Melihat dalil-dalil karomah para wali
Keberadaan keramat para wali telah ditetapkan dalam al Qur’an, Sunnah Rasul Saw, serta atsar shahabat dan orang-orang setelah mereka, sampai zaman sekarang ini. Keberadaannya juga diakui oleh mayoritas ulama ahli sunnah yang terdiri dari para ahli fikih, para ahli hadits, para ahli usul dan para syaikh tasawuf yang karangan-karangan mereka banyak berbicaratentangnya. Selain itu, keberadaanya juga telah dibuktikan dengan kejadian-kejadian nyata di berbagai masa. Dengan demikian, karamah tetap (terbukti) secara mutawatir maknawi, meskipun rinciannya diriwayatkan secara ahad (sendiri-sendiri). Keramat tidak dingkari, kecuali oleh ahli bid’ah dan kesesatan yang imannya kepada Allah, sifat-sifat-Nya dan perbuatan-perbuatan-Nya lemah

1. Sumber Al Qur’an
a. Ashabul Kahfi, Cerita Ashabul Kahfi yang tertidur panjang dalam keadaan hidup dan selamat dari bencana selama 309 tahun, dan Allah menjaga mereka dari panasnya matahari. Allah berfirman, “Dan engkau akan melihat ketika matahari terbit, dia condong dari gua mereka ke sebelah kanan. Dan ketika matahari itu terbenam, dia menjauhi mereka ke sebelah kiri.” (QS. al Kahfi : 17)
“Dan engkau mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur. Dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka menjulurkan kedua lengannya di muka pintu gua.” (QS. al Kahfi : 18)


b. Kisah Maryam, yang menggoyang pohon kurma yang kering. Seketika itu juga pohon tersebut menjadi rindang dan berjatuhanlah kurma yang sudah masak di luar musimnya. “Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.” (QS. Maryam : 25). Apa yang diceritakan Allah dalam al Qur’an kepada kita bahwa setiap kali Zakaria masuk ke mihrab Maryam, dia menemukan rezeki di dalamnya, padahal tidak ada yang masuk ke situ selain dia. Lalu dia berkata, “Wahai Maryam, dari manakah engkau memperoleh ini?” Maryam menjawab, “Ini semua dari Allah.” Setiap kali Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, dia temukan makanan di sisinya. Lalu dia berkata, “Hai Maryam, dari mana engkau memperoleh (makanan)” ini? Maryam menjawab, “Makanan ini dari sisi Allah.” (Ali Imran : 37).


c. Asif bin Barkhiya, bersama Sulaiman as., sebagaimana dikatakan oleh mayoritas mufasirin, “Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari kitab, Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” (QS. an Nahl : 40). Maka dia pun membawa singgasana Ratu Bilqis dari Yaman ke Palestina sebelum mata berkedip.

2. Sumber As Sunnah
1) Kisah Juraij al Abid yang berbicara dengan bayi yang masih dalam buaian. Ini adalah Hadits shahih yang dikeluakan oleh Bukhari dan Muslim dalam Ash Shahihain.
2) Kisah seorang anak laki-laki yang berbicara ketika masih dalam buaian.

3) Kisah tiga orang laki-laki yang masuk ke dalam gua dan bergesernya batu besar yang sebelumnya menutupi pintu gua tersebut. Hadits ini yang disepakati keshahihannya. 4) Kisah lembu yang berbicara dengan pemiliknya. Hadits ini adalah hadits shahih yang masyhur.

3. Sumber Atsar Para Shahabat
1) Kisah Abu Bakar ra. bersama para tamunya tentang bertambah banyaknya makanan. Sampai setelah mereka selesai makan, makanan tersebut menjadi lebih banyak dari sebelumnya. Ini adalah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari.
2) Kisah Umar ra. ketika dia berada di atas mimbar di Madinah dan dia memanggil panglima yang sedang berada di Persia, “Wahai Sariah, naik gunung, naik gunung !” ini adalah hadits hasan.
3) Kisah Utsman ra. bersama seorang laki-laki yang datang kepadanya, lalu Utsman memberi tahu tentang apa yang terjadi ketika dia sedang dalam perjalanan melihat seorang perempuan asing.
4) Kisah Ali ibn Abi Thalib yang mampu mendengarkan pembicaraan orang-orang yang sudah mati, sebagaimana yang dikeluarkan oleh Baihaqi.
5) Kisah Abbad ibn Basyar dan Asid ibn Hadhir ketika tongkat salah seorang di antara mereka mengeluarkan cahaya sewaktu mereka keluar dari kediaman Rasulullah Saw pada malam yang gelap. Ini adalah hadits shahih yang dikeluarkan oleh Bukhari.
6) Kisah Khabib ra. dan syetandan angguryang ada di tangannya. Dia memakannya di luar musimnya. Ini adalah hadits shahih.
7) Kisah Sa’ad dan Said ra. ketika masing-masing dari keduanya memohon azab atas orang yang telah berdusta atasnya. Doa tersebut lalu dikabulkan. Hadits ini dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim.
8) Kisah Abur al Alla’ ibn al Hadhrami yang membelah laut di atas kudanya, dan air muncul berkat doanya. Hadits ini dikeluarkan oleh Ibnu Sa’ad dalam ath Thabaqat al Qubra.
9) Kisah Khalid ibn Walid ra. ketika meminum racun. Kisah ini dikeluarkan oleh Baihaqi, Abu Nuaim, Thabrani dan Ibnu Sa’ad dengan sanad yang shahih.
10) Jari-jari tangan Hamzah al Aslami yang bercahaya ketika malam gelap gulita. Hadits ini dikeluarkan oleh Bukhari.
11) Kisah Ummu Aiman dan bagaimana dia kehausan ketika hijrah, lalu turun kepadanya ember dari langit, dan dia pun minum. Kisah ini diriwayatkan oleh Abu Nuaim dalam al Hilyah.
12) Kisah seorang shahabat yang bisa mendengarkan suara orang yang membaca surah al Mulk dari kuburan setelah tenda dipasang di atasnya. Kisah ini diriwayatkan oleh Tirmidzi.
13) Bertasbihnya piring pesar yang dipakai untuk makan oleh Salman al Farisi dan Abu Darda ra. Dan mereka berdua mendengar tasbih tersebut. Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Nuaim. 14) Kisah Safinah ra. budak laki-laki Rasulullah dan seekor singa. Kisah ini diriwayatkan oleh Hakim dalam al Mustadrak dan Abu Nuaim dalam al Hilyah.
Ini hanyalah sebagian kecil dari banyak kejadian tentang keramat para shahabat Rasulullah Saw kemudian, keramat juga banyak terjadi pada para wali di masa tabiin dan para pengikut tabiin sampai saat sekarang ini, sehingga sangat sulit untuk dihitung jumlahnya.

Sebagian orang barangkali bertanya, “Kenapa keramat yang ada pada shahabat yang lebih sedikit daripada keramat yang ada pada para wali yang muncul setelah mereka?” Dalam ath Thabaqat, Tajuddin dalam as Subki menjawab pertanyaan ini dengan berkata, jawabannya adalah jawaban Ahmad ibn Hambal ketika ditanya tentang hal tersebut. Dia berkata, para shahabat adalah orang-orang yang telah kuat imannya. Oleh karena itu, mereka tidak memerlukan sesuatu untuk menguatkan iman mereka. Sementara orang-orang selain shahabat, iman mereka masih lemah dan belum sampai pada tingkat iman para shahabat. Oleh karena itu, iman mereka dikuatkan dengan keramat yang diberikan kepada mereka. (Yusuf an Nabhani, Jami’u Karamat al Auliya’, jilid I, hlm.20)

Sumber : Wasiat Sufi (Drs. K. Ahmad Mufid)

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.