BUKTI KAFIR AJARAN
PARA IMAM ITU LEBIH UTAMA DARI PARA NABI ALLAH. DERAJAT MEREKA LEBIH TINGGI DARI PADA PARA MALAIKAT, NABI DAN RASUL
Para Imam memiliki kedudukan mulia dan kekuasaan atas makhluk, seluruh atom di alam ini tunduk pada mereka. Posisi ini tidak dicapai oleh malaikat maupun para Nabi (Kitab Al Hukumah Al Islamiyah karangan Khomeini halaman 52)
Allah telah mengusapkan tangan kanannya pada keluarga Ali dan memberikan cahayanya pada mereka. Tak ada keselamatan kecuali kalian wahai keluarga ali, tidak ada tempat selain dari kalian wahai mata Allah yang melihat (Biharul Anwar 94/37)
Kalian adalah kesembuhan utama dan obat yang menyembuhkan bagi yang meminta kesembuhan pada kalian (Biharul Anwar jilid 94 hal 33)
Para Nabi bertawasul pada para imam dalam berbagai doa dan permintaan mereka. Ketika nabi Nuh hendak tenggelam, ketika Nabi Ibrahim dilempar ke api, Nabi Musa hendak menyeberangi laut, Nabi Isa akan dibunuh oleh orang Yahudi semuanya bertawasul dengan para Ahlul Bait untuk keselamatan mereka (Biharul Anwar 26/325 Wasa’ilusyi’ah jilid 4 hal 1134)
Majlisi berkata:"Allah hanya disembah, dikenal dan diesakan dengan perantaraan para Imam." (Biharul Anwar jilid 23 hal 103)
Para imam berkata: "Apabila kalian punya keinginan kepada Allah tulislah sebuah tulisan pada sesobek kertas dan letakkan pada salah satu kuburan keluarga Ali atau bungkus dan masukkan sedikit tanah yang bersih dan letakkan di sebuah sungai, sumur yang dalam atau oase padang pasir, pasti akan sampai pada Mahdi kemudian akan dia sendiri yang mengkabulkan apa yang akan menjadi kehendakmu." (Biharul Anwar 94/29)
Komentar: Berarti Majlsi berpendapat bahwa yang mengabulkan doa dan permohonan manusia bukanlah Allah tapi Mahdi
Beberapa contoh tulisan:
"Barang siapa berdoa kepada allah dengan perantara Ahlul Bait maka akan mendapatkan keuntungan dan sebaliknya sampai para Nabi pun terkabulkan karenanya apabila bertawasul dengan Imam Ahlul Bait." (Biharul Anwar 23/103)
Nabi Yunus dimakan ikan paus hanya karena dia mengingkari Imamah Ali bin Abi Tolib, setelah dia percaya maka dikeluarkan oleh Allah (Biharul Anwar jilid 26 hal 333)
Karena perantaraan Imam, pohon bisa berbuah dan buah masak di pohon. Karena perantaraan merekalah sungai mengalir, karena mereka pula hujan turun dari langit dan rumput tumbuh di permukaan bumi. Jika tidak ada para imam niscaya Allah tidak akan disembah (Al Kafi jilid 1 hal 112)
Para Imam adalah Sholat yang diperintahkan oleh Allah: Dalam Al Kafi diterangkan mengenai makna Ayat dalam surat Al Mudatsir ayat 42 artinya: "Apa yang membuat kamu masuk dalam neraka saqor ?" "Kita di dunia tidak pernah menunaikan sholat." Maknanya adalah: "Kita tidak mengakui keimamahan Ali dan para Imam dari keturunannya. Kita dulu tidak menjadi pengikut para Imam." (Al Kafi jilid 1 hal 347-360)
Barang siapa mengenal para imam berarti beriman dan barang siapa mengingkari maka kafir (Al Kafi 1/144)
Sesungguhnya sayalah (Ali) yang ditugasi membagi masuknya orang ke surga dan neraka (Al Kafi 1/ 153)
Dunia dan akhirat adalah milik Imam, terserah, mau diberikan sama siapa saja itu terserah pada para Imam (Al Kafi 1/337)
Mereka yang menguasai kunci kekayaan yang ada di bumi, kapan saja boleh mengeluarkan emas-emas yang ada di dalam tanah itu (Al Kaafi 1/394)
Diperbolehkan Towaf pada kubur Nabi dan kubur para Imam (Al Kafi jilid 1 hal 287)
Minta pertolongan, perlindungan, basmallah, selain Allah tidak dilarang. Para imam mengetahui apa yang ada dilangit, bumi, surga, neraka, mereka mengetahui apa yang telah terjadi dan semua yang terjadi kemudian (Al Kafi jilid 1 hal. 204)
Ciptaan Allah dan yang akan diciptakan. Mereka mengetahui seluruh ucapan-ucapan manusia, burung, binatang dan segala yang bernyawa. Barang siapa tidak bersifat demikian maka dia bukan Imam (Al Kaafi 1/225)
Para imam mendapatkan wahyu yang seperti diceritakan oleh Abi Jafar ia berkata: "Allah tidak akan menurunkan ilmu kecuali kepada keluarga Nabi dengan perantara Jibril ." (Al Kaafi 1/330)
Pengetahuan mereka telah sempurna sejak mereka dilahirkan. Riwayat dari Ya’kub Assiroj, suatu ketika ia masuk ke rumah Abi Abdillah ia sedang duduk di dekat kepala Abi Hasan Musa saat dia masih bayi, dia berbisik-bisik dengan Abul Hasan lama sekali, aku pun diam hingga mereka berdua selesai berbisik-bisik. Aku pun mendekatinya, lalu ia berkata padaku: "Mendekatlah pada tuanmu berikan salam padanya," maka aku mendekat dan memberi salam, ia(anak) menjawab dengan fasih kemudian ia berkata padaku: "Pulang dan gantilah nama anak perempuanmu yang kamu namai kemarin, nama itu benci oleh Allah." Kemarin aku memberi nama anakku dengan Humaira’.1 (Al Kaafi 1/247)
1 Humaira’ adalah nama panggilan Aisyah –radhiallahu 'anha- istri Nabi –shallallahu 'alaihi wa sallam
Bagaimana seorang anak kecil dalam gendongan dapat mengerti nama- nama yang dibenci Allah, termasuk Humaira’ ? Dia tidak mungkin tahu jika tidak mendapat wahyu dari Allah. Inilah kekafiran dan kemurtadan. Karena orang yang yakin bahwa ada yang mendapat Wahyu setelah Nabi adalah kafir. Ingat perang Riddah, Abu Bakar Assiddiq memerangi Musailamah Al Kazzab karena dia mengaku mendapat wahyu. Ali ikut dalam peperangan itu bahkan mendapat bagian seorang budak dari rampasan perang, yang akhirnya melahirkan anaknya yang bernama Muhammad ibnu Hanafiyah.
0 komentar:
Posting Komentar