Oleh Damanhuri Zuhri
Salah satu inti dan makna shaum Ramadhan adalah mengajarkan prinsip hidup jujur.
Ramadhan selalu dinanti hamba-hamba Allah yang beriman. Selama sebulan penuh, insan-insan beriman dan bertakwa diwajibkan untuk menunaikan ibadah shaum. Shaum Ramadhan bertujuan untuk mencetak hamba-hamba Allah SWT yang beriman dan bertakwa.
Secara bahasa shaum berarti menahan (imsak). Sedangkan secara istilah shaum berarti menahan makan, minum, menggauli istri dan segala yang membatalkan puasa, dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan niat ibadah.
Psikiater terkemuka di Tanah Air, Prof Dr Dadang Hawari, menegaskan, inti dari shaum adalah pengendalian diri. Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu, menambahkan, shaum bukan hanya sekedar menahan lapar dan dahaga. ''Yang paling penting adalah mengendalikan diri dari hal-hal yang dilarang,'' tuturnya.
Dengan mampu mengendalikan diri, tutur dia, maka seorang Muslim dapat tercegah dari segala perbuatan keji dan munkar. Saat ini, kata Dadang, perbuatan keji dan munkar tengah melanda sebagian besar masyarakat Indonesia. Perbuatan keji dan munkar itu, lanjutnya, berbentuk 5M.
Pertama, madat alias narkotika. Kedua, minuman keras. Ketiga, main judi. Keempat maling termasuk korupsi. Kelima madon atau main perempuan, prostitusi, pelacuran, dan penyimpangan seksual lainnya. ''Kalau shaum benar-benar dilaksanakan dengan baik, maka seorang Muslim akan anti terhadap 5M tadi,'' ungkapnya.
Sayangnya, kata dia, pada sebagian Muslim, puasa masih hanya jadi sebatas ritual saja. ''Akibatnya, puasa, ya, puasa, korupsi dan kemaksiatam tetap masih juga,'' ujarnya. Mengapa hal itu bisa terjadi? Dadang menegaskan, hal itu terjadi karena rukun Islamnya saja yang dijalankan.
''Rukun imannya di mana? Kalau, misalnya, saya beriman kepada Allah yang Maha Tunggal, Maha Mengetahui, Maha Melihat, bagaimana saya mau korupsi. Apalagi saya percaya bahwa malaikat di kanan-kiri, mencatat apa yang saya lakukan. Maka tidak mungkin saya melakukan hal-hal yang keji dan munkar itu. Rukun iman ini yang kurang. Ini yang menjadi masalah kita.''
Majelis Pimpinan Badan Kerja Sama Pondok Pesantren se-Indonesia (BKSPPI), Prof KH Didin Hafidhuddin, mengungkapkan, tujuan utama shaum bulan Ramadhan adalah mencetak manusia-manusia yang bertakwa. Menurut dia, takwa adalah orang yang selalu berusaha meningkatkan kualitas diri, kualitas akhlak, kualitas pengetahuan, kualitas ibadahnya kepada Allah maupun juga kualitas kesalehan sosialnya.
Ia mengungkapkan, praktik-praktik yang dijalankan dalam ibadah shaum menggambarkan sesuatu yang sangat luar biasa. Shaum, kata dia, mengajarkan prinsip hidup jujur. Seorang yang berpuasa tidak mau makan, minum, di tengah hari, walaupun itu makanan dan minuman halal, serta tidak ada orang yang tahu. Semua itu dilakukan karena sadah bawah Allah Maha Tahu.
Hal seperti itu sudah seharusnya diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. ''Kita jadi tidak mau berbuat curang, korupsi, walapun tidak ada yang tahu, pengawas tidak tahu, aparat hukum tidak tahu. Kita menyadari Allah Maha Tahu,'' papar ketua umum Baznas itu.
Kesadaran semacam itu, kata dia, harus dibangun seluruh umat Muslim.
Selain itu, papar dia, ibadah puasa juga membangun empati kepada sesama, terutama kepada orang-orang fuqara. Empati bermakna, seorang Muslim tak akan mengkonsumsi sesuatu secara berlebih-lebihan, sementara orang lain banyak yang membutuhkan.
Ibadah shaum, tutur Kiai Didin, juga bertujuan membangun ukhuwwah. ''Satu perasaan yang dibangun oleh ajaran Islam. Kalau sama rata nggak mungkin. Yang dibangun oleh Islam sama-rasa,'' ujarnya. Sehingga, antara sesama Muslim tumbuh kasih sayangnya, saling mencintai, menghormati, menghargai seperti satu tubuh yang tak dapat dipisahkan
Ketua MUI Kabupaten Bogor, Dr KH Ahmad Mukri Ajie, menambahkan, Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan keutamaan, penuh dengan kemuliaan, antara lain dengan melaksanakan puasa Ramadhan. Sehingga, shaum Ramadhan bisa melebur berbagai kealpaan dan dosa. ed; heri ruslan
Rukun Puasa
1. Niat, yaitu berketetapan hati untuk puasa sebagai pelaksanaan perintah Allah SWT dan ibadah kepada-Nya.
2. Menahan diri dari setiap yang membatalkan baik makan, minumum maupun bersetubuh dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari.
Syarat Wajib Puasa
1. Islam
2. Balig
3. Berakal
4. Mampu melakukan puasa
5. Berhentinya darah haid
6. Berhentinya darah nifas
Syarat Sah Puasa
1. Islam
2. Niat
3. Berakal
4. Tamyiz (bisa membedakan yang baik dan buruk)
5. Suci dari haid
6. suci dari nifas
Sunah-sunah Puasa
1. Menyegerakan berbuka
2. Berbuka dengan kurma
3. Setelah berbuka membaca doa
4. Sahur
5. Mengahirkan sahur hingga ujung malam
Sumber: Fiqih Praktis
Sabtu, 07 Agustus 2010
0 komentar:
Posting Komentar