Penulis Kumcer Hidayah Pelipur Cinta
Salut, kagum, senang, dan rasa bahagia lainnya ketika mendapat kejutan yang menyejukkan batin. Seorang kawan yang dulu tomboy dan punya karakter suka bicara ceplas-ceplos, kini telah berubah penampilan dan tabiatnya.
Tanpa sengaja bertemu dalam sebuah majelis, saya tidak dapat mengenalinya jika tidak disapa lebih dulu. Wajahnya kini semakin manis, pakaiannya anggun menenteramkan kalbu, gaya bicaranya sopan, halus dan santun. Saya terkagum dengan perubahan dirinya, Subhanallah, ia kini telah menutup aurat, menjaga dirinya dari korban budak mode, membungkus tubuhnya sebagai bentuk ketakwaan pada Allah dan Rasul-Nya.
Di satu sisi lagi, saya dikejutkan oleh pemandangan yang membuat mata saya panas, memerah dan pahit. Kerongkongan saya tersekat. Seorang sahabat yang dulunya anggun dalam balutan hijab, kini telah melanjangi kehormatannya. Kepala dan tubuhnya menjadi tak bernilai karena hijabnya telah dia lepas, terkoyaklah iman dan izzahnya. Astaghfirullah.
Dulu ketika lajang ia merupakan gadis yang cantik, cerdas dan menyenangkan. Namun pernikahan telah merobek iman yang dulu tersemat anggun dalam kuncup hatinya. Ia kini tampil penuh percaya diri dengan busana seksi layaknya wanita jahiliyah, lepas sudah hijabnya, robek dan jatuh kehormatannya sebagai wanita salehah.
Pemandangan nyata yang kontras, yang memiliki renungan dan hikmah. Maha benar apa yang Allah firmankan dalam Al-Qur'an:
“Barangsiapa yang Allah kehendahu kki akan memberinya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya (memeluk agama) islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikannya dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki gunung…..” (Al-An’am 125).
“Sesungguhnya kamu tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk pada orang yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk” (Al-Qashash 56).
Betapa mahalnya sebuah hidayah. Mempertahankan keistiqamahan hidayah membutuhkan perjuangan yang panjang dan menguras airmata. Begitu pula bagi muslimah yang telah berkomitmen menjadikan islam sebagai jalan hidupnya. Hendaknya memasukinya secara kaffah dan sungguh-sungguh. Sesungguhnya gemerlap duniawi yang membuat wanita menanggalkan hijab merupakan godaan musuh-musuh islam yang menginginkan muslimah itu hancur, selanjutnya jika muslimah sudah hancur dan terenggut imannya, sangat berpotensi menular pada orang sekitarnya.
Wanita yang menanggalkan hijab setelah Allah meneteskan sepercik hidayah, tempatnya adalah neraka, dan tidak layak berharap akan surga, karena dalam hadits shahih muslim Rasulullah telah mengabarkan, wanita yang berpakaian tapi telanjang tidak akan mencium bau surga. Sedangkan di dunia, akan menjadi bahan tertawaan musuh-musuh islam yang gigih melunturkan iman muslimah melalui topeng fashion. Renungan bagi muslimah, relakah anda dijadikan korban mode oleh orang-orang yang menginginkan agama anda hancur?
Sudah selayaknya kita sebagai wanita muslimah melepaskan belenggu perbudakan modern yang tersembunyi dibalik fashion. Sudah sepantasnya pula kita memerdekakan diri dari penjajahan mode yang memancing wanita berlomba-lomba tampil cantik secara lahiriyah, tetapi lupa untuk mempercantik batiniyah.SUMBER
0 komentar:
Posting Komentar