Memahami Watak Kehidupan
Sahabat, watak kehidupan memang tak pernah kita ketahui karena itu adalah mutlak hak Allah yang menghendaki. Ada saat dimana kebahagiaan selalu berpihak kepada kita, tetapi pada saat yang lain penderitaanpun begitu akrab menemani kehidupan.
Kita harus menyadari bahwa kehidupan, ia memang tidak akan memberi sesuatu kepada kita kecuali untuk mengambil sesuatu dari kita. Dan ia mengambil sesuatu kepada kita untuk kita bayar dengan seimbang. Maka jangan heran, jika keinginan-keinginan kita tidak tercapai kecuali harus melewati onak dan duri, seakan dunia ini menguji kita dengan beragam perjuangan dan pergulatan untuk mendorong kita agar mampu menghadapi dan mengalahkannya.
Bila kita telaah dengan dalam, sesungguhnya hidup ini tak lain dari perputaran antara kebahagiaan dan kesedihan, ada suka dan duka yang kita rasakan, ada lapang dan sempit dalam kehidupan. Membiasakan diri untuk bersabar menghadapi ujian dengan beragam tantangan, sangat membutuhkan tekad yang kuat dan mental yang mantap. Menyerah terhadap semua itu tidak akan membuahkan apa-apa selain kehinaan. Hanyut dalam kenestapaan hanya akan menyiksa keadaan dan membiarkan diri terpuruk dalam keputusasaan hanya akan membuka peluang kesedihan.
Setiap kita suka atau tidak suka harus mampu menghadapi apapun pesoalan yang tidak kita sukai, karena sejauh apapun kita berlari untuk sembunyi, semua itu tidak akan merubah ketetapan Ilahi. Yakinlah, bahwa langit tak selamanya mendung, awan kelabu pasti berlalu. Rasulullah seakan menghibur kita dengan sabdanya:
“Alangkah mengagumkan keadaan orang mukmin, karena semua urusannya itu baik baginya. Bila ia mendapat nikmat (kebahagiaan) maka dia bersyukur dan itu menjadi kebaikan baginya. Dan jika ia mendapat musibah (kesusahan) maka ia bersabar dan itu menjadi kebaikan pula baginya”. (HR. Muslim)
Dan watak kehidupan yang lain adalah bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini tidak kekal. Artinya selalu berubah keadaan, termasuk segala kesulitan yang kita derita. Ia tidak selamanya bersemayam pada kehidupan kita. Akan ada kemudahan bersama datangnya kesulitan. Allah berfirman:
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahn. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan ( Qs.Alam Nasyrah : 5-6 )
Dalam ayat ini di jelaskan: Sesungguhnya “bersama” kesulitan itu terdapat kemudahan, dan tidak di ungkapkan dengan ungkapan; ( Sesungguhnya “sesudah” kesulitan itu terdapat kemudahan), jadi yang di gunakan kedua ayat ini adalah kata ma’a (bersama) dan bukan ba’da (sesudah). Apa artinya; artinya ungkapan ini bertujuan untuk menyatakan bahwa kemudahan akan datang sesudah itu dalam waktu yang amat dekat hingga seakan-akan kemudahan itu datang bersamaan dengan kesulitan itu sendiri.
Juga merupakan suatu pernyataan bahwa setiap kesulitan akan disusul dengan kemudahan yang lebih banyak. Sunatullah telah mengajari kita; bahwa ketika penderitaan telah sampai pada puncaknya, maka hal itu akan mengisyaratkan bahwa telah mendekatkannya kemenangan dan pertolongan.
*****
Sesungguhnya hidup ini tak lain dari perputaran antara kebahagiaan dan kesedihan, ada suka dan duka yang kita rasakan,ada lapang dan sempit dalam kehidupan.dan ada kemudahan setelah datang kesempitan”
*****
Selanjutnya: Berfikirlah yang realistis
0 komentar:
Posting Komentar