Menjaga kemuliaan diri
Sesungguhnya, salah satu metode yang paling sukses dan berhasil meluruskan kesalahan dan penyimpangan dalam masyarakat adalah dengan cara membahas kesalahan-kesalahan tersebut, penyebabnya, serta cara pengobatannya, kendati hal tersebut sangat peka. Sementara, mendiamkan kesalahan-kesalahan tersebut dan berpura-pura tidak mengetahuinya –meski sekecil atau seremeh apa pun– merupakan jalur menuju puncak marabahaya dan jalan menuju kebinasaan.
Perbuatan keji itu bisa saja datang karena lemahnya iman seorang hamba, serta berkuasanya setan terhadap umat manusia. Juga, disebabkan oleh pergaulan dengan teman-teman yang buruk, ditambah lagi dengan minimnya perasaan selalu diawasi Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dzat yang Maha Esa.
Kukenal keburukan
Bukan untuk terjerumus ke dalamnya
Namun untuk berjaga-jaga darinya.
Barang siapa yang tidak mengenal keburukan dari kebaikan
Ia akan terjerumus ke dalamnya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memperingatkan kita dari keburukan, bahkan memperingatkan kita agar jangan sampai mendekati keburukan tersebut dan penyebabnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Alquran yang jelas dan tegas isinya,
وَلاَ تَقْرَبُواْ الزِّنَى إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاء سَبِيلاً
Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji dan jalan yang buruk.” (Q.s. Al-Isra’: 32)
Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan kita dari segala keburukan tersebut, dengan sabdanya, “Tidaklah seorang pezina dikatakan beriman pada saat dia berzina, dan tidaklah seseorang dikatakan beriman pada saat dia minum khamr.” (H.r. Bukhari, no. 2995; Muslim, no. 86)
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Apabila seorang hamba berzina maka keimanannya keluar dari dirinya; iman tersebut laksana sebuah bayangan yang melindungi di atas kepalanya. Jika ia meninggalkan zina maka iman akan kembali kepadanya.” (Lihat Shahih Al-Jami’, no. 586; dan As-Silsilah Ash-Shahihah, no. 509)
Wahai para lelaki muslim, perlu diketahui, yang dinamakan zina bukan hanya pada kemaluan, melainkan mencakup mata, telinga, lisan, tangan, kaki, dan hati. Kemaluan yang akan membenarkan atau mendustakannya.
Dari Abu Hurairah radhialahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam; beliau bersabda, “Telah dituliskan bagi anak Adam bagiannya dari zina. Karenanya, itu pasti akan menimpanya, bukan sesuatu yang mustahil. Kedua mata berzina; zinanya dengan melihat (perkara yang diharamkan Allah Subhanahu wa Ta’ala). Kedua telinga berzina; zinanya dengan mendengar (perkara yang diharamkan). Lisan juga berbuat zina; zinanya dengan berkata-kata (melontarkan ucapan yang diharamkan). Tangan juga berzina; zina tangan dengan memegang (perkara yang diharamkan). Kaki juga berzina; zina kaki dengan melangkah ketempat yang diharamkan. (Zinanya) hati dengan menginginkan dan mengkhayal (berangan-angan). Kemudian semua itu dibuktikan oleh kemaluan atau didustakan olehnya.” (Lihat Shahih At-Targhib wat Tarhib, no. 1904)
Khususnya yang menimpa kita pada zaman ini. Zaman yang penuh dengan segala bentuk fitnah, ketika segala pintu penyimpangan telah dibuka semua pihak dari segala arah, ketika segala bencana dan cobaan telah merata, saat asingnya agama Islam dan kaum muslimin yang istiqamah mengamalkan agamanya. Kenyataanlah yang menjadi saksi atas semuanya!
Waspadalah! Jangan sampai terjerumus ke dalam berbagai perbuatan dosa dan maksiat. Jangan sampai terjerumus ke dalam perkara-perkara yang menyebabkan kemurkaan Allah Ta’ala.
Kita semua yakin bahwa tidaklah manusia berbeda-beda dalam tingkatan kemuliaan dan kehormatan, tidak pula manusia akan tertimpa segala macam kesedihan, kecuali karena perkara yang menjadi kesenangan hawa nafsunya. Dengan demikian, seseorang yang memiliki kemauan kuat akan mewujudkan kemuliaan dirinya yang tampak jelas dalam kepribadian yang terpuji.
Sebaliknya, kelemahan dan kehinaan bisa menjatuhkan seseorang dari derajat manusia yang sangat mulia menuju derajat binatang yang sangat hina. Oleh karena itu, harga diri manusia akan muncul kala dia menolak kehinaan dan teguh dalam pendirian, dengan segala pertimbangan yang dimilikinya, kebersihan hati dan pendengarannya dari semua kejelekan, juga kehormatan diri dalam kesuciannya, keharuman nama dan kehormatannya, serta memilih perkara terbaik di akhir kehidupannya.
Sungguh, orang-orang yang mulia di setiap umat dan generasi –kendati dimasa jahiliah yang penuh dengan kegelapan sekalipun–berbangga dengan kemuliaan dan keharuman nama mereka serta penjagaan terhadap kehormatan dan harga diri mereka. Mereka tegak berdiri dengan dasar itu semua, laksana harimau dan singa nan buas. Mereka cuci kehinaan diri mereka dengan menggunakan ujung panah dan pedang mereka. Mereka tidak pernah tidur dalam kehinaan. Mereka tak pernah bisa bersabar atas kehinaan, juga tak pernah mau menerima kehinaan tersebut.
Hindun binti ‘Utbah radhiallahu ‘anhuma pernah berkata ketika beliau berbai’at kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, apakah wanita yang merdeka itu mungkin akan berbuat zina?” (Lihat Qabasat min Khuthabi Al-Haramain, karya Ibnu Humaid)
Pertanyaan ini diajukan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena penjagaan akan kehormatan diri serta kemuliaannya. Wallahu a’lam.
Wahai lelaki muslim, lihatlah seorang wanita di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menanyakan hal itu kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam! Lantas bagaimana dengan para lelaki muslim di zaman sekarang ini?
Faktor pendorong segala perbuatan keji
Tidak lain, aktor di belakang semua perbuatan keji itu adalah setan yang terkutuk bersama semua pengikutnya. Mereka yang berada di balik segala perbuatan keji, yang kecil maupun yang besar. Dialah musuh kita yang sebenarnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjelaskan kepada kita semua di dalam Kitab-Nya, tentang permusuhan dan peperangan tersebut.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوّاً إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
Sesungguhnya syaithan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya syaithan-syaithan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni Naar yang menyala-nyala.” (Q.s. Fathir: 6)
Tatkala seorang manusia merasakan keberadaan medan pertempuran yang kekal abadi antara ia dengan musuhnya –yakni setan– maka ia akan selalu siap sedia dengan segala kekuatan dan kesiagaannya serta diiringi oleh jiwa pembelaannya terhadap diri sendiri. Ia akan siap sedia membela dirinya untuk menolak segala penyesatan dan penyimpangan. Ia juga akan terjaga dari segala pintu-pintu gangguan setan yang masuk ke dalam dirinya. Dia akan selalu berusaha mencari tahu hakikat segala kekhawatiran dan kecemasan, lalu ia akan selalu berusaha memalingkannya secepatnya kepada timbangan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang ditegakkannya agar semakin jelas bagi dirinya. Bisa jadi, segenap kekhawatiran dan kecemasan itu merupakan tipuan yang tersembunyi dari musuh bebuyutannya yang sudah lama, yaitu setan.
Sesungguhnya musuh bebuyutan bagi semua keturunan Adam ini terus-menerus membuat makar dan segala tipu daya. Ia pun sudah mengikrarkan bahwa ia akan terus masuk ke dalam pertempuran sepanjang masa, dengan berbagai tingkatan yang sangat rapi dan teratur. Ia akan terus-menerus menyusun siasat untuk mengganggu manusia selangkah demi selangkah …. (Lihat Maqami’usy Syaithan, karya Al-Hilali)
Wahai para lelaki muslim, ketahuilah bahwa ketika seorang mukmin telah menyadari bahwa langkah di hadapannya adalah langkah-langkah setan maka wajib baginya untuk mengangkat kakinya lalu segera berbalik arah menuju jalan cahaya. Terkadang iblisakan memberikan gambaran palsu dalam pikiran orang-orang yang beriman serta membuat kerancuan bahwa jalan-jalan yang terbentang di hadapannya adalah jalan kebaikan.
Meski demikian, hendaknya seorang mukmin bersikap cerdas dan berbekal ilmu agar dia bisa membedakan langkah-langkah setan dan jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Maha Pemurah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَن يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ
Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah setan maka sesungguhnya setan itu menyuruh untuk mengerjakan perbuatan yang keji dan mungkar.” (Q.s. An-Nur: 21)
“Sesunggunya setan benar-benar akan membukakan 99 pintu kebaikan bagi seorang hamba, untuk tujuan membuka satu pintu keburukan.” (Hilyatul Auliya’ wa Thabaqatul Ashfiya’, jilid V, hlm. 331)
Wahai lelaki muslim, kalian harus mengetahui kenyataan bahwa setan mampu dan sanggup untuk merasuk hingga ke dalam pemikiran dan hati manusia, tanpa ia sadari dan ia ketahui. Ia akan dibantu oleh tabiat asli penciptaan setan itu sendiri. Inilah yang sering kita sebut “was-was/bisikan jahat setan”. Allahu a’lam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengabarkan kepada kita tentang hal itu dengan firman-Nya,
مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ
Dari kejahatan (bisikan) setan yang bisa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia”, (Qs. An-Naas : 4-5)
“Sesungguhnya, jika seorang muslim memegang teguh agama dan Islamnya, baik dalam perkataan maupun perbuatan, maka setan tidak akan memperoleh jalan untuk menyesatkannya. Namun, jika ia meremehkan dan bermalas-malasan dalam sebagian perkara –yaitu kebaikan– maka setan akan mendapat kesempatan dan pintu masuk untuk menyesatkannya.” (Lihat Alamus Syaithan, karya Dr. Al-Asyqar)
Dengan demikian, hendaklah seorang muslim selalu waspada dan berhati-hati dari segala gangguan dan bisikan jahat setan!
Wahai para lelaki muslim, coba kita renungkan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini.
Shafiyyah radhiallahu ‘anha berkata, “Dahulu Nabi (shalallahu ‘alaihi wa sallam)  i’tikaf [pada sepuluh (hari) terakhir bulan Ramadhan]. Aku datang mengunjunginya pada malam hari, [ketika itu di sisinya ada beberapa isteri beliau sedang bergembira ria] maka aku pun berbincang sejenak, kemudian aku bangun untuk kembali, [maka beliau pun berkata, 'Jangan tergesa-gesa sampai aku bisa mengantarmu]. Kemudian beliau berdiri bersamaku untuk mengantarkanku pulang; tempat tinggal Shafiyyah itu pada kemudian hari berubah menjadi rumah Usamah bin Zaid. [Sesampainya di samping pintu masjid yang terletak di samping pintu Ummu Salamah], lewatlah dua orang laki-laki dari kalangan Anshar. Ketika keduanya melihat Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam maka keduanya pun bergegas, kemudian Nabi pun bersabda, ‘Tenanglah [Janganlah kalian terburu-buru, ini bukanlah sesuatu yang kami benci], ini adalah Shafiyyah bintu Huyay (istri Rasulullah sendiri, red.).’  Kemudian keduanya berkata, ‘Subhanallah (Mahasuci Allah), wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.’ Beliau pun bersabda, ‘Sesungguhnya setan itu menjalari anak Adam pada aliran darahnya; sesungguhnya aku khawatir kejelekan akan bersarang di hati kalian –atau beliau berkata, ‘… sesuatu …’).” (Dikeluarkan oleh Bukhari, 4:240, Muslim, no. 2157; tambahan yang terakhir terdapat pada riwayat Abu Dawud, 7:142–143 dalam ‘Aunul Ma’bud)
Seorang hamba Allah Ta’ala yang paling mulia dan paling suci saja berupaya menjelaskan secara terus-terang, sebagaimana sabda beliau, “Tenanglah, sesungguhnya wanita yang bersamaku adalah Shafiyyah binti Huyay.” Ucapan ini ditujukan agar harga diri, kehormatan, dan agama ini tetap terjaga dari segala noktah hitam yang mengotori dan merusaknya. Allahu a’lam.
Bagaimana denganmu, wahai para lelaki muslim? Apakah engkau telah berusaha menjaga agama dan kehormatanmu? Apakah dirimu juga telah mengantisipasi segala penyebab yang bisa merusak agama dan kehormatanmu? Jawablah dengan hatimu, wahai para lelaki muslim!
Duhai … semua perbuatan zina adalah perjanjian yang sangat zalim. Zina adalah akhlak yang sangat hina dan rendah. Telah hilang seluruh kenikmatan karenanya dan tinggalah kerugian dan keluh kesah yang berkepanjangan.
Imam Ahmad rahimahullah sering kali melantunkan syairnya,
Hilanglah kelezatan
Dari orang yang melakukan perbuatan haram
Tinggalah dosa dan kehinaan
Tinggalah akibat-akibat yang jelek
Tidak ada kebaikan dalam kenikmatan
Dengan sesuatu yang berakibat neraka
Bersambung, insya Allah ….
Penulis: Ummu Khaulah Ayu.
Muraja’ah: Ustadz Aris Munandar, S.S., M.A.


sumber

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.