Anand Krishna Ajarkan Sinkretisme Ketuhanan

Tidak mengherankan apabila ada kabar pelecehan seksual yang dilakukan oleh Anand Krishna terhadap para murid wanitanya. Karena sepanjang kiprahnya, Anand Krishna sudah terbiasa melakukan pelecehan yang lebih besar lagi, yaitu pelecehan agama.

Menurut H Amin Djamaluddin, pengurus MUI Pusat, pelecehan agama ini dilakukan oleh guru semedi Anand Krishna karena ia menganut ajaran sinkretisme, yaitu mencampur aduk semua ajaran agama, antara lain: Hindu, Budha, Kristen, Katolik, dan Islam. Inilah beberapa kesimpulan ketua Lembaga Pengkajian dan Penelitian Islam (LPPI), yang dikutip langsung dari buku-buku tulisan Anand Krishna:

Anand Krishna Ajarkan Sinkretisme Ketuhanan

Menurut pemahaman Anand Krishna, "Tuhan" bukanlah dzat yang Maha Mulia, tapi sebatas pada sistem yang ada di dalam diri manusia. Jadi kedudukan Tuhan menurut konsep Anand lebih rendah dari manusia, karena Tuhan sederajat dengan sistem kesadaran pada diri manusia, atau sistem sel pada otak manusia. Jadi, Tuhan itu bagian dari makhluk (manusia), bukan al-Khalik, begitu menurut pemahaman Anand Krishna.

Sistem kesadaran pada manusialah yang kemudian melahirkan adanya "Tuhan". Manusia merasa inferior, maka perlu mendapat perlindungan dari sesuatu yang lebih superior. Maka kesadaran akan adanya hal inilah yang secara otomatis melahirkan "kebutuhan" akan "Tuhan", dengan nama yang berbeda-beda (ada yang menyebutnya Widhi, Yang Satu dan sebagainya). Jadi, pemahaman konsep "Tuhan" yang dihasilkan Anand sama saja dengan pemahaman yang selama ini disosialisasikan oleh kalangan kiri (Marxisme dan sebagainya).

Dalam buku berjudul "Asmaul Husna", Krishna menulis:

“Yang membentuk dalam kepribadian kita, yang menentukan pemahaman kita, yang memberikan daya pikir kepada kita, itulah Allah, itulah Tuhan, itulah Widhi, itulah Yang Satu, walaupun dipanggil dengan berbagai nama.” (hal. 43).

“Agama kita memang berbeda tapi jangan mengkotak-kotakkan Tuhan, ini Tuhanmu, itu Tuhanku. Bagaimana kita dapat membagi-bagikan Tuhan Yang Maha Tunggal adanya.” (hal 175).

“Ketahuilah bahwa Allah yang kita sembah, Tuhan yang mereka percaya itu sama dan satu adanya. Sembahlah Ia yang adalah Al-Ahad.” (hal 177).

Kecenderungan itu juga bisa dilihat pada buku AH! Mereguk Keindahan Tak Terkatakan:

"Tuhan itu Maha Adil adanya. Tuhan itu Maha Pengasih adanya. Semuanya hanyalah 'atribut-atribut' yang anda berikan kepada Tuhan…" (hal. 80).

Jadi, karena sifat manusia yang cenderung tidak adil, bahkan kepada dirinya sendiri, maka sistem kesadarannya menciptakan "Tuhan" yang bersifat Maha Adil, Maha Pengasih, dan sebagainya. Begitulah konsep "Tuhan" menurut Anand.

Anand Krishna melecehkan wahyu Allah dan para nabi-Nya

“Tuhan itu Maha Adil Adanya, Tuhan Itu Maha Pengasih Adanya, Tuhan itu Maha Ini Adanya, Tuhan itu Maha Itu Adanya. Semuanya hanyalah “atribut-atribut” yang anda berikan kepada Tuhan. Atribut-atribut pemberian anda. Ada yang berdalil “Oh tidak, bukan pemberian manusia. Tuhan yang menyatakan lewat wahyu-Nya pada Si Fulan.”

Nah, si Fulan itu siapa? Bukankah ia pun manusia yang berdarah dan berdaging seperti anda dan saya? Wahyu yang diterima oleh si Fulan dan para Fulan lainnya juga masih tetap harus dijabarkan lewat kata-kata dan pikiran manusia.

Dan setiap kata, setiap pikiran sesungguhnya memiliki wujud. Orang Islam menertawakan orang Hindu karena memuja berhala. Orang Hindu menertawakan orang Islam karena memberhalakan kaligrafi Arab.

Yang memajang lukisan dewa dan yang memajang kaligrafi Arab, jika salah, ya dua-duanya salah. Jika benar, ya dua-duanya benar.” (AH! Mereguk Keindahan tak Terkatakan, hal 80-81).

Anand Krishna Menghina Muslimah Berjilbab

Anand Krishna juga menghina wanita berjilbab, dalam tulisan di bukunya:

“Mereka yang menutup rapat badannya (memakai jilbab, pen) tidak lebih baik daripada mereka yang memamerkan badannya. Dua-duanya masih berada pada kesadaran lahiriyah.” (AH! Mereguk Keindahan tak Terkatakan, hal. 34).

Di samping cenderung melecehkan, pernyataan Anand Krishna di atas menunjukkan bahwa telah terjadi gangguan serius pada konsep moral dalam dirinya, sehingga ia menilai sama saja antara orang telanjang dengan berpakaian.

Sedangkan pada buku "Telaga Pencerahan Di Tengah Gurun Kehidupan," Anand Krishna tidak saja melecehkan, tetapi menyebutkan bahwa sumber hukum tentang jilbab tidak jelas:

“Saya bertanya pada seorang wanita, mengapa ia selalu menutup lehernya, padahal cuaca di Jakarta cukup panas dan saya melihat bahwa ia sendiri kegerahan… 'Mengapa kau tidak buka saja lehermu itu?' Saya terkejut sekali mendengarkan jawabannya, 'Cowok-cowok biasanya terangsang melihat leher cewek, itu sebabnya saya menutupinya.' Ia membenarkan hal itu dengan menggunakan dalil… Lucu, aneh! Ia diperbudak oleh peraturan-peraturan yang sumbernya pun tidak jelas" (hal. 20).

Anand Krishna Melecehkan Al-Qur'an dan Ibadah Semua umat Islam

Jahatnya, Anand Krishna melecehkan ayat Al-Qur’an: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS Adz-Dzariyat 51:56). Ia menuding orang yang mengamalkan ayat ini sebagai orang yang tidak waras sehingga perlu dibantu psikolog. Anand menulis:

“Yang tua akan mati. Yang mati akan lahir kembali dan yang lahir kembali akan mati lagi. Lalu, di balik kelahiran dan kematian berulang kali –adakah suatu tujuan?

Timur Tengah akan menjawab, “Agar manusia bisa beribadah kepada-Nya.” Asia Tengah akan menjawab, “Agar manusia mencapai kesempurnaan dan bisa kembali kepada-Nya.” Masih banyak jawaban lain yang dapat kita peroleh –jawaban-jawaban yang sangat janggal.

Jawaban “agar manusia bisa beribadah kepada-Nya” melahirkan sosok Tuhan yang haus perhatian. Ia membutuhkan seorang psikolog, seorang psikiater. Begitu hausnya Dia akan perhatian, sehingga menciptakan dunia yang amburadul dan tidak terurusi dengan baik.”
(AH! Mereguk Keindahan tak Terkatakan, hal. 99-100).

Anand Krishna menghina hukum Islam tentang qishas dan merendahkan para sahabat Nabi Muhammad

Selain melecehkan ketentuan berjilbab, Anand Krishna dalam bukunya berjudul "AH! Mereguk Keindahan Tak Terkatakan" juga melecehkan hukum qishosh (balasan pembunuhan) dan diyat (denda pembunuhan). Tulisan itu sebagai berikut:

"Baru-baru ini seorang tokoh masyarakat menyatakan, agar mereka yang dianggapnya 'berdosa' terhadap masyarakat Aceh diadili di Aceh, dengan menggunakan hukum adat Aceh. Lalu, ia mnejelaskan bahwa berdasarkan hukum adat, seorang pembunuh harus diberi hukuman mati atau membayar denda. Dengan apa pula denda yang ia maksudkan? Seorang pembunuh harus membayar denda onta, yaitu 50 ekor onta, yang ia rupiahkan menjadi Rp 250 juta. Satu onta dihargai Rp 5 juta. Saya cuma bisa menggeleng-gelengkan kepala saya. Jika hukum seperti itu diberlakukan, mereka yang berduit dengan sangat mudah bisa memperoleh SIM (Surat Izin Membunuh). Bayangkan, dengan satu miliar rupiah saja, anda sudah boleh membunuh empat orang. Bahkan, nantinya bisa-bisa pemerintah tingal jual 'Kartu Membunuh Pra-Bayar'. Kalau sudah habis pulsa tinggal diisi ulang" (hal. 61)

Masih melalui tulisan yang sama, Anand tidak saja melecehkan hukum qishosh dan ketentuan diyat, ia juga telah merendahkan para sahabat Nabi Muhammad SAW, yang dianggapnya sebagai manusia yang belum cukup sadar akan nilai kemanusiaan, dan hanya faham satu-satunya bahasa yaitu bahasa materi. Ini satu penghinaan yang sangat nyata, yang maknanya adalah menghinda Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah Syariah Islam, dan bahkan menghina Allah SWT yang mewahyukan ketentuan tersebut.

"Sang tokoh tadi tidak sadar bahwa hukum seperti itu mungkin sangat efektif di masa lalu. Ketika, seorang bisa membunuh orang lain hanya karena satu onta, hukuman membayar 50 onta menjadi sangat bermakna. Sangat berarti dan sangat efektif untuk membuat si calon pembunuh berfikir 50 kali. Jelas, hukum seperti itu tidak bisa diperlakukan lagi. Taruhlah, angka 50 onta diganti menjadi 500 onta, atau 5000 onta --yang jelas, nyawa manusia tidak bisa dihargai dan dinilai demikian."

"Seribu limaratus tahun yang lalu, adanya hukum seperti itu di tanah Arab bisa difahami. Masyarakat Arab saat itu masih belum cukup sadar akan nilai-nilai kemanusiaan. Satu-satunya bahasa yang mereka fahami adalah bahasa materi. Dan 'materi pada zaman itu, dikaitkan dengan jumlah onta atau domba yang dimiliki oleh seseorang. Sekarang ceritanya sudah lain."

Dari beberapa contoh dan uraian di atas, sudah dapat dengan jelas ditarik kesimpulan, bahwa ajaran Anand Krishna sangat merendahkan dan mengacaukan konsep tentang Tuhan. Selain itu, ia tidak saja meragukan ajaran agama, khususnya Islam, tetapi justru melecehkan, dengan dalih "saya hanya seorang penyelam"
(hal. 62)

Dulu, guru semedi Anand Krishna melecehkan Islam. Sekarang ia melakukan pelecehan seksual kepada para murid wanita di ruang semedi. Besok, siapa yang jadi korban pelecehan guru semedi Anand Krishna?

Sumber :

http://www.voa-islam.net


0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.