimad berkata,
"Aku sudah mendengar bermacam ucapan tukang sihir, tukang tenung dan ucapan para penyair.
Namun aku belum pernah mendengar ucapan seperti ini.
Padahal aku pun sudah menguasai kamus (bahasa Arab, red) sedalam lautan."
Sepertinya Dhimad terpukau dengan perkataan Rasulullah.
Kalimat Thayyibah itu membuatnya terkesima.
Sebagai orang yang menguasai ilmu pengetahuan dan memahami tata bahasa Arab, Dhimad secara jujur menyatakan kekagumannya akan susunan kalimat Nabi SAW lafadzkan.
Saat itu juga Dhimad berkata,
"Berikan tanganmu, biar aku berbaiat atas nama Islam."
Maka warga kampung Azd Syanu'ah, Yaman ini berbaiat menyatakan keislamannya.
Sumber:
Sirah Nabawiyah, Syaikh Shafiyurrahman.
Minggu, 10 Oktober 2010
0 komentar:
Posting Komentar