Faktor Pendorong Kesalahan
Manusia mana yang tidak pernah bersalah, bahkan Rasulullah tauladan umat yang hadirnya membawa rahmat tidak luput dari kekhilafan. Artinya; kesalahan adalah sifat menusia yang melekat pada diri kita.
Bahkan jika kita memahami tentang tabiat jiwa manusia, akan kita dapati dua keadaan yang selalu menyertainya, yakni jiwa yang cenderung membawa kebaikan dan jiwa yang mendorong untuk perbuat kesalahan atau kejahatan. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah pernah menyatakan: “ Allah telah menggabungkan dua jiwa; yakni jiwa yang tenang dan jiwa yang jahat dan mereka saling bermusuhan satu sama lain”.
Gambaran diatas adalah satu alasan betapa memang kesalahan adalah sesuatu yang tidak bisa tidak mesti ada pada diri kita. Ada daya dorong yang membuat manusia melakukan kebenaran, yakni menguatnya keimanan. Dan juga ada daya dorong yang membuat manusia melakukan kesalahan yaitu karena lemahnya iman.
Melemahnya keimanan adalah ring paling empuk bagi setan untuk mempengaruhi jiwa kita sehingga cenderung melakukan kesalahan. Akibatnya hawa nafsu sulit di kendalikan dan terus mendorong pemiliknya melakukan kehendak nafsunya. Hanya dengan taufiq dan Rahmat Allah sajalah seseorang bisa terselamatkan dari tipu daya nafsu. Sebagaimana Allah beritakan tentang istri al-Aziiz:
“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), kerena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang di beri rahmat olah Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku maha pengampun lagi maha penyayang”. ( Qs. Yusuf [ 12 ]:53)
Dalam surah lain Allah menegaskan :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, barang siapa mengikuti langkah-langkah setan. Maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan keji dan mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan Rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya. Tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar Lagi Maha mengetahui”. (Qs. An Nur [24]:21)
Lihatlah, kekejian dan kemungkaran adalah satu bentuk kesalahan. Dan keduanya tidak bergerak sendiri kecuali ada faktor dari luar yang mempengaruhinya. Dan beberapa faktor dari luar yang sangat kuat mempengaruhi jiwa.
Seperti yang ditulis oleh Syaikh Abdur Razzaaq al-Abbaad dalam “Sebab-Sebab Naik turunnya Iman”, ia menyebutkan beberapa hal yang sangat kuat mempengaruhi jiwa manusia, yaitu: Kebodoahan, Bujuk rayu setan, cinta dunia berlebihan dan pergaulan yang buruk.
Kesimpulannya, kesalahan selain merupakan kelemahan tabiat manusia, ia juga tergerak karena ada dorongan dari luar untuk melakukannnya. Karenanya, tidak ada sesuatu yang lebih baik kecuali kita membentengi diri dengan keimanan yang kuat, ilmu yang benar dan amal yang ikhlas.
Iman yang kuat akan membentengi kita dari pengaruh setan dan hawa nafsu. Ilmu yang benar akan membentengi jiwa dari perbuatan salah dan amal yang ikhlas akan menghadirkan ketenangan jiwa.
******
Hidup adalah perjalanan kesadaran untuk memanfaatkan potensi diri. Menggapai kebenaran hakiki dalam menuju keridhoan Ilahi. Begitulah seharusnya seorang muslim berfikir”.
*****
0 komentar:
Posting Komentar