1. Dari Ibnu ‘Abbas ra., ia berkata : “Rasulullah SAW bersabda :
“Ditampakkan kepadaku umat-umat terdahulu. Kulihat ada seorang Nabi yang disertai dengan rombongan kecil, ada pula Nabi yang disertai dengan satu dua orang saja, bahkan ada seorang Nabi yang tanpa pengikut seorangpun. Kemudian tampak satu rombongan besar yang aku sangka mereka adalah umatku, akan tetapi dikatakan kepadaku : “Ini adalah Musa dan kaumnya tetapi lihatlah ke ufuk sana.” Kemudian aku melihat ke ufuk itu. Tiba-tiba aku melihat satu rombongan besar, lantas dikatakan kepadaku : “Lihatlah ke ufuk yang lain.” Di sana aku melihat satu rombongan yang besar lagi, kemudian dikatakan kepadaku : “Itulah umatmu yang didalamnya terdapat tujuh puluh ribu orang yang akan memasuki surga tanpa hisab1 dan tanpa disiksa lebih dahulu.”

Beliau kemudian bangkit dan masuk ke dalam rumah. Orang-orang ramai membicarakan tentang orang-orang yang akan masuk surga tanpa dihisab dan disiksa. Salah seorang di antara mereka berkata : “Mungkin saja mereka adalah sahabat-sahabat Rasulullah SAW” Dan ada pula yang mengatakan : “Mungkin saja mereka adalah orang-orang yang dilahirkan dalam keadaan Islam dan dia tidak menyekutukan Allah.” Dan mereka menafsirkan bermacammacam. Kemudian Rasulullah SAW keluar dan bersabda kepada mereka : “Apa yang sedang kalian bicarakan?”
Kemudian mereka menceritakannya, maka beliau bersabda: “Mereka itu adalah orang-orang yang tidak menjampi, dan mereka tidak pernah minta dijampi, mereka yang tidak
meramal dan hanya kepada Tuhan sajalah mereka bertawakkal.” Kemudian ‘Ukasyah bin Mihshan berkata : “Ya Rasulullah, doakanlah kepada Allah agar saya termasuk
golongan mereka.” Beliau menjawab : “Engkau termasuk golongan mereka.” Kemudian berdirilah orang lain sambil berkata : “Ya Rasulullah, doakanlah kepada Allah agar saya termasuk golongan mereka.” Beliau menjawab : “Engkau telah didahului oleh Ukasyah. (HR. Bukhari dan Muslim)
1 Tanpa dihitung atau diperiksa amal perbuatannya

2. Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata : “Sesungguhnya Rasulullah SAW berdoa : “ALLAHUMMA LAKA ASLAMTU WABIKA AAMANTU WA’ALAIKA TAWAKKALTU WA ILAIKA ANABTU
WABIKA KHAASHAMTU ALLAHUMA A’UUDZU BI’IZZATIKA LAA ILAAHA ILLAA ANTA ANTUDHILLANI ANTAL HAYYUL LADZII LAA YAMUUTU WAL JINNU WAL INSU YAMUUTUUNA.

” (Ya Allah, hanya kepada-Mu saya berserah diri, dan kepada-Mu saya percaya sepenuh hatu, dan hanya kepada Engkau-lah saya kembali dan untuk-Mulah saya berjuang. Ya Allah, saya
berlindung dengan kemuliaan-Mu yang tiada Tuhan selain Engkau dan aku mohon agar Engkau tidak menyesatkan diriku. Engkau adalah Zat Yang Hidup yang tidak akan pernah mati, sedangkan jin dan manusia semuanya akan mati.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata : “HASBUNALLAH WANIKMAL WAKIL, kalimat ini pernah dibaca oleh Nabi Ibrahim as. Ketika beliau dilemparkan ke dalam api, dan juga dibaca oleh Nabi
Muhammad SAW ketika orang-orang kafir mengatakan : “Sesungguhnya orang-orang Quraisy telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kalian. Oleh karena itu, takutlah kalian kepada mereka.” Akan tetapi perkataan itu malah menambah keimanan mereka serta mereka mengucapkan “HASBUNALLAAHU WANIKMAL WAKIIL.” (HR. Bukhari)


Pada riwayat Bukhari yang lain, bahwa Ibnu Abbas ra. berkata :
“Kalimat terakhir yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim ketika dilemparkan ke dalam api adalah “HASBUNALLAHU WANIKMAL WAKIIL” (Allah cukup menjadi Penolong bagi kami, Allah adalah sebaik-baik pelindung).”

4. Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi SAW, beliau bersabda : “Akan masuk surga orang-orang yang mempunyai hati berpendirian seperti pendirian burung.” (HR. Muslim)

5. Dari Jabir ra., ia berkata : “Saya berperang bersama Nabi SAW menuju ke arah Najd. Tatkala Rasulullah kembali kami pun ikut kembali. Di suatu lembah yang banyak pohon berduri, kami merasa payah dan mengantuk, Rasulullah SAW pun turun dan berpencar untuk berteduh di bawah pohon, kemudian beliau menggantungkan pedangnya, sedangkan kami semua tertidur. Tiba-tiba Rasulullah SAW memanggil kami, sedangkan di dekat beliau ada seorang Badui,
kemudian beliau bersabda “Sesungguhnya orang ini telah menghunus pedangku sewaktu aku tertidur, setelah aku terbangun pedang itu sedang terhunus di tangannya.” Lalu orang ini berkata : “Siapakah yang dapat mencegah kamu dari seranganku ?” Aku menjawab : “Allah” (tiga kali). Kemudian orang itu tidak melakukan apa-apa dan langsung duduk. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain disebutkan : Jabir berkata : “Kami bersama Rasulullah SAW berperang di Dzatur riqa’. Tatkala kami sampai pada salah satu pohon yang rindang kami meninggalkan Rasulullah SAW, tiba-tiba datanglah seorang laki-laki musyrik sedangkan pedang Rasulullah SAW bergantung di pohon dan laki-laki itu menghunusnya seraya berkata : “Apakah kamu takut kepadaku?” Beliau menjawab : “Tidak.” Dia bertanya lagi : “Siapakah yang dapat mencegah kamu dari seranganku ?” Beliau menjawab : “Allah.”

Dan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Bakar Al-Isma’iliy di dalam shahihnya dikatakan : “Laki-laki itu bertanya : “Siapakah yang dapat mencegah kamu dari serangan ini?” Beliau menjawab : “Allah,” maka jatuhlah pedang itu dari tangannya, kemudian Rasulullah SAW mengambil pedang itu seraya bertanya : “Siapakah yang dapat mencegah kamu dari seranganku ini?” Dia menjawab “Jadilah engkau sebaik-baik orang yang memegang pedang.” Beliau
bersabda : “Hendaklah kamu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya saya adalah pesuruh Allah.” Ia menjawab : “Tidak, tetapi saya berjanji tidak akan memerangi kamu dan saya tidak akan bergabung dengan orang-orang yang memerangi kamu.”
Kemudian Rasulullah melepaskan orang itu dan mendatangi sahabatnya seraya bersabda : “Baru saja bertemu dengan sebaikbaik manusia.”

6. Dari Umar ra., ia berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Andaikata kalian benar-benar bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan memberi kalian rezeki sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung, yaitu keluar dengan perut kosong di pagi hari dan kembali dengan perut kenyang di sore hari. (HR. Tirmidzi)

7. Dari Umarah Al-Barra’ bin ‘Azib ra., ia berkata : “Rasulullah SAW bersabda : “Hai fulan apabila kau hendak tidur maka bacalah “ALLAHUMMA ASLAMTU NAFSII ILAIKA WAWAJJAHTU WAJHII ILAIKA WAFAWWADTU AMRII ILAIKA WA ALJA’TU
DHAHRII ILAIKA RAGHBATAN WARAHBATAN ILAIKA LAA MALJA’A WALAA MANJAA MINKA ILLAA ILAIKA AAMANTU BIKITAABIKAL LADZII ANZALTA WA NABIYYIKAL LADZII ARSALTA.

” (Ya Allah, saya menyerahkan diri kepada-Mu. Saya hadapkan wajahku kehadirat-Mu, saya menyerahkan segala urusanku kepada-Mu dan saya menyandarkan punggungku
kepada-Mu karena mengharap dan takut kepada-Mu. Tidak ada tempat kembali dan tidak ada tempat berlindung kecuali hanya kepada-Mu. Saya percaya dengan sepenuh hati terhadap Kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan terhadap Nabi-Mu yang telah engkau utus.) Dengan membaca doa ini, apabila kalian mati pada malam itu, maka matinya dalam keadaan bersih dari dosa, dan jika kamu masih hidup sampai pagi harinya maka kamu akan memperoleh kebaikan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain yang juga diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Al-Barra’, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda kepadaku : “Jika engkau hendak tidur maka berwudhulah terlebih dahulu sebagaimana kamu wudhu akan shalat, kemudian berbaringlah pada pinggangmu yang sebelah kanan lalu bacalah doa seperti tersebut di atas.” Ia meneruskan hadis itu seperti hadis di atas, kemudian beliau bersabda : “Dan jadikanlah doa sebagai akhir (penghabisan) dari apa yang kamu ucapkan.”

8. Dari Abu Bakar As Shiddiq Abdullah bin Utsman bin Amir bin ‘Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib Al-Quraisy At-Taimiy ra., ia ayah dan ibunya
termasuk sahabat Nabi, ia berkata : “Tatkala kami berada di gua Tsur, saya melihat kaki-kaki orang musyrik berada di atas kepala kami, kemudian saya berkata : “Wahai Rasulullah,
seandainya salah seorang di antara mereka melihat ke bawah telapak kakinya dia pasti akan melihat kita.” Beliau menjawab : “Wahai Abu Bakar, apakah yang kamu cemaskan terhadap
dua orang sedangkan Allah ketiganya ?” (HR. Bukhari dan Muslim)

9. Dari Ummul Mukminin Ummu Salamah, nama sebenarnya adalah Hindun binti Abu Umayyah Hudzaifah Al-Makhzumiyah ra., ia berkata : Sesungguhnya Nabi SAW jika keluar dari rumahnya, beliau berdoa : “BISMILLAAHI TAWAKKALTU ‘ALALLAAH. ALLAHUMMA INNII A’UUDZU BIKA ‘AN ADHILLA AU UDHALLA WA ‘AZILLA AU UZALLA AU ADZLIMA AU AUDZLAMA AU AJHALA AU YUJHALA ‘ALAYYA
(Dengan menyebut nama Allah saya bertawakkal kepada Allah. Ya Allah, sesungguhnya saya berlindung diri kepada-Mu dari sesuatu yang menyesatkan, dari sesuatu yang menggelincirkan atau digelincirkan dari sesuatu yang menganiaya atau teraniaya, atau dari sesuatu yang
membodohkan atau diperbodohkan.” (HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi dan yang lain dengan sanad yang sahih).

10. Dari Anas ra., ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Siapa saja yang keluar dari rumahnya membaca : “BISMILLAAHI TAWAKKALTU ‘ALALLAAHI WALAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAH (Dengan menyebut nama Allah, saya bertawakkal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah),” maka dikatakan kepadanya : “Kamu telah mendapat petunjuk, kamu telah dijamin, kamu dipelihara dan dijauhkan dari setan.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, Nasa’i dan yang lain)

Akan tetapi dalam riwayat Abu Dawud ada tambahan : “Maka setan yang satu berkata kepada setan yang lain : “Bagaimana kamu dapat menggoda orang itu sedangkan dia telah diberi petunjuk, telah dijamin dan dipelihara oleh Allah.”

11. Dari Anad ra., ia berkata : “Masa Nabi SAW ada dua orang yang bersaudara, yang satu suka datang kepada Nabi SAW dan yang lain giat berusaha. Kemudian orang yang giat berusaha mengadu kepada Nabi SAW tentang keadaan saudaranya itu, lantas beliau bersabda : “Barang kali kamu mendapatkan rezeki karena saudaramu.” (HR. At Tirmidzi)

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.