Banyak faktor yang menyebabkan hadirnya kegelisahan. Ada gelisah karena hadirnya kesadaran yang dalam tentang prilaku diri, sadar banyak melakukan kesalahan. Dan kegelisahan seperti ini menandai sedang menguatnya keimanan. Hasilnya, perasaan khawatir datang saat ia merasakan begitu banyak melalaikan kewajiban. Dan kekhawatiran ini adalah kekhawatiran yang positif.
Ada juga gelisah karena faktor kekhawatiran yang berlebihan tentang kehidupan, yang di tandai dengan adanya ketakutan dalam beberapa hal. Seperti takut miskin, takut kehilangan harta, takut di tinggal oleh orang yang di cinta, takut kerjanya di PHK, takut tidak dapat jodoh atau takut tiba-tiba kematian datang menjemputnya.
Gelisah yang kedua ini biasanya disebabkan karena keyakinan yang lemah tentang kebenaran yang datang dari Allah. Dan ini menandakan sedang melemahnya keimanan. Dan yang ketiga ada gelisah karena di kejar rasa bersalah, entah salah kepada diri sendiri, kepada orang lain, lebih-lebih kepada Allah. Hal ini disebabkan karena kita pernah melakukan dosa dan kemaksiatan atau prilaku yang kurang pantas, sehingga menyebabkan jiwa tidak tentram, hidup tidak nyaman karena di kejar rasa bersalah yang terus menghantui.
a.Gelisah Karena Menguatnya Keimanan
Kegelisahan yang seperti ini bisa disebut kegelisahan yang positif, karena itu didorong oleh keinginan untuk selalu menyempurnakan kebaikan. Beberapa hal yang menandakan gelisah karena menguatnya keimanan, yaitu: hadirnya rasa takut kepada Allah. Kegelisahan jenis ini hadir karena kita menyadari begitu sering melakukan kesalahan.
Kesalahan itulah yang meyebabkan hati kita bertambah resah. Perasaan takut (khauf) dan harap (Raja’) bercampur menjadi satu. Takut jika kesalahan (dosa) tidak terampuni dan harap agar dosa dan kesalahannya dapat terampuni.
Bagi pribadi muslim perasaan khauf (takut) adalah ungkapan derita hati dan kegundahan terhadap apa yang dihadapinya. Dan khauf (takut) inilah yang mencegah diri dari perbuatan maksiat dan mengikatnya dengan bentuk-bentuk ketaatan.
Semakin ia mengetahui aib dirinya dan mengetahui keagungan Allah, kemahamulyaan-Nya dan hadirnya kesadaran bahwa setiap perbuatannya kelak akan dipertanggungjawabkan, maka kegelisahannya akan semakin kuat, rasa takutnya akan semakin meningkat.
Buah dari perasaan khauf ini adalah, ia akan mampu menguasai segala kegundahan dan tahu bahayanya. Hasilnya; Tiada lagi kesibukannya selain usaha untuk mendekatkan diri, muhasabah, mujahadah. Bahkan ia selalu waspada terhadap segala pikiran, langkah dan kalimat yang keluar dari dirinya.
“Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut kepada Rabb mereka. Dan orang-orang beriman kepada Rabb mereka. Dan orang-orang yang tidak menyekutukan Rabb mereka (dengan sesuatupun). Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka. Mereka itulah orang-orang yang bersegara berbuat kebaikan, dan merekalah orang-orang yang pertama-tama memperolehnya.”
Yahya bin Muazd berkata: “jika seorang mukmin melakukan kemaksiatan, ia pasti menindaklanjutinya dengan salah satu dari dua hal yang akan menghantarkannya kesurga; takut akan siksa dan harapan akan ampunan”.
b.Gelisah Karena Lemahnya Iman
Untuk kegelisahan jenis ini, ada dua motif yang menghadirkannya. Pertama, motif yang keluar dari dorongan syahwat seksual, kedua motif karena dorongan cinta yang berlebihan pada harta, atau yang selalu terkait dengan keduniaan.
Kegelisahan yang disebabkan dua hal ini cenderung menguat, dan ketika tidak mampu meraih apa yang di inginkan nafsunya, gelisah akan semakin bertambah resah. Kegelisahan yang seperti ini menandai lemahnya daya tahan keimanan,
Dalam pandangan psikologi, dua hal yang melatar belakangi hadirnya kegelisahan adalah karena lemahnya rasa percaya diri. Tetapi jika rasa percaya diri kita kuat tidak akan menimbulkan kegelisahan. Selain itu, kegelisahan hadir karena angan-angan yang tidak realistis, atau terlalu berlebihan mengharapkan sesuatu tetapi tidak di imbangi dengan kemampuan. Tetapi yang lebih pasti adalah kegelisahan hadir karena keyakinannya akan taqdir tidak sempurna.
*****
Kegelisahan yang hadir karena menyadari
betapa banyak dosa dan kesalahan,
adalah wujud dari kesadaran iman.
Sebab orang orang-orang yang beriman
akan senantiasa resah jika ketaatannya berkurang.
0 komentar:
Posting Komentar