Uais al-Qarni adalah seorang zahid besar dari para tabi'in, hidup sederhana, taat dan takutnya hanya kepada Allah SWT, Rasul dan orang tuanya.Ta'at dan patuhnya tiada bandingannya.Siang hari dipenuhi dengan kerja dan malam hari di penuhi dengan sembahyang.Meskipun pada siang hari ia bekerja, namun ia selalu dalam dzikir dan mulutnya tak pernah henti dengan membaca Al Qur'an.
Ia selalu dalam keadaan lapar dan mempunyai pakaian yang hanya ada di tubuhnya.Dalam keadaan demikian ia berdoa:"Ya Allah janganlah engkau siksa aku karena ada yang mati kelaparan, dan janganlah engkau siksa aku karena ada yang mati kedinginan."
Uais selalu dekat Allah dan orang-orang yang lemahamerasakan bagaimana derita orang-orang yang lemah dan membuat dirinya seperti mereka, sebagaimana yang di amalkan Rasulullah SAW.
Ketika orang-orang Qaran pulang setelah mengetahui kedudukan Uais al Qarni di mata Rasulullah, maka mereka berusaha menemui dan memuliakannya.Dengan diam-diam Uais meninggalkan mereka dan pindah ke Kuffah melanjutkan hidupnya sendirian.Ia berpendirian bahwa keselamatan terletak dalam kesendirian itu.Dalam kesendirian hati terbebas dari yang lain kecuali Dia.
Uais Al Qarni Pindah dan Meninggal
HArim bin Hayyan berusaha mencari Uais, mula-mula di Qaran dan tidak ketemu.Kemudian ke Kufah juga tidak ketemu.Akhirnya Harim bin Hayyan mencarinya ke Basrah.Di tengah perjalanan ia melihat Uais memakai jubah berbulu domba bertambal, ia sedang berwudhu di tepi sungai Eufrat.Begitu dia beranjak dari tepian sungai dan merapikan jenggotnya, Harim mendekat dan menyalaminya.
"Assalamu'alaikum, wahai Harim bin Hayyan.""Wa'alaikum salam,"Harim bin Hayyan berseru heran.
"Bagaimana engkau tahu kalau aku Harim bin Hayyan?"Uais menjawab,"Rohku telah mengenal rohmu."Dia berkata pada Harim bin Hayyan,"perhatikanlah hatimu."
yang di maksud Uais adalah bahwa hati itu hanya Allah dan bukan untuk yang lain dan itu kuasai nafsu dan tundukkan secara penuh.
Meskipun hidup Uais al Qarni selalu dlam sendirian, namun dalam waktu-waktu tertentu ia ikut bersama kaum muslimin tatkala terjadi perang shiffin.Uais berada dalam barisan Ali bin Abi Thallib membela kebenaran.
Tatkala kaum muslimin membuka daerah-daerah Romawi, ia ikut memperkuat barisan Islam, namun dalam perjalanan ia di serang penyakit dan meninggal dunia tahun 39H/659M.
Semoga kisah tersebut bisa kita jadikan uswah buat umat islam kawan.Dan semoga pula kita dapat meniru akhlak beliau meskipun tidak seratus persen.
Selasa, 27 April 2010
0 komentar:
Posting Komentar