“Ingatlah kematian. Demi Dzat yang nyawaku berada dalam kekuasaan-Nya, kalau kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu akan tertawa sedikit dan banyak menangis.(Rasulullah SAW)”

Berbekalah untuk hari yang sudah pasti
Sungguh kematian adalah muara manusia
Relakah dirimu menyertai segolongan orang
Mereka membawa bekal sedangkan tanganmu hampa.... 

Kita tahu bahwa kematian itu pasti akan menjemput kita dan akan datang setiap saat. Sayangnya, banyak orang yang lupa, sehingga menganggap dirinya akan hidup selamanya padahal hidup di dunia ini hanya sekedar mampir. Dari hari ke hari, hitungan umur kita memang bertambah. Tapi sebetulnya jatah hidup kita  didunia  ini semakin  berkurang. kita  hanya  punya sisa umur. Mudah-mudahan dengan  Zikrul maut (mengingat mati ), kita bisa menyikapi detik demi detik dari sisa umur kita dengan benar, yaitu mengisinya dengan aktivitas ibadah dan perbuatan utama yang didasari niat yang benar. Zikrul maut adalah salah satu upaya untuk menghidupkan hati kita. Dengan kata lain, orang-orang yang sangat jarang ingat mati berpeluang mengeras hatinya karena akrab dengan kemaksiatan. Sayang, kita terkadang “alergi “ dengan yang namanya kematian, mengapa? Karena kita terlalu senang dengan dunia ini. Padahal dunia ini tidak seberapa, kita  hanya mampir dan mau tidak mau  kita pasti mati. Apa bedanya hati yang hidup dengan hati yang mati? Ibarat seekor ikan, ikan yang hidup, tubuhnya tidak akan terasa asin walaupun dia berenang dan menelan air laut atau bahkan di lumuri air garam. Lain halnya dengan ikan yang mati, jika tubuhnya dilumuri garam, maka akan terasa asin walaupun telah keluar dari dalam air laut. Sama halnya dengan orang hatinya hidup, walaupun    kemaksiatan   terjadi   disekelilingnya bahkan dengan gencar menggoda dirinya, dia tidak akan larut dalam kemaksiatan itu karena hatinya hidup. tapi kalau hatinya mati, sedikit saja godaan, dia mudah terkontaminasi oleh godaan tersebut.

Pernah mendengar tentang kisah para mujahidin Afganistan atau mujahidin Chechnya? Mereka sama sekali tidak gentar walaupun peluru berseliweran dekat tubuh mereka bagaikan nyamuk di malam hari. mengapa ketakutan tidak ada dalam diri mereka? karena mereka yakin, bahwa setiap peluru itu ada alamatnya. Segagah apapun orangnya, pasti dia akan mati. seorang jenderal besar, seorang konglomerat, seorang dokter, bahkan seorang tukang gali kubur pun pada saatnya nanti akan mendapat giliran mengisi kuburan yang biasanya dia gali.

Kematian saudara atau teman kita seringkali tidak membuat hati kita tergugah, mengapa? padahal rasulullah SAW pernah menegaskan bahwa orang yang paling cerdas itu bukanlah  orang yang encer otaknya, punya gelar, dan banyak ilmunya. orang yang cerdas itu adalah orang yang paling banyak ingat mati dan paling mempersiapkan diri untuk mati. Oleh karena itu dia akan selalu meluruskan niatnya     dalam    setiap     ikhtiarnya      sehingga  kapanpun allah memanggilnya,dia akan selalu siap Luruskan niat kita dalam setiap langkah kaki kita. Kemanapun kita melangkah, pastikan niat  kita  benar. Niat  kita pergi ke kantor harus benar “ Ya Allah, andaikata hari ini adalah hari kepulangan saya, maka jadikanlah semua aktivitas saya kebaikan.” Banyak jalan menuju maut. Kita tidak perlu takut dan was-was menjalani hidup ini. Tapi kita harus tetap berhati-hati dan selalu waspada.Jika saat kita belum tiba ,kecelakaan sedahsyat  apapun tidak akan mematikan kita. Pergi perang tidak menyebabkan umur kita pendek. Kita akan mendatangi tempat kematian kita.Maka jangan risau tentang kematian, tapi risaulah jika kita tidak memiliki cukup bekal untuk menghadapi kematian. Lakukanlah aktivitas seperti biasanya. Setiap kita melakukan sesuatu, awalilah dengan basmalah. Sebelum kita tidur, biasakanlah untuk berwudhu layaknya wudhu untuk shalat, karena tidak ada jaminan besok pagi kita bisa bangun, bisa jadi di sela-sela tidur  malaikat maut mencabut nyawa kita. Oleh karena itu , dari pada kita inget hutang , kesusahan , musuh,  someone, dan lain sebagainya, lebih baik kita ingat kepada Allah SWT. dengan memperbanyak dzikir mudah-mudahan kita mendapat khusnul khatimah.

Kombinasi Amal Dunia dan Akhirat  
Rasulullah yang mulia sudah mengatur tentang amal yang harus kerjakan di dunia ini sebagai bekal untuk akhirat nanti, “Beramalah di dunia seakan-akan kamu akan hidup selamanya, dan berdoalah untuk akhirat seakan-akan kamu akan mati besok “. Jadi, itulah kombinasi yang sempurna. Kita terus kerja keras cari dunia, supaya punya banyak bekal untuk pulang. Makin banyak rumah kita dipakai orang yatim, dipakai oleh orang jompo yang tidak punya sanak saudara, dipakai untuk menampung orang-orang tunawisma, diwakafkan, dan digunakan untuk sarana ibadah di dunia ini, maka Insya Allah diakhirat nanti kita dapat menikmati buah dari amalan kita di dunia. Dunia adalah sarana bagi kita untuk mencapai kemuliaan diakhirat nanti. Carilah dunia sebanyak-banyaknya untuk kita jadikan bekal akhirat. Jika kita menggunakan dunia ini untuk berhura-hura, maka diakhirat nanti kita tidak akan menikmati lezatnya karunia Allah.

Menyikapi Rasa Takut Akan Mati 
Jika kita mempunyai rasa cinta kepada Allah, maka kematian itu akan sangat dirindukan .Para mujahidin merasa iri melihat teman-temannya telah wafat mendahului mereka.  Jika ada rasa takut dalam diri kita terhadap kematian, mungkin saja itu merupakan dosa. Saat kita mengingat makin banyak dosa yang kita lakukan maka kita merasa makin tidak siap menghadapi kematian, akhirnya kita takut jika kematian menjemput kita. Kita tidak siap menghadapi kematian karena kita merasa bekal kebaikan kita belum cukup. Faktor penyebab ketakutan kita yang paling mungkin adalah karena kita belum mengenal indahnya perjumpaan dengan Allah kelak. Makin mantap ma’rifat kita tentang Allah, maka kerinduan kita semakin tinggi untuk bisa berjumpa dengan-Nya. Maka berjuanglah dengan optimis,bahwa suatu hari kelak, kita di pertemukan bidadari yang Allah siapkan untuk orang-orang yang mempunyai bekal kebaikan di dunia.

Persiapan Menuju Kematian    
Hidup kita harus barokah. Kapan saja Allah mencabut nyawa kita, maka itu bukanlah masalah. Marilah kita mencoba mempersiapkan kain kafan untuk kita sendiri. Atau cobalah untuk menghiasi rumah kita dengan sesuatu atau hal yang dapat mengingatkan kita akan kematian. Makin sering mengingat mati, maka kita akan semakin merasa bahwa dunia ini bukan segala-galanya .Kita harus tetap kerja keras di dunia ini untuk bekal pulang. Tidak perlu kita merasa takut berpisah dengan dunia ini karena kematian itu hanyalah perpisahan sementara.

Sungguh tidak lucu dan menyebalkan bila kita menitipkan motor kepada seseorang, lalu orang ini begitu senang memamerkan seolah-olah barang itu miliknya. Terlebih ketika kita akan mengambilnya, dia berusaha menahan dengan segala cara seakan tidak boleh diambil kembali. Bahkan ketika sudah berhasil kita bawa pulang,dia tampak uring-uringan, dongkol dan merana,padahal sama sekali bukan miliknya. Sungguh! tidak lucu sama sekali. Nah, orang yang belum memiliki keyakinan bahwa segalanya hanyalah titipan allah akan serba ketakutan. Kalau belum ada takut tidak kebagian, kalau sudah ada takut kehilangan. Persis seperti orang yang bersandar ke sebuah kursi, tentu saja ia sangat takut jika kursi itu di geser karena ia akan jatuh terpelanting. Berbeda halnya dengan orang yang berdiri tegak dan mantap, justru kursi yang bersandar pada dirinya. Sehingga dia tidak pernah takut kehilangan apapun. Begitulah orang yang hanya bersandar kepada Allah dan tak bersandar kepada dunia ini, dia tidak takut kehilangan apapun selain kehilangan ridho Allah. Baginya dunia ini terserah pemiliknya, mau diberi, ditahan, ataupun diambil. Karena dia yakin bahwa sang pemilik sudah punya perencanaan dan perhitungan yang maha cermat, yang tak akan salah dan meleset sedikitpun. Yang penting baginya bagaimana menyikapi ada dan tiada sambil tetap dalam ridho Allah. Segalanya pasti ada ajalnya. Hanya Allah semata yang kekal. ban pasti meletus, piring dan gelas akan pecah, lampu akan mati, kompor akan rusak. Ya…segalanya merupakan bagian dari perputaran “ladang rezeki” dan “ladang Amal” dari Allah SWT bagi hamba-hamba-Nya yang mengerti hikmah dibalik semua kejadian. Tiada kesedihan dan kedukaan akibat tiada, ataupun kesombongan dengan ada, semuanya dikemas menjadi ladang ibadah Taqarrub kepada Allah semata. Wallahua’lam.

Doa Mohon Khusnul Khatimah
“Allaahummaj’al khayra ‘umrii aakhirahu wa khayra ‘amalii khawaatiimahu wa khayra ayyaamii yawma liqaa’ika”
Artinya : Ya Allah, jadikanlah sebaik-baiknya umurku pada ujungnya dan sebaik-baiknya hariku  adalah pada saat aku menemui Mu ( di sebutkan oleh An-Nawawi )

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.