AGA KHAN FOR ARCHITECTUREAULA UTAMA SAMA KHANA KAIRO:
Interior setelah renovasi


Bila anda penggemar bangunan tua dan suatu saat melancong ke Mesir, cobalah bertandang ke kawasan Hemallyah, Kairo. Di kawasan bersejarah itu anda akan temui satu kompleks arsitektur kuno, yakni Sama Khana Kairo.

Sama 'Khana sebenarnya julukan tipologi bangunan dalam kosa arsitektur dunia Islam. Sama, dalam bahasa Arab berarti mendengar, dulu digunakan menyebut sebuah ritual sufi untuk mendengar musik dan menembangkan puja-puji relgius dalam nada sederhana.

Sedangkan Khana berarti tempat yang berkaitan, sehingga sama 'khana tak lain tempat di mana ritual mendengar musik demi mendekatkan diri pada Tuhan digelar. Memang itulah fungsi utama sama khana, dan Sama 'Khana Kairo merupakan, bangunan terakhir yang didirikan semasa periode panjang keberadaan Komunitas Mawlawi.

Komunitas ini sendiri muncul dari kumpulan Darwis Mawlawi (sebutan awal bagi komunitas yang mengekspresikan keimanan melalui tarian) yakni kelompok religius muslim yang membaiat dirinya untuk hidup miskin tanpa kesenangan dan kenikmatan duniawi.

Dipopulerkan dan dikembangkan oleh Djalaludin Rumi, tokoh Islam asal Balkh (saat ini Afghanistan) yang lahir pada 1207,bentuk ritual sama sebenarnya diadopsi dari Persaudaran Sufi asal Turki.

Mereka mengombinasikan aktifitas sama dengan menari. Komunitas ini melarang menangis saat menghadiri pemakaman salah seorang anggotanya. Sebagai ganti mereka menggelar sesi sama untuk merayakan masuknya ruh si meninggal ke gerbang keabadian.

Bagaimana mereka menari? Biasanya setelah mendengarkan musik, para darwis berdiri perlahan, mereka bergerak memberi salam kepada sang seikh atau maulana dan melempar jubah hitam penutup luar hingga yang tertinggal hanyalah baju putih dengan bawahan berwarna senada.

Mereka lalu mendongakkan kepala dan mengangkat telapan tangan ke atas, sementara tangan kiri dibiarkan menjuntai setengah dada, sebagai simbol memberi dan mengambil sekaligus simbol hubungan bumi dan langit.

Dalam posisi ini ritme dipercepat, dan mereka berputar lebih cepat dan lebih cepat, dengan cara ini mereka memasuki kondisi trans, bentuk penghilangan kedirian dan peleburan eksistensi pada kekuatan tertinggi. Usai prosesi itu mereka akan kembali melambat, hingga duduk kembali dan memanjatkan doa. Ritual selalu diakhiri dengan doa.

Area untuk melakukan ritual sama dan menari biasanya berbentuk sirkular dan semua menuju satu pusat. Ini terkait erat dengan gerakan menari dan filosofi dasar tarian. Gerakan berputar-putar para darwis memiliki makna dunia diawali dari titik tertentu namun diakhiri di titik yang sama, intinya memusat namun tak ada awal tak ada akhir.

Pemaparan paling kompleks sekaligus detail tentang Sama terdapat dalam teks karya Memed Chelebi (abad ke-14) dan Ismail Rusuhi Ankaravi, Saikh Galata Takiyya (1632-abad XV11). Pemaparan manuskrip berpijak kuat pada makna simbol geometri lingkaran: tempat keberadaan semua hal bersumber dari Satu, yakni pusat tujuan utama. Alasan itu pula mendasari para darwis duduk dalam posisi melingkar saat mendengarkan musik

Simbolisme pelaksanaan ritual, perasaan harmoni plus rasa menyatu dengan alam dan hukum semesta yang diyakini para darwis itulah yang memunculkan nama—sama’khana—“aula untuk mendengar”. Sehingga pada bangunan sama 'khana, termasuk di Kairo, denah pun berbentuk memusat, menyimbolkan alam semesta.

Sama 'Khana Kairo ini tetap aktif hingga awal abad ke-20 sebelum pemerintah Ataturk menutup Tekiya (aula utama menari) dan membubarkan seluruh persaudaran darwis Turki pada tahun 1925. Lalu pada tahun 1945 Komunitas Mawlawi Kairo menyusul dibubarkan dan kompleks bangunan terbengkalai sepenuhnya.

Baru 1979 muncul ide restorasi dan konservasi yang digagas Carla Maria Burri direktur Institut Kebudayaan Italia (IIC). Carla tertarik dengan interior teatrikal gaya Barok Ottoman pada Sama 'Khana Kairo yang mulai rusak. Tahun itu pula IIC membuka pelatihan arkeologi bagi profesional, praktisi arsitek, mahasiswa hingga seniman kriya demi proyek restorasi Sama ‘Khana Kairo yang akhirnya rampung pada 1988.

Bangunan itu sendiri dibangun pada abad ke-18, namun konstruksi keseluruhan kompleks tempat Sama 'Khana Kairo berada, telah didirikan mulai rentang periode awal Mamluk (berupa madrasa Emir Sunqur Sa’di/ Hasan Sadaqa di tahun 1315 dan kemudian berubah menjadi Istana Yazbak Aqbardi di abad ke-14) hingga era dinasti Ottoman.

Kompleks Darwis Mawlawi tepatnya terletak di Jalan As Suyuffiya, kawasan bersejarah Al Khalifa, kini dikenal Helmayyah, yakni di bawah Citadel-benteng kuno mengelilingi Kairo, Mesir, di abad pertengahan.

Iklim sub tropis dan badai pasir—disebut Khamasin—terjadi setiap April dan Juni membawa debu-debu sehingga memberikan kharakter khusus warna kecoklatan pada seluruh bangunan kota termasuk sama 'khana.

Penelusuran jejak evolusi bangunan bertipe sama khana sendiri cukup sulit, karena hanya sedikit contoh tipe bangunan tersebut yang bertahan, terlebih bangunan umumnya terbuat dari kayu dan memiliki sejarah cukup rumit. Bisa dibilang tipologi arsitektur sama 'khana bukanlah dokumentasi sejarah asli sebab mengalami evolusi.

Elemen teatrikal ritual sama dan fakta jika ritual itu sewaktu-waktu dapat dilakukan di luar ruangan dan di dalam ruang, memunculkan penilaian sejumlah arsitek, jika konstruksi tersebut sengaja dibuat untuk mewadahi “drama” religius komunitas Mawlawi.

Tak hanya itu kehadiran baik mihrab dan mimbar mengindikasikan jika sama ‘khana kadang difungsikan sebagai masjid. Ini memberi dugaan pula jika ritual sama sebenarnya pertama kali dilakukan dalam masjid, dan ketika bangunan mengalami perkembangan, denah ruang sama pun melapisi denah masjid.

Bagaimanapun terdapat elemen arsitektur esensial dalam sama 'khana termasuk di Kairo berupa kubah di pusat bangunan yang menaungi aula utama. Hanya saja khusus untuk Sama Khana Kairo, aula utama memiliki bentuk sangat jarang bila dibanding periode Mawlawi lain, yakni denah lingkaran dibalut eksterior dinding luar persegi.

Area sirkular itu dikelilingi ruang-ruang berfungsi lain, seperti tempat para penonton, ruang orkestra, tempat untuk membaca Al Qur’an dan surat-surat Matsnawi, serta Mausoleum.

Oleh para arsitek, Sama 'Khana Kairo dianggap tahap akhir dari perubahan lambat tipologi arsitektur sama khana, sekaligus paling mencerminkan sejarah aliran, dan perwujudan ideologi Mawlawi tentang perputaran dan lingkaran. Tak hanya itu mungkin ini sedikit dari arsitektur sama 'khana yang masih tersisa dan digunakan di era modern.

Dalam Sama 'Khana Kairo, motif utama berupa garis kurva identik gaya Barok Ottoman tak lepas dari pemahaman mistisime-lingkaran. Terlihat antara lain pada balkon penonton melingkar, bentuk jendela-jendela, dan juga pada dekorasi interior kubah bangunan

Menurut penuturan sang arsitek yang merestorasi bangunan tersebut, Giuseppe Fanfoni, asal Italia, Sama 'Khana Kairo adalah ekspresi ide-ide yang datang baik dari filosofi geometri Pytaghoras sekaligus mistisisme Sufi. Sementara bentuknya dapat ditemukan hubungan harmoni spontan antara seni estetika Barat (Eropa) dan Oriental. Bagi Giussepe bangunan itu adalah dialog nyata perbedaan budaya antara pemikiran Jalaludin Rumi dan kebutuhan dunia masa kini./itz


Data Teknis Sama Khana Kairo
Nama : Sama'Khana Mawlawi
Lokasi: Kairo, Mesir
Arsitek Konservator: Giuseppe Fanfoni
Tahun berdiri : Abad ke-18 18th c.,
Desain Konsevasi : 1977-1979
Konstruksi konservasi: 1979-1987
Luas lahan: 3.850 meter persegi
Luas lantai dasar: 256 meter persegi
Luas lantai total: 628 m
Restorasi : 1987- 1988
Gaya/Periode: Ottoman
Tipe bangunan: publik/kultural, religius
Fungsi Bangunan: teater, jamaah Khana
Sumber : Republika Newsroom

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.