Kiat Meredam Derita Hati
Renungkanlah para bijak bertutur; Bahwa kebahagiaan didunia laksana mimpi dalam tidur atau bagaikan bayangan yang pasti akan hilang. Jika kehidupan ini membuat kita tertawa sejenak, maka suatu saat kehidupan akan membuat kita menangis. Kenikmatan sekejap akan datang kedukaan yang panjang.
Mungkin kita pernah merasa terpukul ketika anak, istri, suami dan orang yang sangat kita cintai dipanggil Allah. Atau mungkin kebaikan diri tak berpihak kepada kita. Mereka adalah amanah yang Allah titipkan dan pinjamkan kepada kita. Bukankan ketika kita meminjam sesuatu dari sesorang, kita tidak boleh merasa berat untuk mengembalikannya, karena memang pemiliknya sangat berhak mengambil barang yang kita pinjam. Begitupun mereka orang-orang yang kita cintai - adalah milik Allah, tiada kuasa bagi kita menahan apa yang sudah menjadi kehendak-Nya.
Beberapa kiat yang harus kita lakukan agar tetar berada dalam cobaan, dan tetap istiqomah dalam keimanan,
a. Dalam keadaan yang menyulitkan, kita dituntut untuk tidak diselimuti kepanikan. Yakinkan diri bahwa Allah tidak akan meninggalkannya selama kita menuju kepada-Nya. dan yakinlah bahwa karunia Allah melebihi segalanya.
b. Campakkan kelemahan, teguhkan tegad untuk membasmi keraguan. Bersabar atas setiap keadaan, kita pasti akan menemukan jalan. Sabar karena Allah adalah ruh keimanan dan pangkal ganjaran yang akan Allah berikan kepada orang-orang yang tulus menerima cobaan. Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda: Allah berfirman:
“Jika Aku menguji hamba-Ku yang mukmin dan ia tidak mengeluhkan penderitaanya kepada-Ku. Aku akan membebaskannya dari tawanan-tawanan-Ku, kemudian Aku akan menggantikan dagingnya dengan daging yang lebih baik dari dagingnya, darah yang yang lebih baik dari darahnya, kemudian ia memulai lagi dengan amalnya”.
Muhammad Al-Ghozali mengomentari hadits ini; “Maksud dari hadits ini adalah kesehatan yang kembali kepada orang yang sakit kemudian memperbaharui keadaannya. Kesabaran atas apa yang menimpa ketika sakit akan menghapus segala kejelekan masa lalunya, dan terbuka baginya lembaran baru yang bersih dari noda.
c. Syukuri kenikmatan yang sudah diberikan, jangan hanya berkeluh kesah tentang penderitaan yang baru datang. Sebab jika kita bandingkan kenikmatan yang sudah diberikan jauh melebihi penderitaan yang baru datang. Sebab kurangnya bersyukur merupakan cacat yang harus dibersihkan. Karena bisa saja, cobaan datang kepada kita karena kurangnya kita bersyukur.
Pertanyaannya adalah, mengapa kita hanya melihat kesusahan, mengapa kita hanya melihat beberapa problem, serta memikirkan kesulitan yang ada?. Tidakkah lebih baik kita menghitung kenikmatan yang diberikan Allah?.
“Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-KU sangat pedih.” (Qs. Ibrahim [14]:7)
d. Jernihkan pikiran dengan selalu berbaik sangka, sebab kita tidak akan bahagia dan terus merasa menderita jika kepala kita di dipenuhi dengan pikiran kesedihan. Ketahuilah, hidup kita merupakan hasil dari cara berpikir kita. Pikiran yang selalu berprasangka baik akan memberikanpengaruh yang sangat besar dalam merubah keadaan kita. Segala upaya kita untuk mengurangi rasa cemas, tidak akan terwujud jika kita selalu berburuk sangka.
e. Tawakkal, dalam arti berserah diri dengan sepenuhnya kepada Allah, maka segala tekanan penderitaan dapat kita redam.
“Katakanlah: “sekali-kali tiak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allaha orang-orang yang beriman harus bertawakkal”.(Qs. At-Taubah [ 9 ]:51).
f. Kuatkan kesabaran, yakinlah dalam kesulitan ada kemudahan. Sungguh rahmat Allah yang diberika kepada sangatlah besar. Oleh karenanya setiap Allah menurunkan bencana, maka selalu diserta keleluasaan. Rasulullah bersabda:
“Ketahuilah bahwa kemenangan itu bersama dengan kesabaran, keleluasaan itu bersama adanya kegelisahan dan sesungguhnya bersama dengan kesulitan itu ada kemudahan”. (HR. At-Tirmidzi)
Sejalan dengan hadits itu, Allah juga berfirman dengan mengulang dua kalimat:
“Dan sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudaha. Sesungguhnya ketelah kesulitan itu ada kemudahan.”. (Qs. Al-Insyirah [94 ]:5-6)
g. Lihatlah orang-orang yang dibawah kita. sebab hadirnya penderitaan banyak disebabkan karena kita hanya menilai diri yang selalu merasa kekurangan, tanpa pernah melihat orang disekitar kita. Rasulullah berpesan:
“Lihatlah orang yang dibawah kalian dan janganlah kalian melihat orang yang diatas kalian. Karena sesunguhnya itu lebih pantas, agar kalian tidak memandang rendah atas nikmat Allah yang diberikan kepada kalian”. (Hr. Bukhari)
h. Hadirkan kepercayaan diri yang kuat, tanamkan keyakinan yang dalam bahwa hidup akan berubah jika kita berusaha merubahnya. Renungkan firman Allah. “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib sesuatu kaum, jika kaum itu sendiri tidak merubahnya”.
Marilah kita renungkan satu hal, jika Allah tidak memberi kita ketidak sempurnaan fisik maka pasti Dia melebihkan kita dalam hal yang lain. Jika kita merasa kemiskinan, kekurangan hidup, sulitnya mencari nafkah adalah musibah. Maka sesungguhnya kekayaan, kemewahan bahkan kepopuleran adalah musibah bagi orang-orang yang tidak mampu menjaganya.
*****
Campakkan kelemahan,
teguhkan tegad untuk membasmi keraguan.
Bersabar atas setiap keadaan,
kita pasti akan menemukan jalan.
Sabar karena Allah adalah ruh keimanan
dan pangkal ganjaran yang akan Allah berikan
kepada orang-orang
yang tulus menerima cobaan.
*****
0 komentar:
Posting Komentar