Ternyata 14 Abad yang Lalu, Fenomena “Facebook” Sudah Disinggung dalam Al-Qur’an surat Al-Ma’arij ayat 19, 20, 21 :
19.Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh.
20.Apabila dia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah.
21.dan apabila mendapat kebaikan dia jadi kikir.
Suatu ketika selepas Ashar di Masjid Al Hikam. di salah satu pojok masjid tersebut terdapat Ranid dengan dua orang temannya yakni Ahmad dan Ilmi yang terlihat sedang mendiskusikan sesuatu. Kali ini tema yang diangkat seputar masalah I’jazul Quran (Mukjizat Al Quran). diskusi yang berjalan cukup santai namun sarat akan ilmu.
Ahmad adalah seorang mahasiswa salah satu PTS di Jakarta dengan program studi Matematika. Seorang calon pengabdi masyarakat dengan ilmunya. Ahmad selalu berupaya mengaitkan Al-Qur’an dengan bidang studinya matematika. Ahmad sering berkutat dengan angka-angka dalam Al-Qur’an.
Ahmad pun memulai diskusi. “Subhanallah alquran itu bener-bener mukjizat.
ternyata kata Yaum (hari) di dalam alquran sebanyak 365 kata sama seperti jumlah hari dalam satu tahun, kata syahr (bulan) disebutin 12 kali sama kayak jumlah bulan dalam satu tahun, sab’u (minggu) disebutin 7 kali sama dengan jumlah hari per minggu.
Belum lagi kata-kata yang berlawan kata.
Misalnya ad dunya 115 kali, al akhiroh juga 115 kali.
Malaikat 88 kali sedangkan asy syayathin 88 kali juga. Al hayat 145 kali begitupun dengan Al Maut yang juga 145 kali.
Belum lagi angka 19 yang disebutin dalam alquran surat Al Mudatsir ayat 30. Sebetulnya masih banyak tapi mending antum liat di internet aja nafsi-nafsi, tinggal tanya mas google ketik key word nya keajaiban angka dalam al-quran,” Celoteh Ahmad sekaligus mengakhiri presentasinya.
Tiba giliran Ranid memaparkan pengetahuannya seputar masalah mukjizat Quran. Ranid memang sangat menyenangi diskusi-diskusi tentang kajian Islam berhubung program studi Ranid adalah bahasa Arab yang ia geluti di salah satu Ma’had Lughoh di Jakarta. Maka ia akan memaparkan sepengetahuannya tentang I’jazul Quran dari sudut pandang bahasa.
Setelah mengucapkan basmalah seraya memuji Allah dengan hamdalah, serta sholawat kepada Nabi SAW. Ranid pun mulai berkata “Mumtaz! ustadz Ahmad mantep dah penjelasannya, giliran ane ya?
Gini jadi mukjizat kalo diliat dari segi bahasa maka secara sederhana dapat diartikan sebagai ’senjata’ untuk melemahkan terhadap tantangan dakwah yang ada.
Contoh di zaman nabi Musa AS berhubung waktu itu sihir sedang ngetrend-ngetrendnya maka Allah kasih mukjizat nabi Musa AS ‘menyerupai’ sihir, tapi bukan sihir, dengan tongkatnya yang terkenal.
Bisa berubah jadi ular, ngebelah lautan, dsb. Trus di zaman nabi Isa AS berhubung waktu itu ilmu kedokteran lagi maju-majunya maka Allah kasih kepada nabi Isa AS mukjizat yang berhubungan dengan dunia pengobatan.
Nah, di zaman Rasul SAW pada masa itu kaum jahiliyyah terkenal akan syairnya yang luar biasa Indahnya. Maka Allah pun memberikan kepada Nabi SAW berupa al-quran sebuah mukjizat yang begitu sangat tinggi dan sarat akan nilai sastranya.”
Ranid masih melanjutkan pemaparannya “bahkan Allah nantangin mereka kaum kafir untuk buat satu surat saja yang semisal dengan alquran.
Coba ente berdua buka Al-Baqoroh ayat :
23. Dan jika kamu meragukan Al-Quran yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) maka buatlah satu surat semisalnya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah jika kamu orang yang benar,
24.Maka jika kamu tidak dapat membuat (nya) dan pasti kamu tidak akan dapat membuat (nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.
Pernah ada kisah tentang Musailamah Al-Kadzdzab yang coba-coba buat alquran tandingan. Salah satu suratnya niru-niru al-fiil. dan surat gadungan itu ditertawakan banyak orang karena diliat dari sisi bahasa dan maknanya betul-betul jelek. dan satu hal lagi cuma alquran kitab suci yang bisa dihafal oleh jutaan manusia walaupun manusianya itu sendiri pun tidak mengetahui arti al-quran.
Bahkan uniknya juga, hafalannya tersebut lengkap sampai titik dan komanya. Subhanallah maha benar Allah dalam firmanNya :
Dan sungguh Kami mudahkan Al-Quran untuk peringatan’ Al-Qomar ayat 17,”
Selanjutnya giliran Ilmi yang mendapat giliran menjelaskan mukjizat quran berdasarkan studi yang ia geluti.
Ilmi adalah seorang mahasiswa IT di salah satu PTS di Jakarta. Berbeda dengan kedua orang sahabatnya tadi, Ikhwan lajang ini tengah mengerjakan tugas akhir dalam perkuliahannya. Hal ini dikarenakan Ilmi terlebih dahulu kuliah selepas SMA daripada Ahmad dan Ranid yang sempat menunda jenjang akademisnya…
Lengkap dengan stelan kacamata khas para hacker di film Hollywood, Ilmi pun memulai pembicaraannya. “sebenernya ane belum mau mengatakan ini mukjizat atau gak? terus terang ane gak berani. Tapi salah satu point yang pernah ane dengar dalam seminar Qur’an bahwa kenapa Qur’an disebut mukjizat tak lain dan tak bukan adalah karena kebenarannya dalam ‘meramal’ masa depan. Betul gak Ran?” Ilmi bertanya pada Ranid. Ranid pun mengiyakan pernyataan Ilmi dengan mengaggukan kepala, seolah tak mau kehilangan pemaparan dari Ilmi sahabatnya….
Ilmi melanjutkan “surat al-lahab contohnya, di situ Allah memastikan bahwa Abu Lahab bakalan tetep kafir dan masuk neraka. dan ketika surat itu turun di Mekkah, Abu Lahab ternyata masih hidup. Sekarang coba antum bayangin kalo seandainya Abu Lahab itu tergerak hatinya untuk masuk Islam atau pun pura-pura masuk Islam maka Al-Quran akan dipertanyakan kebenarannya dari dulu sampai sekarang. Ataupun di surat Ar-Rum di situ dijelaskan bahwa Romawi bakalan menang melawan Persia. dan itu subhanallah terjadi beberpa tahun kemudian. Setelah pada peperangan yang sebelumnya Romawi kalah maka pada peperangan selanjutnya Romawi menang telak.
Dan satu lagi peristiwa fathul Mekkah di surat Al-Fath. Allah memastikan kaum Muslimin akan memasuki Mekkah setelah sekian lama hijrah ke Madinah. dan subhanallah hal itu terbukti.”
Fenomena Al-Fisbukiyyah (sebutan untuk para penggila FB) dalam Al-Qur’an……
“Ah itu mah dari aspek sejarah Mi, coba dari aspek IT sesuai sama studi ente?” Tanya Ranid seolah menantang Ilmi. “Weitss, tenang-tenang ane kan belum selesai jelasinnya, ana lanjut ya!” Jawab Ilmi. “Nah berhubung tadi ane bilang ana gak berani nyebut ini mukjizat atau nggak, maka ane akan bilang ini kehebatan Quran.” Ilmi masih melanjutkan, sementara kedua rekannya Ahmad dan Ranid masih terus diam dan menyimak kata per kata yang akan terlontar dari mulut Ilmi. “ente berdua tau gak, bahwa sejak 1400 tahun yang lalu alquran sudah menyinggung tentang Facebook dan kawan-kawannya?!” Ahmad yang calon tertegun diiringi dengan tertawa kecil seolah tak percaya statmen Ilmi. Lain lagi dengan Ranid yang masih berpikir dan mencari-cari bahwa apakah benar kata Facebook ada di dalam alquran. dengan mencoba mentashrif pola-pola fi’il.
Ilmi meneruskan kembali pemaparannya “Ahmad, coba kalian berdua buka surat Al-Ma’arij ayat :
19.Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh.
20.Apabila dia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah.
21.dan apabila mendapat kebaikan dia jadi kikir.’
Ayat ini menjelaskan fenomena jama’ah “Al-Fisbukiyyah” secara umum. Coba ente-ente liat wirid-wirid mereka.
Kebanyakan isinya keluh kesah. Temanya udah mirip sinetron mendayu-dayu sampai bikin air mata keluar. Sakit dari mulai bisul, cantengan, jerawat, sampai ayan di update di status. Cuaca juga gak ketinggalan. dikasih hujan, ngeluh gak bisa kemana-mana. dikasih panas ngeluh kepanasan. Segala maksiat juga disebarin di muka umum. Masalah duit abis, rezeki seret terus dan terus di suguhkan. Ibadah juga ada beberapa yang dipublikasikan puasa, sedekah, tapi alhamdulillah ane belum menemukan ada orang yang lagi sholat update status ‘lagi roka’at dua nih’ naudzubillah kalo sampai ada!” canda Ilmi.
Ahmad dan Ranid pun tertawa dan mengaminkan ucapan Ilmi. “Terus di ayat setelahnya dikatakan ‘apabila dapat kebaikan maka ia kikir.’ Ane rasa betul ayat tersebut. Coba ente berdua hitung ada beberapa orang yang update status semisal alhamdulillah dapet rezeki, buat yang mau ditraktir harap tunggu di depan masjid. Kira-kira ada gak status kayak gitu. Giliran dapat rezeki yang melimpah pada pelit gak mau orang lain pada tau, tapi giliran ditimpa musibah di share kemana-mana.”
“Ah, lo iri aja kali jangan sok jaim deh?!” Kali ini Ahmad yang bertanya kepada Ilmi. Ilmi pun menjawab “ane rasa jaim itu perlu, dalam konteks JAIM, Jaga-Iman berkaitan dengan hal malu, ane tidak mengharamkan update status, akan tetapi alangkah baiknya update-nya itu yang baik-baik pokoknya temanya mengajak kebaikan dari quran, hadits, sahabat, ataupun salafush sholih. Inget akh dalam hadits riwayat Bukhori dikatakan Jika kamu tidak malu, maka berbuatlah sesukamu. Ulama bilang bahwa jika kita udah gak malu sama Allah dan tidak merasa diawasinya maka tunaikan saja hawa nafsumu dan lakukan apa yang kau inginkan.” Jawab Ilmi.
Ranid tak menyangka sahabatnya Ilmi dapat menarik dan mengaitkan surat Al-Ma’arij ayat 20-22 dengan fenomena Facebookers yang bergentayangan di dunia maya. Alhamdulillah bertambah satu lagi pengetahuan Ranid pada hari itu. Sungguh Ranid sejatinya sudah sering membaca atau bahkan menghafalkan surat ini. Namun dikarenakan kurang men-tadabbur-i ayat ini maka alangkah kagetnya ia mendengarkan penjelasan yang dipaparkan oleh sahabatnya Ilmi.
Hukum Facebook antara Halal dan Haram
Semua manusia punya sudut pandang yang berbeda. Khilaf yang terjadi di sana sini sudah menjadi semacam fitrah manusia. Tak lepas dari itu banyak kalangan yang mengomentari Facebook. Boleh atau haramkah Facebook dalam kacamata agama?
Ramainya publik tentang Facebook bermula datang dari Jawa Timur, para ulama Pondok Pesantren se Jawa-Madura yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pondok Pesantren Putri (FMP3) menyatakan fatwa Haram Facebook.
Pernyataan ini dikeluarkan saat pembahasan di forum Bahtsul Masail di Pondok Pesantren Putri Hidayatul Mubtdien Lirboyo, Kediri.
Fatwa haram Facebook ini menuai kecaman dari beberapa pengguna Facebook.
Bapak Blogger Indonesia dan pengamat internet Enda Nasution menganggap itu kurang kerjaan dan terkesan seperti fatwa lucu-lucuan ala ulama. Lebih kanjut ia menuturkan: “Tanggung, kalau gara-gara penggunaan Facebook berlebihan, terus dikeluarkan fatwa haram. Sekalian saja penggunaan internet, ponsel, dan semua hal yang berlebihan di fatwa-kan haram.”
Sebenarnya para ulama tidak memutlakkan Facebook itu haram. Tersiarnya kabar bahwa para ulama mengharamkan Facebook itu semata karena sikap media belaka yang memutar balikkan fakta. Ulama sepakat kalau Facebook haram jika memang merdampak negatif pada si pengguna.
Jika ternyata Facebook tidak berefek samping pada pengguna maka tidak haram. Sebenarnya inilah fatwa ulama yang dimaksud.
Akan tetapi pihak media masa mencantumkan berita yang berbeda. Mereka meliput hanya sebagian dan memotong kalimat yang sesungguhnya itu bagian yang terpenting. Jadi terkesan ulama mengeluarkan fatwa bahwa Facebook haram seperti haramnya mengkonsumnsi babi dan anjing.
MUI pusat pun tidak berani memutuskan Facebook haram. Ketua MUI, Cholil Ridwan mengatakan: “Kalau lebih banyak manfaat untuk orang lain seperti untuk berdakwah, menyambung tali slaturrahmi, kenapa harus diharamkan?” beliau sendiri mengaku MUI pusat belum menerima laporan dari masyarakat yang dirugikan akibat adanya situs ini. “Biasanya kalau ada sesuatu yang meresahkan masyarakat, kami dapat aduannya dan kalau memang mencurigakan kami langsung mengadakan kajian, sebagai lembaga pembuat fatwa, MUI tidak akan sembarangan membuat fatwa.” sambungnya.
Oleh karena itu, di sini penulis menyatakan bahwa Facebook tidaklah haram.
Hukum Facebook sama dengan hukum membuat pisau, yaitu mubah. Masalah nanti apakah pisau itu untuk menyembelih kambing atau dibuat membunuh orang, itu urusan yang membeli pisau. Si pembuat pisau tidak terkena hukum.
Agar lebih valid dan lebih bisa diterima kalau Facebook tidak haram, maka penulis mencantumkan beberapa dalil berasal al-Qur'an, al-Hadits dan pendapat ulama. Berikut dalilnya:
B. Landasan Dalil Facebook Tidak Haram
I) Al-Qur'an
1. QS. Al-Hujurat (49): 10
"Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat."
Dari ayat tersebut dengan jelas Allah SWT menegaskan bahwa orang mukmin itu saling bersaudara satu sama lain. Tidak ditentukan orang mukmin dari negara mana yang jelas kita semua adalah saudara. Dengan begitu, hadirnya Facebook sebagai jejaring sosial yang dapat mempersatukan hubungan satu sama lain, menjadi mediator terbaik untuk memperkuat ukhuwah islamiyyah pada zaman modern saat ini.
2. QS. Al-Hujurat (49) : 13
"Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal."
Melalui ayat di atas Allah SWT menegaskan secara global tujuan diciptakannya manusia berbeda jenis kelamin, asal daerah, suku, dan sebagainya. Itu semua semata hanya untuk saling kenal satu sama lain. Ayat ini tidak mengkhususkan orang mukmin harus berkenalan dengan mukmin atau yang non mukmin harus bergaul dengan yang non mukmin saja. Akan tetapi Allah menggunakan lafadz "al-nas" yang berarti manusia secara umum.
Lantas bagaimana mungkin kita bisa mengenal penduduk selain Indonesia tanpa dengan Facebook? Maka Facebook pun menjadi wasilah atau pelantaraan yang tidak bisa dielakkan lagi. Cukup log up di Facebook dengan mudah kita bisa berkenalan orang penjuru dunia. Walhasil, Facebook bisa dijadikan jembatan untuk manifestasi, atau pengamalan firman Allah QS. Al-Hujurat (49) : 13.
3. QS. Al-Furqan (25) : 63
"Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan."
Di Facebook kita sering mendapat teguran sapa dari teman baik yang sudah kita kenal maupun belum. Terkadang mereka menulis pesan untuk kita, mengisi kolom coment, atau yang lainnya. Isinya pun beragam, ada yang hanya sekedar salam, ingin berkenalan, bertanya, bahkan ada juga yang hanya iseng.
Nah di sinilah kita mempunyai peluang besar untuk menjadi ibadurrahman sebagaimana yang difirmankan Allah tergantung bagaimana kita menghadapi semua itu. Apakah kita menjawab pertanyaan mereka dengan kalimat yang menggembirakan, bersikap sabar, memberi nasihat yang baik. Kalau kita tidak memiliki account di Facebook bagaimana bisa menghadapi persoalan seperti demikian?
4. QS. Al-Isra' (17): 27
Artinya: "Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah para saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya."
Allah SWT melarang kita mubadzir, membuang-buang sesuatu tanpa guna. Sekilas, ayat tersebut tampaknya tidak ada korelasi dengan Facebook. Namun coba diperhatikan lebih teliti. Ketika kita ingin berkomunikasi dengan keluarga atau kerabat yang tinggal jauh dari tempat kita diantara caranya yaitu dengan berkirim surat via kantor pos.
Media surat itulah yang penulis sebut sebagai mubadzir. Bagaimana tidak, untuk mengirim sepucuk surat saja kita membutuhkan banyak kertas, amplop, prangko, nota dll yang seluruhnya hanya sebagai formalitas belaka. Padahal dengan mengirim surat via Facebook lebih praktis, cepat dan hemat. Tidak mengeluarkan banyak kertas, uang, waktu lebih singkat, dan banyak lagi kelebihannya. Apakah kita maua disebut teman syetan?
II.) Al-Hadits
1. Wasiat Rasulullah SAW kepada Ali
Artinya: "Wahai Ali, ketahuilah bahwa seribu teman itu sedikit sedangkan satu musuh itu terlalu banyak." HR. Ali bin Abi Thalib
Pesan yang tersirat dalam hadits Nabi SAW di atas adalah agar kita mencari teman sebanyak-banyaknya. Dan, jangan mencari musuh sekalipun itu hanya satu. Melalui Facebook kita dapat mencari teman dengan mudah tanpa harus mengeluarkan banyak biaya berkeliling dunia. Ringkasnya, Facebook lah cara termudah dan praktis untuk mencari banyak teman.
2. Hadits Nabi SAW riwayat Al-Bukhari:
الراحمون يرحمهم الرحمن ارحموا من في الأرض يرحمكم من في السماء
Artinya: "Orang-Orang yang memberikan kasih sayang akan dikasihi Allah. Berikanlah kasih sayang kepada makhluk di bumi nisyaca makhluk langit akan memberikan kasih sayang padamu"
Nabi menyuruh kita agar memberikan kasih sayang kepada sesama makhluk. Lantas bagaimana mungkin kita bisa memberikan kasih sayang sedangkan kita tidak memiliki banyak teman? Dengan begitu Facebook pun amat dibutuhkan. Kita bisa memberi kabar gembira, mengirimkan pesan, berdialog dalam naungan kasih sayang di Facebook.
III.) Al-Maqalah
1. Ibnu Athaillah Al-Askandari
المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضهم بعضا
Artinya: "Seorang mukmin dengan mukmin lainnya, ibarat sebuah bangunan yang saling mempererat satu sama lain."
Dari kata mutiara di atas bisa diambil kesimpulan apabila seorang muslim ditimpa bencana maka warga muslim yang lainnya pun merasakan sakit yang menerpanya. Ibarat sebuah bangunan, seorang mukmin itu bagaikan komposisi yang memiliki peran penting.
Permsalahannya, bagaimana kita bisa mengetahui kaum mukmin di luar sana kalau tidak melalui ukhuwwah islamiyyah? Sedangkan mediator yang paling jitu saat ini adalah Facebook.
2. Syekh Al-Zarnuji bersyair:
"Janganlah kau tanya sifat seseorang dari dirinya sendiri, tetapi tanyalah kepada teman-temannya. Sebab seorang teman itu bisa mencerminkan kepada temannya. Jika ia adalah seorang teman yang buruk maka jauhilah. Dan apabila ia teman yang baik maka temanilah niscaya kau akan sepertinya"
Akhlak yang Buruk
1. Berhati-hatilah terhadap buruk sangka. Sesungguhnya buruk sangka adalah ucapan yang paling bodoh. (HR. Bukhari)
2. Makar, tipu muslihat dan pengkhianatan rnenyeret pelakunya ke neraka. (HR. Abu Dawud)
3. Orang yang paling dibenci Allah ialah yang bermusuh-musuhan dengan keji dan kejam. (HR. Bukhari)
4. Bila hilang budaya malumu lakukanlah apa saja yang kamu kehendaki. (HR. Bukhari)
5. Sesungguhnya Allah membenci orang yang keji, yang berkata kotor dan membenci orang yang meminta-minta dengan memaksa. (AR. Ath-Thahawi)
6.Sesungguhnya Allah tidak menyukai banyak bicara, menghambur-hamburkan harta dan terlalu banyak bertanya. (HR. Bukhari)
7. Semua (dosa) umatku akan diampuni kecuali orang yang berbuat (dosa) terang-terangan, yaitu yang melakukan perbuatan dosa pada malam hari lalu Allah menutup-nutupinya kemudian pada esok harinya dia bercerita kepada kawannya, "Tadi malam aku berbuat begini...begini..." Lalu dia membongkar rahasia yang telah ditutup-tutupi Allah 'Azza wajalla. (Mutafaq'alaih)
8. Barangsiapa mengintai-ngintai (menyelidiki) keburukan saudaranya semuslim maka Allah akan mengintai-intai keburukannya. Barangsiapa diintai keburukannya oleh Allah maka Allah akan mengungkitnya (membongkarnya) walaupun dia melakukan itu di dalam (tengah-tengah) rumahnya. (HR. Ahmad)
9. Sesungguhnya bila kamu mengintai-intai keburukan orang maka kamu telah merusak mereka atau hampir merusak mereka. (HR. Ahmad)
10. Di antara tanda-tanda kesengsaraan adalah mata yang beku, hati yang kejam, dan terlalu memburu kesenangan dunia serta orang yang terus-menerus melakukan perbuatan dosa. (HR. Al Hakim)
11. Tahukah kamu siapa orang yang bangkrut? Para sahabat menjawab, "Allah dan rasulNya lebih mengetahui." Nabi Saw lalu berkata, " Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku ialah (orang) yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan puasa, shalat dan zakat, tetapi dia pernah mencaci-maki orang ini dan menuduh orang itu berbuat zina. Dia pernah memakan harta orang itu lalu dia menanti orang ini menuntut dan mengambil pahalanya (sebagai tebusan) dan orang itu mengambil pula pahalanya. Bila pahala-pahalanya habis sebelum selesai tuntutan dan ganti tebusan atas dosa-dosanya maka dosa orang-orang yang menuntut itu diletakkan di atas bahunya lalu dia dihempaskan ke api neraka." (HR. Muslim)
12. Sesungguhnya Allah membenci orang yang selalu berwajah muram di hadapan kawan-kawannya. (HR. Ad-Dailami)
13. Sesungguhnya orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah ialah yang dijauhi manusia karena ditakuti kejahatannya. (Mutafaq'alaih)
14. Dua sifat tidak akan bertemu dalam diri seorang mukmin yaitu kikir (bakhil) dan akhlak yang buruk. (HR. Ahmad)
15. Akan tiba satu jaman atas manusia dimana perhatian mereka hanya tertuju pada urusan perut dan kehormatan mereka hanya benda semata-mata. Kiblat mereka hanya urusan wanita (seks) dan agama mereka adalah harta mas dan perak. Mereka adalah makhluk Allah yang terburuk dan tidak akan memperoleh bagian yang menyenangkan di sisi Allah. (HR. Ad-Dailami)
16. Alangkah baiknya orang-orang yang sibuk meneliti aib diri mereka sendiri dengan tidak mengurusi (membicarakan) aib-aib orang lain. (HR. Ad-Dailami)
17. Sesungguhnya Allah membenci orang yang berhati kasar (kejam dan keras), sombong, angkuh, bersuara keras di pasar-pasar (tempat umum) pada malam hari serupa bangkai dan pada siang hari serupa keledai, mengetahui urusan-urusan dunia tetapi jahil (bodoh dan tidak mengetahui) urusan akhirat. (HR. Ahmad)
18. Barangsiapa menyerupai (meniru-niru) tingkah-laku suatu kaum maka dia tergolong dari mereka. (HR. Abu Dawud)
19. Kelak akan menimpa umatku penyakit umat-umat terdahulu yaitu penyakit sombong, kufur nikmat dan lupa daratan dalam memperoleh kenikmatan. Mereka berlomba mengumpulkan harta dan bermegah-megahan dengan harta. Mereka terjerumus dalam jurang kesenangan dunia, saling bermusuhan dan saling iri, dengki, dan dendam sehingga mereka melakukan kezaliman (melampaui batas). (HR. Al Hakim)
Bila diibaratkan, tukang cat ketika sedang mengecat warna putih pasti bajunya akan terkena cat putih, begitu pula jika catnya itu berawarna hitam atau yang lainnya. Seorang teman sangat mempengaruhi kepribadian orang yang ditemani. Bila ia bersifat baik maka kita juga akan ikut berbuat baik dan sebaliknya.
Melalui Facebook kita bisa lebih selektif memilih teman. Ingin mencari teman yang baik kita bisa melihat data dirinya di kotak profil.
Bahkan terkadang kita juga bisa mengetahui prestasi apa yang pernah ia raih. Tapi tidak menutup kemungkinan pula teman-temn di Facebook bersifat buruk.
Oleh karena itulah kita bisa bersikap selektif dalam memilih teman. Dan Facebook telah mempermudah kita untuk mendapatkan teman baik.
Sabtu, 16 Juni 2012
0 komentar:
Posting Komentar