Bekasi (voa-islam) – “Bekasi Bersyariah Tegakkan. Sekularisme, Liberalisme, Pluralisme, Pancasila Hancurkan.” Demikian seruan Jamaah yang hadir dalam Tabligh Akbar “Menuju Bekasi Bersyariat”, Ahad (5 Mei 2011) lalu di Masjid Islamic Centre Bekasi.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Kongres Umat Islam Bekasi (KUIB) ini dihadiri para tokoh Islam dan alim ulam, antara lain: Ustadz Harada Nurdin (Ketua KUIB), Ustadz Salih Mangara Sitompul (Sekjen KUIB), Ustadz Abu Muhammad Jibril (MMI), Ustadz Aka, Ustadz Murhali Barda (FPI Bekasi Raya), Ustadz Awith (DPP FPI), KH. Sulaiman Zakawerus, Ustadz Bernard Abdul Jabar (DDII Bekasi) dan para alim ulama lainnya.
Dalam tabligh Akbar tersebut, umat Islam Bekasi berkomitmen untuk mencanangkan Bekasi Bersyariah. Dalam sambutannya, KH. Sulaiman Zakawerus mengatakan, pencanangan Bekasi Bersyariah bukan hanya membuat orang sekuler alergi, tapi juga bergidik alias takut. “Tentu untuk menuju Bekasi Bersyariah, hendaknya dimulai dari diri dan rumah tangga umat Islam itu sendiri. Bagaimana mau menerapkan syariah, jika tidak diawali dengan kejujujuran, akhlak yang baik dan hidup sederhana,” kata Kiai.
Ia mencontohkan, banyak pejabat dari partai Islam yang jam tangannya dibeli senilai Rp. 32 juta, sepatunya seharga Rp. 28 juta. Belum lagi jas safarinya. Bahkan mobilnya dibeli senilai Rp. 1,4 miliar. Bukan hanya itu, dalam hal bertransaksi, entah itu tender atau proyek, umat Islam  kerap tak tahan godaan ketika harus berhadapan dengan hal-hal yang subhat dan diharamkan oleh agama. Misalnya praktek mark up, uang pelicin, berprilaku curang dan sejenisnya.
“Yang jelas, kita akan mendengar bahasa dari orang Islam sendiri, yang katanya kita harus luwes, jangan terlalu kaku dalam bertransaksi. Nah, hal semacam inilah yang harus dibenahi,” tukas Zakawerus.
Tekad Bekasi Menuju Syariah, lanjutnya, jangan hanya sekedar slogan saja. Tapi disertai dengan komitmen dan upaya memperbaiki diri, dimulai dari diri sendiri dan lingkungan keluarga. Sekecil apapaun kita bisa tegakkan syariah di lingkungan tempat kita bekerja. Bagaimana syariat akan tegak, jika kita sendiri justru sering melecehkan syariat. Semoga niat baik kita untuk menjadikan Bekasi menuju Syariah dicatat sebagai amal Jihad Fi Sabilillah,” kata kiai Zakawerus.
Menurut KH. Zakawerus, Program Bekasi Bersyariah bukan dimaksudkan untuk merubah peraturan-peraturan yang sudah ada. Terpenting, pentolan-pentolan daerah harus orang-orang yang memiliki kesadaran untuk menegakkan syariah. Tidak cukup hanya sekedar berbusana muslim, mengucapkan salam, tapi hal yang lebih besar lagi. Juga tentu, perlu diatur format seperti apa Bekasi Bersyariah yang akan ditata. Yang jelas, harus tetap dalam koridor konsepsi berbangsa dan bernegara. “Saya optimis, Bekasi Bersyariah akan segera terwujud, seperti halnya kaum muslimin bisa mengalahkan Persia dan Romawi,” tegasnya.
Untuk menuju Bekasi Bersyariah, Kiai Zakawerus mengajak umat Islam agar bersatupadu, saling bergandengan tangan dan melepaskan mantel-mantel organisasi yang membanggakan kita selama ini. “ Islam tidak ditegakkan oleh partai, tapi oleh dakwah dan jihad. Rasulullah Saw tidak pernah bikin revolusi, apalagi bom masjid.  Rasulullah tidak pernah bikin partai, tapi mengajak umatya untuk berjihad.
Kisah Soeharto dan Babi
Dalam kesempatan yang sama, KH. Sulaiman Zakawerus pun mengkritik Pancasila yang selama ini dijadikan pandangan hidup. Ia berbagi cerita ketika dirinya pernah menjadi pengurus organisasi Islam Persis (Persatuan Islam) di wilayah Tanjung Priok pada masa Orde Baru. Seperti diketahui, Soeharto kala itu memberlakukan UU No 8 tahun 1980 tentang keormasan,  yayasan, hingga partai, dimana asasnya haryus tunggal, yakni Pancasila. Dengan pemberlakun UU itu, Persis kemudian mengganti asasnya dari Islam menjadi Pancasila.
 “Sebagai pengurus Persis untuk wilayah Tanjung Priok, saya menolak untuk mengganti asas Islam dengan Pancasila. Pendirian itu berakibat saya harus disidang oleh lima ustadz besar Persis.  Saat disidang, saya bertanya pada ustadz yang mensidang saya, apa hukumnya memperingati maulid Nabi Saw? Lalu dijawab, bi’dah dholalah. Lalu saya taya lagi, apa hukumnya menerima Pancasila itu? Ustadz Persis itu menjawab, ah itu kan cuma stiker. Kemudian saya jelaskan pada mereka. Menerima pancasila hukumnya adalah bid’ah kubra dholalah kubra. Alhasil, saya dipecat dari Persis,” ujarnya mengenang.
Di zaman Orba, bila ada ustadz yang mengkritik Pancasila, bisa dipastikan akan dikenai hukuman penjara selama 9 tahun. Bukan hanya mengkritik Pancasila, tapi juga mengkritik rezim yang berkuasa akan dijatuhi sanksi masuk bui.
Pernah terjadi, ketika Imaduddin Ibrahim alias Bang Imad menyindir pejabat di masa Orba dengan sebuah cerita parody. Begini ceritanya, Gubernur DKI saat itu, Cokropranolo memang suka klenik. Suatu ketika ia pernah mendengar Patung Pangeran Diponogoro yang ada di Monas itu berbisik. “Cokro..saya minta kuda yang saya tunggangi untuk diganti dengan kuda yang lain. Mengingat kuda yang saya tunggangi itu sudah terlalu lama, sejak tahun 1825.”
Lalu Sang Gubernur melapor pada Presiden Soeharto di Cendana untuk memberitahu permintaan Patung Diponogoro yang bisa ngomong itu, perihal permintaannya mengganti kuda. Akhirnya, berangkatlah Sang Gubernur mendatangi Patung itu didampingi oleh Presiden Soeharto. Lalu apa kata Patung Diponogoro? Rupanya patung itu protes keras seraya berkata: “Kanjeng, saya minta kuda untuk diganti, tapi  kenapa kau bawa babi.”
Plesetan inilah yang kemudian menghantarkan Bang Imad masuk ke dalam bui, gara-gara bilang Soeharto itu babi. “Cerita ini  benar-benar terjadi,” kenang Kiai Zakawerus.
Di akhir sambutannya, Zakawerus mengingatkan umat Islam dimanapun berada, khususnya di Kota Bekasi, agar tidak bersikap tenang-tenang saja ketika melihat kemungkaran dan kemaksiatan kian merajalela. Sebab, hal itu akan mengundang murka Allah dengan menurunkan azabnya.
“Ketika wajah kita tidak berubah saat melihat kemungkaran, maka Allah memerintahkan malaikatnya untuk menghancurkan negeri ini, termasuk orang sholeh yang tidak berbuat maksiat. Ketika syariat Islam diolok-olok, harga diri umat Islam diinjak-injak, desa kita dibedol karena pemurtadan dan Kristenisasi, lalu kita tidak bereaksi, maka sikap diam dan cuek kita inilah yang dinilai Tuhan punya andil untuk mengundang azab-Nya ke sini. Semoga azab tidak turun d iota Bekasi, karena sikap umat Islam yang tidak peka terhadap lingkungannya,” harap Kiai Zakawerus berharap. Desastian

sumber

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.