Oleh Anjar Fahmiarto
Sebaiknya berbuka dengan makanan yang sederhana dan tidak berlebihan.
Ramadhan segera tiba. Kaum Muslimin menyambut bulan penuh berkah ini dengan suka cita. Berbagai persiapan pun dilakukan untuk kelancaran berpuasa.
Puasa Ramadhan merupakan perintah Allah SWT yang diwajibkan selama satu bulan bagi mereka yang mampu. Jika dilakukan dengan benar, puasa sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Ini hikmah di balik perintah wajib puasa tersebut.
Menurut Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma'ruf Amien, ada hadist yang menegaskan berpuasalah karena puasa itu menyehatkan. Hadist ini secara gambling menegaskan kaitan erat antara puasa dengan kesehatan manusia.
"Manusia yang berpuasa dengan benar, maka dia akan sehat. Ini merupakan jaminan dari Allah SWT," ungkapnya kepada Republika, Rabu (4/8).
Dengan berpuasa, lanjut Ma'ruf, pencernaan manusia akan istirahat sejenak. Di luar Ramadhan, pencernaan bekerja keras mencerna semua makanan yang masuk ke dalam tubuh manusia. Setelah 11 bulan bekerja keras, maka pencernaan perlu diistirahatkan agar bisa bekerja dengan optimal kembali.
"Selama puasa kita mengurangi makan dan minum. Ini membuat kerja pencernaan tidak begitu berat. Jadi pencernaan memang perlu diistirahatkan selama puasa," imbuhnya.
Selain kesehatan fisik, puasa juga berpengaruh terhadap kesehatan jiwa atau rohani. Sebab, puasa melatih orang untuk mengendalikan hawa nafsu dan keinginannya. Nafsu dan keinginan yang tidak terkendali membuat orang gampang mengalami penyakit rohani.
"Selama puasa kita dilatih untuk mengendalikan nafsu dan keinginan. Orang yang bisa mengendalikan nafsunya, maka rohaninya akan sehat. Jadi puasa akan menyehatkan fisik dan rohani," papar Ma'ruf.
Praktisi kesehatan, dr Asri, juga mengatakan hal yang sama. Menurutnya puasa memberikan pengaruh yang positif terhadap kesehatan manusia. Puasa bisa mengendalikan makanan yang berlebihan yang masuk ke dalam tubuh manusia. Jika berlebihan, zat seperti karbohidrat dan lemak yang berlebihan bisa menimbulkan pengaruh negatif terhadap tubuh manusia. "Dengan berpuasa, maka kandungan lemak dan karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh akan berkurang. Ini membawa efek positif bagi kesehatan. Jadi secara umum puasa itu berdampak positif," ujarnya.
Menurut Asri, ada beberapa jenis penyakit yang bisa sembuh atau berkurang dengan berpuasa. Antara lain diabetes atau gula dan hiperkolesterol. Dengan berkurangnya asupan makanan, maka kadar gula yang masuk ke dalam tubuh juga akan berkurang. Demikian pula dengan kadar kolesterol ikut berkurang.
Sedangkan orang dengan penyakit maag, bisa saja berpuasa jika setelah diperiksa dokter kuat menjalaninya. Namun, jika tidak kuat, orang yang punya penyakit maag sebaiknya tidak berpuasa.
"Dari kajian medis, puasa memang berpengaruh positif terhadap kesehatan manusia. Banyak penyakit yang bisa disembuhkan atau berkurang dengan melakukan puasa," ujar Asri.
Jangan berlebihan
Agar puasa berpengaruh besar terhadap kesehatan, maka kita harus menjaga pola makan saat berpuasa. Kuncinya adalah jangan berlebihan.
Menurut Ma'ruf, setelah berpuasa seharian, maka ketika berbuka orang harus mengendalikan diri. Jangan langsung makan makanan yang berat dan banyak. "Ketika berbuka, sebaiknya minum atau makan yang manis-manis. Dan, jumlahnya jangan berlebihan," ujarnya.
Banyak orang yang berpuasa tidak bisa mengendalikan diri ketika berbuka. Misalnya, menyantap makanan yang mewah dalam jumlah yang banyak. Jika hal itu dilakukan justru bisa berdampak negatif pada kesehatan.
"Mengendalikan diri penting dilakukan tidak hanya saat puasa saja, tapi juga ketika berbuka. Sebaiknya berbuka dengan makanan yang sederhana dan tidak berlebihan. Sebab sesuatu yang berlebihan pasti akan berdampak negatif," papar Ma'ruf.
Menurut Dr Asri, balas dendam saat berbuka puasa tidak baik bagi kesehatan. Sebab saat itu lambung atau pencernaan belum siap menerima makanan dalam jumlah yang banyak setelah berpuasa seharian.
"Jika kita balas dendam saat berbuka, maka itu sama saja puasa tidak bermanfaat. Bahkan bisa menimbulkan dampak negatif. Karena itu perlu mengendalikan diri saat berbuka dan tidak berlebihan," ujarnya.
Dia menjelaskan, asupan makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak perlu diatur saat berbuka puasa. Jangan sampai makan makanan dengan kadar lemak dan karbohidrat yang berlebihan saat berpuasa. Alih-alih menyehatkan, hal itu justru bisa menimbulkan penyakit.
Banyak orang yang terlalu banyak makan gula dan lemak sesudah buka puasa. Jika ini dilakukan, maka bisa menyebabkan berbagai dampak negatif. Antara lain naiknya berat badan. Bagi yang menderita penyakit diabetes dan kolesterol tinggi, hal itu bisa berdampak negatif bagi kesehatannya. Karena itu perlu diatur sedemikian rupa asupan makanan yang kita makan saat berbuka puasa.
Sebaiknya berbuka dengan makanan yang sederhana dan tidak berlebihan.
Ramadhan segera tiba. Kaum Muslimin menyambut bulan penuh berkah ini dengan suka cita. Berbagai persiapan pun dilakukan untuk kelancaran berpuasa.
Puasa Ramadhan merupakan perintah Allah SWT yang diwajibkan selama satu bulan bagi mereka yang mampu. Jika dilakukan dengan benar, puasa sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Ini hikmah di balik perintah wajib puasa tersebut.
Menurut Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma'ruf Amien, ada hadist yang menegaskan berpuasalah karena puasa itu menyehatkan. Hadist ini secara gambling menegaskan kaitan erat antara puasa dengan kesehatan manusia.
"Manusia yang berpuasa dengan benar, maka dia akan sehat. Ini merupakan jaminan dari Allah SWT," ungkapnya kepada Republika, Rabu (4/8).
Dengan berpuasa, lanjut Ma'ruf, pencernaan manusia akan istirahat sejenak. Di luar Ramadhan, pencernaan bekerja keras mencerna semua makanan yang masuk ke dalam tubuh manusia. Setelah 11 bulan bekerja keras, maka pencernaan perlu diistirahatkan agar bisa bekerja dengan optimal kembali.
"Selama puasa kita mengurangi makan dan minum. Ini membuat kerja pencernaan tidak begitu berat. Jadi pencernaan memang perlu diistirahatkan selama puasa," imbuhnya.
Selain kesehatan fisik, puasa juga berpengaruh terhadap kesehatan jiwa atau rohani. Sebab, puasa melatih orang untuk mengendalikan hawa nafsu dan keinginannya. Nafsu dan keinginan yang tidak terkendali membuat orang gampang mengalami penyakit rohani.
"Selama puasa kita dilatih untuk mengendalikan nafsu dan keinginan. Orang yang bisa mengendalikan nafsunya, maka rohaninya akan sehat. Jadi puasa akan menyehatkan fisik dan rohani," papar Ma'ruf.
Praktisi kesehatan, dr Asri, juga mengatakan hal yang sama. Menurutnya puasa memberikan pengaruh yang positif terhadap kesehatan manusia. Puasa bisa mengendalikan makanan yang berlebihan yang masuk ke dalam tubuh manusia. Jika berlebihan, zat seperti karbohidrat dan lemak yang berlebihan bisa menimbulkan pengaruh negatif terhadap tubuh manusia. "Dengan berpuasa, maka kandungan lemak dan karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh akan berkurang. Ini membawa efek positif bagi kesehatan. Jadi secara umum puasa itu berdampak positif," ujarnya.
Menurut Asri, ada beberapa jenis penyakit yang bisa sembuh atau berkurang dengan berpuasa. Antara lain diabetes atau gula dan hiperkolesterol. Dengan berkurangnya asupan makanan, maka kadar gula yang masuk ke dalam tubuh juga akan berkurang. Demikian pula dengan kadar kolesterol ikut berkurang.
Sedangkan orang dengan penyakit maag, bisa saja berpuasa jika setelah diperiksa dokter kuat menjalaninya. Namun, jika tidak kuat, orang yang punya penyakit maag sebaiknya tidak berpuasa.
"Dari kajian medis, puasa memang berpengaruh positif terhadap kesehatan manusia. Banyak penyakit yang bisa disembuhkan atau berkurang dengan melakukan puasa," ujar Asri.
Jangan berlebihan
Agar puasa berpengaruh besar terhadap kesehatan, maka kita harus menjaga pola makan saat berpuasa. Kuncinya adalah jangan berlebihan.
Menurut Ma'ruf, setelah berpuasa seharian, maka ketika berbuka orang harus mengendalikan diri. Jangan langsung makan makanan yang berat dan banyak. "Ketika berbuka, sebaiknya minum atau makan yang manis-manis. Dan, jumlahnya jangan berlebihan," ujarnya.
Banyak orang yang berpuasa tidak bisa mengendalikan diri ketika berbuka. Misalnya, menyantap makanan yang mewah dalam jumlah yang banyak. Jika hal itu dilakukan justru bisa berdampak negatif pada kesehatan.
"Mengendalikan diri penting dilakukan tidak hanya saat puasa saja, tapi juga ketika berbuka. Sebaiknya berbuka dengan makanan yang sederhana dan tidak berlebihan. Sebab sesuatu yang berlebihan pasti akan berdampak negatif," papar Ma'ruf.
Menurut Dr Asri, balas dendam saat berbuka puasa tidak baik bagi kesehatan. Sebab saat itu lambung atau pencernaan belum siap menerima makanan dalam jumlah yang banyak setelah berpuasa seharian.
"Jika kita balas dendam saat berbuka, maka itu sama saja puasa tidak bermanfaat. Bahkan bisa menimbulkan dampak negatif. Karena itu perlu mengendalikan diri saat berbuka dan tidak berlebihan," ujarnya.
Dia menjelaskan, asupan makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak perlu diatur saat berbuka puasa. Jangan sampai makan makanan dengan kadar lemak dan karbohidrat yang berlebihan saat berpuasa. Alih-alih menyehatkan, hal itu justru bisa menimbulkan penyakit.
Banyak orang yang terlalu banyak makan gula dan lemak sesudah buka puasa. Jika ini dilakukan, maka bisa menyebabkan berbagai dampak negatif. Antara lain naiknya berat badan. Bagi yang menderita penyakit diabetes dan kolesterol tinggi, hal itu bisa berdampak negatif bagi kesehatannya. Karena itu perlu diatur sedemikian rupa asupan makanan yang kita makan saat berbuka puasa.
0 komentar:
Posting Komentar