Merasa Bersalah tidak salah
Alangkah beruntungnya seseorang jika hidupnya selalu diselimuti oleh kebenaran, karena hidup tanpa kesalahan akan membuat terasa lapang perasaan, tetapi hidup yang selalu bergelut dengan kesalahan, maka tarasa sempit kehidupan. Sekecil apapun kesalahan bagi orang-orang yang beriman adalah penyiksaan yang teramat berat dirasakan. Terlebih kesalahan kepada Allah Swt.
Saudaraku, kesalahan betapapun itu wajar terjadi, tertapi jika terbiasa ia akan memusnahkan akar-akar kebaikan yang telah kita tanam sebelumnya. Ia bukan saja akan merugikan kita tetapi akan membawa kebinasaan yang bukan saja kita yang melakukan, tetapi juga orang lain akan terkena imbas dari kesalahan yang kita lakukan.
Kita akan melakukan kesalahan yang tak berampun bilamana kita secara teledor mengabaikan refeleksi sesungguhnya dari diri kita pada cermin tindakan-tindakan kita.
Adalah kewajiban kita untuk menemukan ciri-ciri kita supaya dapat mengenali perangai-perangai yang tak di kehendaki, yang dengan tidak disukai telah tumbuh dalam diri kita. Bukan hanya itu, kita juga harus berusaha keras untuk meluruskan kembali sifat-sifat yang menghancurkan itu.
Rasa bersalah tidaklah salah, tetapi akan menjadi masalah jika membiarkan rasa itu tetap bertahan dalam perasaan kita. Sebab bukan saja akan menyita waktu yang tidak sedikit dari kehidupan kita, tetapi akan mengendurkan semangat hidup yang sedang kita jalani.
Saudara yang budiman
Sesungguhnya apa yang menyebabkan rasa bersalah itu muncul, bahkan terkadang terus menghantui perasaan kita. Biasanya hal itu disebabkan karena perasaan takut yang berlebihan, takut jika kesalahan yang pernah kita lakukan kepada seseorang kelak akan berbalik kepada kita. Perasaan ini terus menekan dan menggrogoti ketenangan kita.
Penyebab timbulnya rasa takut yang lain adalah karena seringnya kita mencemaskan masalah. Terkadang pesoalan yang kecil cenderung kita pikirkan segi negatifnya, setiap detik, setiap waktu, sehingga lambat laun perasaan itu mengkristal dan pada akhirnya menjadi menjadi ketakutan yang besar.
Sesungguhnya, jika rasa bersalah itu hadir karena dorongan kesadaran untuk menuju pada perubahan bukanlah masalah. Karena itu akan memacu diri untuk memperbaiki diri. Bahkan mungkin itu menandakan sehatnya qalbu karena lahir dari kesadaran iman.
Penyesalan yang hadir dari rasa bersalah karena pernah melakukan dosa dan kesalahan adalah awal menuju taubat yang sesungguhnya, karena taubat selalu di awali dari penyesalan. Taubat tidak akan pernah ada tanpa didahului oleh penyesalan terhadap dosa. Sebab orang yang tidak menyesal atas keburukan (kesalahan) yang pernah dilakukan, itu menandakan kebekuan qalbunya.
Rasulullah mengajarkan agar kita dapat menghapus kesalahan, kita harus merubah sikap dan akhlak kita sebagaimana sabdanya:“Akhlak yang baik dapat menghapus kesalahan, bagaikan air yang menghancurkan tanah yang keras. Dan akhlak yang jahat merusak amal, seperti cuka merusak manisnya madu” (Hr. Baihaiqi)
******
“ Penyesalan yang hadir dari rasa bersalah karena pernah melakukan dosa dan kesalahan adalah awal menuju taubat yang sesungguhnya, karena taubat selalu di awali dari penyesalan. Taubat tidak akan pernah ada tanpa didahului oleh penyesalan terhadap dosa “.
0 komentar:
Posting Komentar