Internet adalah sebuah revolusi besar dalam dunia informasi, sekaligus medan ujian yang begitu luas bagi keimanan, akhlak, bahkan akal pikiran. Pintu-pintu kebaikan terbuka sedemikian lebar, dan segala bentuk keburukan pun ditampilkan dengan berbagai macam cara. Orang yang menggunakan internet memiliki kesempatan untuk berbicara, menonton atau menuliskan apa saja sesukanya. Tidak ada yang menegur, melarang, atau mengontrolnya dalam batasan-batasan tertentu.

Kalau ia menghindari segala keburukan yang ada, memperhatikan s egenap akibat yang akan ia tanggung, selalu mengingat pengawasan dan penglihatan Allah terhadap hamba-hamba-Nya, maka ia akan beruntung dan berhasil melewati rintangan yang menghadang. Namun kalau ia lepas kendali, cenderung ke mana saja hawa nafsunya mengarah, dan kehilangan kontrol iman dan takwa, maka sebentar lagi ia akan terjerumus ke jurang kehinaan, dan tersungkur jatuh -dengan kepala di bawah- ke dalam lubang kehancuran. Setelah itu, yang ada hanyalah kenyataan terhinanya diri, sirnanya kemuliaan, dan kerendahan.

Berikut ini ada beberapa hal yang dapat membantu menyelamatkan kita dari fitnah internet. Di antaranya:
1. Menggunakan internet dengan sebaik-baiknya.
Seorang yang cerdas sudah selayaknya menggunakan internet dengan baik. Dan janganlah ia terkelabui karena terlalu percaya pada dirinya sendiri, sehingga Internet membuatnya terjerumus ke dalam fitnah, kemudian ia sulit keluar darinya.

Kalau   ia hendak ikut berpartisipasi (mengirimkan suatu konten), atau memberikan tanggapan, atau hal lainnya, hendaklah ia melihat kelayakan
menyinggung perasaan  kaum mukminin, atau menyebarkan perkara-perkara asusila di tengah­tengah mereka. Ia pun harus menjauhkan diri dari perbuatan menyebarkan desas-desus, melukai perasaan orang lain, melemparkan tuduhan-tuduhan atau mengadu domba orang banyak.

Jika ia ingin memberikan tanggapan atau balasan, hendaklah ia memberikannya berdasarkan ilmu, sikap adil, kasih sayang, kesantunan dan ungkapan bahasa yang baik.
Juga kalau ingin mengirimkan suatu konten, hendaklah ia menggunakan nama ash. Namun kalau ia merasa khawatir menggunakan nama ash (karena mudharat yang lebih besar -red.), atau ingin dapat mengikhlaskan niat di dalam beramal, maka jangan sampai ia menulis suatu tema yang tidak diperbolehkan atau tidak layak. Hendaklah ia selalu mengingat kondisi dirinya ketika berhadapan dengan Allah nanti pada hari ketika segala rahasia diri diungkap.

2. Berhati-hati dari langkah-langkah setan.
Seorang yang berpikiran cerdas hendaklah juga bersikap waspada dari langkah-langkah setan. Sebab setan selalu mengintai anak-anak Adam, dan berusaha menggelincirkan mereka dengan segala cara. Setan adalah musuh yang selalu berupaya keras menggoda manusia. Pada lebih
dari satu tempat dalam al-Quran, Allah SWT berfirman:
"Dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan, sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kalian." (Al-Baqarah: 168)
            Seorang           yang       memiliki pandangan lurus, tentu tidak akan pernah percaya terhadap musuhnya. Ia juga tidak akan melemparkan dirinya ke dalam cengkraman fitnah, atau terlalu percaya diri akan selamat, betapapun tinggi tingkat keilmuan dan keimanannya. Oleh karena itu ia akan selalu menjauhkan diri dari fitnah dan tidak menanti kedatangannya. Dengan demikian kalau pun sampai dihadapkan dengan fitnah, ia akan mendapatkan pertolongan dan bimbingan Allah tk untuk mengatasinya. Namun kalau ia terlalu yakin akan dirinya, dan merasa dapat meraih keinginannya dengan kemampuannya sendiri, maka ia akan diserahkan kepada dirinya sendiri, dan hilanglah bimbingan Allah terhadapnya.
Seperti Yusuf. Ia tidak  mencari-cari fitnah. Justru fitnahlah yang menampakkan diri di hadapannya. Meskipun begitu, ia tidak percaya sepenuhnya dengan keimanan, ilmu dan kemuliaan dirinya. Namun ia menghindar dari fitnah, dan berlindung kepada Allah ifg dari keburukan ktnah. Ia pun mengaku bahwa kalau Allah tidak memalingkan tipu daya para wanita dari dirinya, tentulah ia akan bersegera memenuhi godaan
mereka dan menjadi bagian dari orang-orang jahil. Hanya saja, karena keadaannya tidak demikian, maka bimbingan Allah  pun senantiasa menyertainya, dan ia ditolong untuk keluar dari ujian besar itu.


3.   Alokasi waktu dan penentuan target
Salah satu cara untuk membantu mengatasi sisi-sisi negatif dari internet adalah membatasi waktu dan menentukan pekerjaan yang akan dilakukan. Hendaklah pekerjaan tersebut memiliki tujuan yang jelas. Barulah kemudian, dalam koridor ini, seseorang menggunakan internet.

Sedangkan kalau ia terus saja membuka tampilan-tampilan yang disajikan, pindah dari satu situs ke situs yang lain tanpa tujuan jelas, maka waktunya akan banyak terbuang percuma sedangkan faidah yang ia dapatkan sedikit.

4.   Mempertimbangkan akibat perbuatannya
Di antara hal yang dapat membantu seseorang terhindar dari fitnah internet adalah dengan mempertimbangkan baik buruk kesudahan yang diakibatkan oleh perbuatannya. Dan dengan menaklukkan serta mengekang dirinya dengan ketakwaan. Ibnul Jauzi  mengatakan: "Demi Allah, wahai orang yang mulia dengan takwa! Janganlah kau jual kemuliaan takwa itu dengan kehinaan maksiat. Sabarkanlah dirimu dengan kehausan saat meninggalkan nafsu, sekalipun  haus itu begitu panas membakar."

Beliau juga berkata: "Saat seseorang kuat melawan nafsunya, ia akan merasakan lezat tiada tara. Tidakkah engkau lihat bagaimana orang yang dikalahkan oleh nafsunya menjadi hina? Karena ia telah ditaklukkan. Berbeda halnya dengan orang yang dapat menaklukkan hawa nafsunya. Ia akan menjadi kuat karena telah berhasil mengalahkan."

5. Menghindari hal-hal yang mengundang syahwat
Seorang pengguna internet hendaklah menjauhi hal-hal yang mengundang syahwat, dengan tidak membuka situs-situs porno, atau forum-forum yang didalamnya sering digunakan kata-kata tak senonoh, juga tulisan-tulisan yang menggoda nafsu dan sebagainya. Ia juga harus menghindarkan diri dari melihat gambar-gambar dan rekaman-rekaman video porno, karena perumpamaan jiwa manusia -dengan kecenderungan kepada syahwat yang dimilikinya dan dorongan untuk selalu mengikuti hawa nafsunya- adalah seperti serbuk mesiu, bensin atau bahan­bahan lainnya yang mudah terbakar. Selama bahan-bahan ini jauh dari hal-hal yang akan membuatnya tersulut, ia akan tetap diam dan tenang. Ia tidak dikhawatirkan akan menimbulkan bahaya.
Demikian juga dengan jiwa manusia. Ia akan tetap tenang dan diam. Namun ketika ia mendekat kepada hal-hal yang
akan membuatnya bergejolak dan cenderung kepada keburukan, berupa suara yang terdengar, tulisan yang dibaca, tayangan yang ditonton, atau aroma yang tercium, maka dorongan nafsu yang semula tenang dan diam itu akan bergolak, hasrat kejelekan pun akan berkobar, penyakit qalbu akan menggeliat dan hawa nafsu pun akan mengganas.
Ibnu Hazm   berkata:
Tak usah dicela orang yang menghadapkan dirinya
Kepada hal yang tak layak, saat fitnah menimpa
Jangan dekat-dekat, dengan api yang berkobar
Kalau engkau dekati ia, asapnya akan menyambar
Beliau juga berkata:
Hawa nafsu jangan engkau ikuti
Fitnah yang melanda, hindari Iblis masih hidup dan belum mati
Dan mata itu adalah pintu fitnah ke hati
Abul Khaththab Mahfuzh bin Ahmad al-Kalwadzani  berkata:
Siapa yang mendekati fitnah kemudian berkata
Akan terhindar dari kesalahan, sungguh nifak telah diperbuatnya
Syariat tidaklah membolehkan mendekati sebab yang menjerumuskan
Seorang muslim dalam perkara yang padanya ada larangan
Maka selamatkan diri dan tinggalkanlah segala nafsu di jiwa
Mudah-mudahan engkau selamat
dari segenap keburukannya

6. Menundukkan pandangan
Tundukkan pandangan, karena di internet gambar-gambar yang tidak baik ditampilkan begitu saja sehingga orang akan melihatnya walaupun tanpa disengaja. Kalau orang itu menundukkan pandangannya, ia akan membuat Allah  ridha, dan membuat qalbunya tentram. Sebab mata adalah cermin qalbu. Orang yang matanya liar melihat apa saja, qalbunya akan menjadi tidak tenang. Sedangkan orang yang menundukkan pandangan, qalbunya akan menjadi tentram. Sehingga kalau seorang hamba menundukkan pandangan matanya, berarti ia menundukkan qalbunya dari syahwat dan nafsu. Namun kalau ia liar memandang ke mana saja, maka qalbunya akan ikut menjadi liar mengumbar nafsu.
Allah  berfirman:
Katakanlah kepada orang laki­laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka." (An-Nur: 30)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiah  berkata mengenai ayat ini: "Allah menjadikan sikap menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan sebagai upaya paling kuat untuk
membersihkan jiwa. Dan kebersihan jiwa itu mencakup hilangnya, segala keburukan berupa perbuatan keji, kezaliman, kesyirikan, kedustaan dan sebagainya."

Sumber : Al-Intirnit

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.