Saudaraku yang dimuliakan Allah
Qum Fa andzir, bangunlah dan berilah peringatan. Jangan biarkan diri terus berada dalam keterlenaan panjang. Bangkitlah, jangan hinakan diri dengan kesia-siaan. Gubah dunia dengan prestasi dan jadikan hidup lebih berarti. Buang keraguan yang mengungkung diri, ambil keputusan yang terbaik jika ingin menjadi orang baik-baik.
Hidup bukan hanya pergantian hari-hari, waktu dan keadaan. Tetapi didalamnya harus kita isi dengan segala aktivitas yang berarti. Karena tidak ada satupun orang yang sukses, kecuali dia merebut dan menundukan waktu dalam bentuk penggalan-penggalan kegiatan, rencana dan target-target yang harus diraihnya.
Semakin besar angka hitungan usia kita, semakin berkurang masa hidup kita. Dan nilai kehidupan bukan di ukur dari seberapa lama kita hidup, tetapi diukur dari seberapa efektifnya kita mampu memanfaatkan hidup.
Efektivitas waktu dalam hidup apabila kita bukan hanya memahami gerak hidup, tetapi mampu memaknai hidup. Sebab jika hanya sekedar bergerak tetapi tidak bermakna, apalah artinya hidup. Bukankah binatang juga terus bergerak selagi ia masih hidup.
Oleh karenanya Islam memberikan aturan yang syamil (sempurna) tentang mulai dari mana, bagaimana, dan mau kemana kita bergerak. Jika kehidupan adalah sebuah gerak, maka kita mulai menata gerak hidup kita dengan memahami tujuan hidup untuk apa kita diciptakan, kemudian kita mulai gerakan hidup dengan aturan yang sudah disyariatkan dan kita tujukan hidup kita semata hanya untuk meraih ridho Allah.
Abdullah bin Mas’ud berkata: “Aku tidak menyesali sesuatu seperti penyesalanku pada hari ketika matahari terbenam yang berarti umurku berkurang, akan tetapi amalku tidak bertambah”.
Abdul Malik Al-Qasim menulis dalam bukunya: Al-Waktu anfaasun la ta’uudu, “Umur manusia adalah musim tanam di dunia ini dan memetik hasil tanaman itu di akhirat nanti. Maka tidak layak bagi seorang muslim membuang-buang kesempatan dan membelanjakan modal hidupnya didalam hal-hal yang tidak berguna.
Rasulullah saw mengingatkan; “Setiap orang disaat ajal datang menjelang atas dirinya pasti akan menyesal”. Kemudian para sahabat mempertanyakan bagaimana model penyesalan yang akan di alami oleh setiap orang.
Rasulullah lebih jauh menjelaskan: “Bila ia seorang yang baik, seorang mu’min yang sholeh, ia akan menyesal mengapa dahulu ketika kondisi hidupnya masih baik (sehat) tidak memperbanyak amal sholeh. Bila ia seorang pendurhaka, ia akan menyesal mengapa perjalanan hidupnya dipenuhi dengan dosa”.
Bagi yang menyia-nyiakan waktu sekarang, kelak akan datang pada suatu saat dimana ia baru menyadari harga dan nilai mahalnya amal perbuatan. Akan tetapi setelah kehilangan kesempatan, tiada berguna lagi penyesalan”.
********
Qum Fa andzir,
bangunlah dan berilah peringatan. Jangan biarkan diri terus beradadalam keterlenaan panjang.Bangkitlah, jangan hinakan diridengan kesia-siaan.Gubah dunia dengan prestasidan jadikan hidup lebih berarti.Buang keraguanyang mengungkung diri, ambil keputusan yang terbaikjika ingin menjadi orang baik-baik.
0 komentar:
Posting Komentar