Suatu hari ketika saya sedang berziarah ke Makam Imam Jalaluddin as-Suyuthi, salah satu dari dua ulama yang menulis Tafsir al-Jalalain, yang berada di kawasan Sayyidah Aisyah, tiba-tiba datang ‘ammu Mahmud, seorang tukang gali kubur di kawasan tersebut.  ‘Ammu Mahmud, adalah guru sekaligus kawan lama saya yang tinggal di sebuah gubuk kumuh di tengah-tengah kuburan kawasan Sayyidah Aisyah. Saya mengenalnya ketika saat itu saya meminta ijin untuk ikut melihat secara langsung bagaimana proses penguburan yang biasa dilakukan di Mesir.
Begitu mendekat, ‘Ammu Mahmud langsung mengajak saya menghampiri sebuah bangunan pemakaman. Sambil menunjuk salah satu dharih, bangunan kuburan yang ditinggikan dan diberi atap, ia menuturkan bahwa kurang lebih setengah jam yang lalu ia baru saja menguburkan seorang  konglemerat Mesir. Menurutnya, konglomerat tersebut memiliki sejumlah vila dan apartemen yang tersebar hampir di seluruh propinsi Mesir, Libia, dan bahkan juga di Inggris.
Setelah lama  bertutur, Ammu Mahmud lalu berkata: “Saudaraku, perhatikanlah dan renungkanlah. Dunia ini tidak lebih dari sebuah tipu daya yang memperdaya. Orang-orang berebut dan berlomba menumpuk kekayaan sehingga lupa kewajiban. Bahkan boleh jadi ia lupa bahwa suatu saat ia akan dikuburkan. Ketika sudah dikuburkan, semua manusia, baik kaya maupun miskin, sama saja; ia dikubur di atas tanah dan dibungkus dengan kain kafan berwarna putih. Harta yang diusahakannya dengan susah payah, kini menjadi bahan rebutan keluarganya. Isteri yang dicintainya, boleh jadi sebentar lagi akan dinikahi laki-laki lain. Maka, hati-hatilah dengan dunia ini. Jangan sampai kamu terperdaya karenanya.
Apabila kelak kamu mencari harta, jangan lupa kewajiban kepada yang Maha Kuasa. Apabila kelak menjadi seorang pejabat, jangan pernah lupa kepentingan rakyat. Apabila kelak menjadi seorang ulama, jangan lupa orang-orang melarat. Karena yang justru akan menyelamatkan kamu bukan kedudukan, jabatan akan tetapi kebaikan dan kepedulian kepada orang lemah; yang menyelamatkan kamu bukan tabungan yang numpuk di bank, akan tetapi uang recehan yang kamu berikan kepada orang-orang yang membutuhkan”.
Subhanallah, nasihat ‘ammu Mahmud sederhana tapi sarat dengan makna. Meski sekedar tukang gali kubur, namun kata-katanya penuh hikmah. ‘Ammu Mahmud mengingatkan kita akan sebuah persolan yang seringkali dilupakan. Ya, persolan hidup di dunia ini. Dunia dengan hingar bingarnya, seringkali melupakan tujuan dan kewajiban utama kita. Keelokan dunia seringkali melupakan bahwa dunia ini sekedar per’singgah’an semata. Layaknya sebuah per’singgah’an, tentu tidak akan lama.
Perhatikan dengan seksama berapa lama umumnya manusia ‘singgah’ di dunia ini. Ambil saja standar umum, bahwa umumnya masa ‘singgah’ di dunia ini hanya enam puluh lima tahun saja. Apabila kini usia kita sudah 55 tahun, ini artinya, masa ‘singgah’ yang masih tersisa tinggal sepuluh tahun lagi. Setelah itu, kita semua akan pindah ke alam  lain, alam kubur dan alam akhirat.
Ingatlah kawan, dunia ini adalah ladang tempat bercocok tanam. Bekal kita kelak di kehidupan akhirat sangat tergantung kepada tanaman apa yang kita tanam di ladang dunia ini. Apabila ‘tanaman kebaikan dan amal shaleh’ yang kita tanam, tentu kebahagiaan dan surga yang akan kita dapatkan. Namun, apabila tanaman kejahatan dan dosa yang kita tanam, tentu kita akan menuai sengsara dan neraka. Maka pergunakanlah ladang ini sebaik mungkin, karena kita tidak akan pernah mendapatkan ladang lain selain ladang dunia. Bila masa ‘singgah’ di dunia ini telah habis, maka ladang itu pun juga turut habis, yang tersisa adalah menikmati hasil dari tanaman yang ditanam di ladang dunia.
Hati-hatilah dengan dunia. Dunia itu ibarat bayang-bayang manusia. Apabila dicari dan ditangkap, ia akan lari, namun apabila dibiarkan ia akan mengikuti. Berlakulah sewajarnya. Jangan sampai demi dunia, kita melanggar aturan dan ketentuan Allah swt.
Dunia hanyalah perantara bukan tujuan. Tujuan kita adalah kehidupan di akhirat kelak. Hati-hati, jangan sampai seperti yang difirmankan oleh Allah berikut ini:
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),  dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui( at-Takatsur: 1-4 ).

Rasulullah saw bersabda:Barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai tujuan dan sasarannya, Allah akan menceraiberaikan seluruh urusannya, serta menjadikan kefakiran berada di depan matanya, dan Allah tidak akan memberikan kepadanya dari dunia ini melainkan apa yang telah ditentukannya saja. Namun, barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuan dan sasarannya, maka Allah akan memudahkan segala urusannya, memberikan kekayaan di hatinya serta Allah akan melimpahkan dunianya dari jalan yang tidak disangka-sangka (HR.Turmudzi dan Ibn Majah).
Mari kita merenung sejenak. Perhatikan orang-orang kaya yang telah meninggal dunia. Apa yang tersisa? Apakah kekayaannya yang melimpah ikut menyertainya? Apakah mobilnya yang mewah ikut menemaninya? Apakah tabunganya yang menumpuk, ikut bersamanya? Apakah isteri yang dicintainya turut di sampingnya? Tidak. Sekali lagi tidak. Harta yang diusahakannya dengan susah payah dan jerih payah tidak ada yang dibawanya sedikitpun.
Yang menyertainya abadi hanyalah amal perbuatannya sewaktu di dunia. Yang membuatnya ‘tersenyum’ hanyalah uang fakkah (recehan) yang sempat diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Yang menolongnya, hanyalah shalat yang dilakukannya tengah malam. Yang menolongnya, hanyalah kepedulian dan perhatiannya kepada orang-orang lemah yang sangat membutuhkan bantuan. Sementara tabungannya yang numpuk di bank, hanyalah menjadi tontonan dan pajangan. Mobilnya yang mewah hanyalah menjadi hiasan. Kekayaannya yang melimpah ruah hanyalah menjadi bahan rebutan dan perselisihan.
Maka, berbahagialah mereka yang memperbanyak amal shaleh dan kebaikan dan celakalah mereka yang menanam kejahatan. Rasulullah saw bersabda:
Yang mengikuti mayyit sampai ke kubur itu ada tiga; dua kembali lagi ke dunia, sedangkan yang satu lagi ikut menemani di dalam kubur. Dua hal yang kembali lagi ke dunia adalah harta dan keluarganya, sedangkan yang akan setia menemaninya hanyalah amal perbuatannya (HR. Muslim).

Dalam hadits lain Rasulullah saw bersabda:Keturunan Adam akan berkata: “Hartaku, hartaku!!. Lalu dikatakan kepadanya: “Harta yang kamu miliki hanyalah apa yang kamu makan sehingga habis, apa yang kamu pakai sehingga musnah dan apa yang kamu sedekahkan sehingga berlalu. Sementara selebihnya, akan hilang, raib, ditinggalkan untuk manusia yang lain(HR. Muslim).
Dalam kitab al-Mustathraf dituturkan sebuah kisah, bahwa suatu hari Nabiyulllah Daud as mengadakan perjalanan di antara bukit-bukit terjal. Tiba-tiba beliau melewati sebuah gua yang di dalamnya tergeletak mayat seorang laki-laki bertubuh besar dan berperawakan tegap.
Di dekat kepalanya ada sebuah batu lebar yang bertuliskan: “Saya adalah Raja Dausam. Saya menjadi raja selama seribu tahun. Saya juga telah menaklukkan seribu kota. Saya juga telah membunuh seribu tentara. Saya juga telah menggauli seribu gadis putri-putri raja, lalu kondisi saya kini seperti yang kamu lihat sekarang; tanahlah yang menjadi kasur saya, batu yang menjadi bantal saya. Siapapun yang melihat saya, maka jangan sampai tertipu oleh dunia sebagaimana dunia telah menipu saya”.
Dalam sebuah hadits juga dikatakan, suatu hari Rasulullah saw berkata kepada Abu Hurairah: “Maukah saya tunjukkan kepada kamu dunia beserta seluruh isinya?” Saya (Abu Hurairah) menjawab: “Mau, ya Rasulullah”. Rasulullah saw lalu membawa saya mengunjungi sebuah lembah. Tidak jauh dari lembah tersebut ada sebuah tempat pembuangan sampah yang di dalamnya terdapat tengkorak kepala manusia, kotoran manusia, kain basah dan tulang belulang yang sudah tidak ada dagingnya.
Rasulullah saw lalu bersabda: “Wahai Abu Hurairah, tengkorak-tengkorak kepala ini adalah  sumber ketamakan dan keserakahan manusia. Suatu saat kepala-kepala tersebut akan seperti sekarang ini, tidak ada dagingnya juga tidak ada kulitnya sedikitpun. Ia akan menjadi sebuah tengkorak yang hancur luluh. Sementara tahi-tahi ini adalah gambaran dari apa yang telah kamu makan dan apa yang kamu usahakan selama di dunia. Semuanya akan menjadi seperti yang kamu lihat ini. Kain basah itu adalah pakaian-pakaian yang dahulu kala oleh manusia seringkali dipamer-pamerkan dan diagung-agungkan. Sedangkan tulang-tulang itu adalah tulang-tulang kendaraan kamu yang biasa kamu pergunakan untuk berkeliling mengelilingi kota-kota. Itulah dunia, maka janganlah kamu terperdaya dibuatnya”.
Hadits-hadits di atas mengingatkan kita akan perlunya berhati-hati dengan dunia. Mencari dunia tentu dianjurkan bahkan diharuskan. Namun, jangan lupa,  luruskan niat dan tujuannya. Mencari dunia bukan untuk dunia, tapi untuk bekal kelak di akhirat. Agar apa yang diusahakan di dunia ini menjadi bekal kelak di akhirat, maka pergunakanlah sebaik mungkin. Pergunakan dan belanjakanlah sesuai dengan petunjuk dan titah Allah swt., bukan berdasarkan hawa nafsu manusia. Ingatlah, perkataan si tukang gali kubur di atas:
Karena yang justru akan menyelamatkan kamu bukan kedudukan, jabatan,  akan tetapi kebaikan dan kepedulian kepada orang lemah;  yang menyelamatkan kamu bukan tabungan yang numpuk di bank, akan tetapi uang recehan yang kamu berikan kepada orang-orang  yang membutuhkan.
wallahu ‘alam bis shawab.

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.