Bismillah.

Allahumma yassir wa a'in.
Selain curhat masalah utang, www.konsultasisyariah.com juga kebanjiran curhat konflik keluarga. Pemicunya beraneka ragam, mulai dari masalah "berantem" dengan mertua, ekonomi keluarga, rebutan duit, sampai masalah perselingkuhan. Maklum saja, ini menyangkut hajat banyak orang. Tak kalah banyaknya adalah "bentrokan" suami-istri karena soal ekonomi. Akhirnya, saya coba-coba iseng googling. Saya pasang keyword “cerai ekonomi”, jreeet ... muncul berbagai tulisan tentang gugat cerai dari pihak istri, sekian ratus orang. Allah Al-Musta'an ....
Kita semua sepakat, keharmonisan keluarga sangat dipengaruhi kebahagiaan hati masing-masing anggota keluarga. Umumnya, sebelum terikat tali pernikahan, orang membayangkan kebahagiaan hanya sebatas meluapkan nafsu biologis, setelah terjalin cinta. Ah ... yang penting hidup bersama, urusan makan, dipikir nantilah. Yang penting, sudah ada penghasilan ... syukur-syukur, disokong mertua.
Namun, biasanya, ini tidak berlangsung lama. Semangat ini akan mulai surut, sejalan dengan banyak persoalan yang muncul. Mari kita rehat sejenak, mencoba merenungkan beberapa nasihat Islam, dalam membina keluarga yang bahagia dan membahagiakan.
Jadikan “cerai” solusi paling terakhir
Mungkin, ini kata pamungkas yang seharusnya ditaruh di akhir tulisan ini. Namun, tidak ada salahnya bila ditaruh di depan. Biar yang keburu menutup halaman ini tetap bisa menangkap salah satu pesan sentral dalam bahasan ini.
Ya, hati-hati dengan kata "cerai", "pisah", "talak", "minta cerai", dan semacamnya. Jangan bermudah-mudah melontarkan kata-kata ini setiap kali kepala Anda memanas karena masalah rumah tangga. Tahan lidah baik-baik, meskipun perasaan Anda telah berteriak dengan kencang, "Kita ceraa ... iiiii ...." Semoga Allah segera menurunkan tensi darah Anda.
Barangkali, hadis berikut bisa membuat Anda sangat menyesal jika harus bercerai. Disebutkan dalam hadis sahih dari Jabir bin Abdillah radhiallahu 'anhu, Nabi ‘alaihish shalatu was salam bersabda,
إِنَّ إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِىءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُولُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِىءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ - قَالَ - فَيُدْنِيهِ مِنْهُ وَيَقُولُ نِعْمَ أَنْتَ
Sesungguhnya, singgasana iblis berada di atas laut. Dia mengutus para pasukannya. Setan yang paling dekat kedudukannya adalah yang paling besar godaannya. Di antara mereka, ada yang melapor, ‘Saya telah melakukan godaan ini.’ Iblis berkomentar, ‘Kamu belum melakukan apa-apa.’ Datang yang lain melaporkan, ‘Saya menggoda seseorang, sehingga ketika saya meninggalkannya, dia telah bepisah (talak) dengan istrinya.’ Kemudian, iblis mengajaknya untuk duduk di dekatnya dan berkata, ‘Sebaik-baik setan adalah kamu.’” (H.R. Muslim, no. 2813)
Pada dasarnya, talak adalah perbuatan yang dihalalkan. Akan tetapi, perbuatan ini disenangi iblis karena perceraian memberikan dampak buruk yang besar bagi kehidupan manusia. Betapa banyak anak yang terlantar, tidak merasakan pendidikan yang layak, gara-gara broken home. Bisa jadi, dia akan disiapkan iblis untuk menjadi bala tentaranya. Bahkan, salah satu dampak negatif sihir yang disebutkan oleh Allah dalam Alquran adalah memisahkan antara suami dan istri. Allah berfirman,
فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِه
Mereka belajar dari keduanya (Harut dan Marut) ilmu sihir yang bisa digunakan untuk memisahkan seseorang dengan istrinya.” (Q.S. Al-Baqarah:102)
Secara khusus, bagi pihak istri, jangan bermudah-mudah minta cerai gara-gara percikan api kecil yang meletup di tengah-tengah keluarga Anda. Selama itu masih bisa dipadamkan, berupayalah agar jangan dinyalakan. Renungkan hadis berikut; semoga Anda akan sedikit merinding untuk sampai hati mengajukan gugat cerai kepada suami Anda.
Dari Tsauban radhiallahu 'anhu, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
أَيُّمَا امْرَأَةٍ سَأَلَتْ زَوْجَهَا الطَّلاَقَ فِى غَيْرِ مَا بَأْسٍ فَحَرَامٌ عَلَيْهَا رَائِحَةُ الْجَنَّةِ
Wanita mana pun yang meminta suaminya untuk menceraikannya, tanpa ada alasan yang dibenarkan, maka dia diharamkan mencium bau surga.” (H.R. Ahmad dan Ibnu Majah; dinilai sahih oleh Syu'aib Al-Arnauth)
Dalam riwayat yang lain, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
الـمُخْتَلِعَاتُ هُنَّ الـمُنَافِقَاتُ
Wanita yang suka meminta cerai (tanpa alasan yang benar), merekalah para wanita munafik.” (H.R. Ahmad dan Turmudzi; dinilai sahih oleh Al-Albani)
Akan tetapi, tunggu, jangan salah paham dulu. Hadis di atas bukanlah melegalkan sikap suami untuk tidak memenuhi hak istrinya. Bagi Anda, para istri yang tidak mendapat hak nafkah dari suami, Anda berhak menuntut suami untuk menunaikan kewajibannya. Namun, sekali lagi, itu belum tepat saatnya Anda minta cerai.
Menikah, penyebab diperolehnya penghasilan
Percaya atau tidak percaya, Anda saya paksa untuk percaya. Bukan karena saya diktator, tetapi karena kita harus tunduk pada dalil. Disebutkan dalam hadis sahih dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
ثَلَاثَةٌ كُلُّهُمْ حَقٌّ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ عَوْنُهُ الْمُجَاهِدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالنَّاكِحُ الَّذِي يُرِيدُ الْعَفَافَ وَالْمُكَاتَبُ الَّذِي يُرِيدُ الْأَدَاءَ
Ada tiga orang; telah menjadi kewajiban Allah untuk menolongnya: Orang yang berjihad di jalan Allah, orang yang menikah karena ingin menjaga kehormatannya, dan budak yang ingin menebus dirinya.” (H.R. Nasa'i dan Turmudzi; dinilai hasan oleh Al-Albani)
Barang ali, janji dalam hadis di atas belum kunjung turun di keluarga Anda, tatkala himpitan ekonomi sedang melanda. Namun, Anda tidak boleh keburu berontak. Anda harus yakin, Anda harus berbaik sangka kepada Allah, Anda butuh sabar dan menahan gejolak nafsu. Pasang kuda-kuda tawakal kepada Allah. Insya Allah, Anda akan segera “kejugrukan gunung kembang” (mendapat jalan keluar).
Jadilah keluarga yang kompak
Mungkin, prinsip "ringan sama dijinjing, berat sama dipikul" perlu diterapkan dalam keluarga kita. Samakah visi dan satukan langkah untuk mewujudkan kebahagiaan Anda dan anak Anda.
Kalau pemikiran dan tenaga dua orang yang diikat dengan cinta disatukan, kelihatannya sulit dibayangkan jika keduanya sampai kerepotan mencari solusi terbaik. Namun, sekali lagi, butuh kekompakan.
Sebaliknya, jangan sampai Anda menjadi musuh bagi pasangan Anda. Terkadang, salah satu pihak lebih memerhatikan kepentingan dirinya dan kepentingan kerabatnya, dibandingkan mengutamakan keluarga. "Yang penting, saya senang, orang tua saya juga senang, meskipun harus merugikan pihak suami atau istri." Disadari maupun tidak, bisa jadi, prinsip semacam ini akan semakin memperkeruh masalah Anda.
Bukan dalam rangka menuduh pihak yang mana, tetapi umumnya, kesadaran pihak wanita terkadang harus lebih banyak dipupuk. Persoalannya, kesempitan ekonomi identik dengan gugat cerai dari pihak istri. Karena itu, jauh-jauh hari, Allah ingatkan agar para suami senantiasa waspada akan kondisi istrinya. Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Wahai orang-orang mukmin, sesungguhnya, di antara istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka, dan jika kamu memaafkan, tidak memarahi, serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. At-Taghabun:14)
Ayat ini bukan ngajari Anda untuk su'uzhan pada keluarga Anda, karena tidak semua istri memiliki sifat demikian. Ini bisa disimpulkan dari kata “di antara istri ....” Untuk itu, jangan keburu pasang kuda-kuda marah dan marah. Perhatikan lanjutan ayat, “... Jika kamu memaafkan, tidak memarahi, serta mengampuni (mereka) ....” Ini yang harusnya Anda ingat-ingat.
Balasannya, “... Sesungguhnya, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ....” Artinya, dengan kasih sayang Allah yang sangat luas, Allah akan memberikan jalan terbaik bagi Anda. Bisa jadi, Allah akan mengubah tabiat istri Anda atau Allah akan melapangkan rezeki Anda.
Suami berkewajiban memberi nafkah semampunya
Anda jangan keburu protes kepada suami ketika posisi Anda dan keluarga "kelihatannya belum semapan tetangga"; uang belanja masih kurang, belum sempat beli baju baru, enggak bisa jalan-jalan ke shopping center, enggak ada rekreasi, belum dapat perawatan kulit, belum ngasih kiriman ke orang tua, dan seabrek keinginan Anda untuk menuju bahagia. Sayangnya, gaji suami Anda sebulan tidak cukup. Kalau dipakai untuk itu semua, paling-paling, cuma seminggu sudah habis.
Jangan buru-buru, sikapi itu dengan hati dingin dan pasrah kepada yang Kuasa. Suami Anda tidak dibebani tanggung jawab yang lebih dari batas kemampuannya. Semoga Allah akan segera memberikan kemudahan bagi keluarga Anda. Allah berfirman,
لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللَّهُ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا
Orang yang mampu hendaklah memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar kemampuan yang Allah berikan kepadanya. Allah, kelak, akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (Q.S. Ath-Thalaq:7)
Sebenarnya, permasalahannya bisa kita paksa untuk disederhanakan. Ketika kita menyadari bahwa penghasilan Suami belum cukup untuk mewujudkan konsep "hidup bahagia" yang ideal menurut Anda, segera ambil tindakan skala prioritas. Tidak semua keinginan Anda bisa terpenuhi dengan gaji Suami. Dahulukan yang paling penting, kemudian yang penting. Kebutuhan yang sekiranya bisa ditahan, mungkin belum saatnya diwujudkan sekarang. Bersabarlah, perbanyak memohon--kepada Allah--kemudahan hidup, sambil sedikit mencoba menabung untuk mewujudkan cita yang Anda harapkan.
Potret rumah tangga Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
Sebagai pemungkas, mari kita simak kemesraan kelurga Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di tengah himpitan ekonomi yang mereka alami. Berikut ini kesaksian sejarah dari mereka yang pernah sezaman dengan manusia paling mulia di dunia ini.
1. Aisyah radhiallahu 'anha, istri tercinta beliau, mengatakan,
ما شبع آل محمد صلى الله عليه و سلم من خبز بر مأدوم ثلاثة أيام حتى لحق بالله
Keluarga Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam itu belum pernah kenyang dengan roti gandum yang berlauk selama tiga hari berturut-turut, sampai beliau diwafatkan oleh Allah.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
2. Al-Hasan Al-Bashri, salah satu ulama tabi'in yang sewaktu kecilnya diasuh oleh sebagian istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, menggambarkan kesederhanaan rumah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau mengatakan,
كنت أدخل بيوت أزواج النبي صلى الله عليه وسلم في خلافة عثمان بن عفان فأتناول سقفها بيدي
Aku pernah masuk ke rumah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di zaman pemerintahan Utsman, dan aku bisa memegang atap rumah beliau dengan tanganku.” (Ath-Thabaqat Al-Kubra, 1:501, Ibnu Sa'd)
3. Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
اللهم اجعل رزق آل محمد قوتا
Ya Allah, jadikanlah rezeki untuk keluarga Muhammad adalah sebatas untuk kebutuhan pokoknya.” (H.R. Muslim dan Turmudzi)
Yang mengagumkan, tidak ditemukan riwayat yang menyebutkan kasus perceraian beliau dengan para istri beliau, disebabkan himpitan ekonomi dan kemiskinan yang beliau alami.
Semoga Allah menjadikan keluarga kita, keluarga yang sakinah berhias sunah. Amin ....
Artikel www.PengusahaMuslim.com


1 komentar:

  1. Setahu saya ada ayat Alquran (bukan hadits) yang menceritakan tentang dihalalkannya Nabi menikahi Zainab (janda dari anak angkat Nabi, Zaid bin Haritsah). Asbabun nuzulnya dikisahkan Nabi menikahkan Zainab yang solehah dengan Zaid yang soleh. Ternyata sang perempuan tidak juga bisa mencintai sang lelaki. Hingga Nabi pun mengizinkan mereka bercerai. (Referensi: Alquran tafsir terjemahan per kata karya Dr. Ahmad Hatta dan buku Wanita-Wanita Alquran terbitan Zaman) Kalau dibenci Allah, mengapa Nabi mengizinkan perceraian itu terjadi? Ada agama yang mengharamkan pernikahan tetapi bukan Islam. Ada juga agama yang mengharamkan perceraian tetapi juga bukan Islam. Keduanya diatur dalam Islam. Keduanya halal selama ditempuh sesuai dengan jalan-Nya. Cuma yang terus menggelitik saya, koq ada perbuatan halal tetapi dibenci? Ada yang bisa lebih menjelaskan, terutama terkait dengan referensi yang saya sampaikan?

    BalasHapus

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.