www.sufinews.com

M. Rahim Bawa Muhaiyaddeen

SALAM sayangku padamu, cucu-cucuku, saudara-saudaraku,anak-anakku. Mendekatlah kepadaku dan kita akan mengunjungi peternakan ayam!

Jika kau melihat pagar berkawat, kau bisa melihat betapa baik ayam-ayam ini dipelihara. Mereka mempunyai segala yang mereka butuhkan, makanan dan air serta tempat nyaman untuk tidur dan bertelur. Mereka memiliki pohon-pohon untuk berteduh, cabang-cabang untuk bertengger dan banyak ruangan untuk berlari dan bermain. Tetapi mereka tidak bisa pergi dan keluar ke mana saja yang mereka inginkan.

Cucu-cucuku, mengapa peternak itu mengurung mereka? Karena jika ayam-ayam tersebut bebas berkeliaran, maka anjing-anjing, serigala dan pencuri mungkin menangkap dan memangsanya.

Peternak itu memasang pagar di sekeliling halaman untuk melindungi ayam-ayam tersebut. Apakah kau mengerti? Sekarang, cucu-cucuku, ada hal-hal tertentu yang bisa kau pelajari dengan melihat ayam-ayam tersebut. Lihatlah dua ayam

betina keluar dari kandang dengan ayam jantan. Apakah kau melihat mereka? Pada saat dua ayam jantan melihat satu sama lain, mereka mulai bertarung. Mereka menjulurkan kepalanya di bawah sayap masing-masing dan mematuk. Setiap ayam jantan itu menganggap ayam lainnya datang untuk mencuri pasangannya. Perhatikan mereka. Kapan saja ayam-ayam betina tersebut mendekati maka kedua ayam jantan tadi bertarung bahkan lebih seru. Lihatlah di sebelah sana, cucu-cucuku. Satu ayam betina mengejar pasangan lainnya tapi ayam jantan tadi masih mengejar ayam betina lainnya. Sekarang semua ayam betina dan ayam jantan bertarung.

“Kau telah merebut suamiku!”

“Mengapa kau mencuri istriku?”

Pertarungan itu tidak pernah berhenti. Satu ayam betinakehilangan sebuah mata sedangkan ayam betina lainnya kehilangan separo paruhnya. Seekor ayam jantan telah kehilangan jengger kepalanya sedangkan ayam jantan lainnya berdarah. Dan lihatlah, apakah kau melihat ayam yang terluka pada sekujur dadanya sedangkan ayam lain sebelah sana mengalami patah kaki? Mereka semua terluka, tetapi masih mematuk satu sama lain pada leher atau kepala atau di bawah sayapnya. Tidak satu pun dari mereka akan mengakui kekalahan, tetapi mereka tidak benar-benar menang juga. Ketika mereka terlalu lelah untuk bertarung, mereka hanya mengelilingi satu sama lain. Dan jika salah satunya benar-benar lebih lelah, maka ayam yang lelah itu akan menyembunyikan kepalanya di bawah sayapnya. Tetapi seekor ayam lainnya datang dan memulai pertarungan lagi. Ini adalah situasi bagaimana ayam-ayam bertarung. Cucu-cucuku, manusia seperti ayam-ayam. Meskipun mereka mempunyai banyak uang, harta benda dan lain-lain, mereka akan mengganggu satu sama lain dan mulai bertengkar. Sekalipun mereka adalah orang-orang yang sudah berkeluarga bersama dengan anak-anak, kakek, nenek serta saudara-saudara ipar, mereka akan menunjukkan kekuasaannya dan menyerang satu sama lain. Sekalipun mereka sudah tua dan memiliki cicitcicit, mereka masih belum mengakhiri pertengkarannya satu sama lain, dan bertengkar sampai mati.

Seorang laki-laki tidak puas dengan satu perempuan saja, sehingga laki-laki tersebut pergi keluar untuk mencari perempuan lainnya. Sekalipun seorang laki-laki sudah memiliki istri yang sangat cantik, namun mata dan telinga serta hidung lakilaki itu tetap berpaling pada perempuan mana saja yang lewat di depannya. Dia akan menunjukkan kekuatannya atau menjulurkan lidahnya seperti harimau atau singa. Laki-laki tidak puas dengan satu saja dari apa pun. Kaum laki-laki menginginkan variasi. Tanah yang subur, perempuan dan emas, telah menciptakan kerusakan dan kebodohannya sendiri. Tiga nafsu yang buruk ini menghancurkan dirinya.

Perempuan juga seperti ini. Mereka tersenyum kepada suami orang lain dan segera mereka bertengkar seperti ayam betina. Perempuan berkelahi dengan perempuan, sedangkan laki-laki berkelahi melawan laki-laki. Cucu-cucuku, apakah kau mengerti tentang hal ini? Kau harus berpikir tentang hal ini!

Ada hal-hal lainnya yang dilakukan ayam yang seharusnya juga kau pikirkan. Lihatlah bagaimana mereka mengais di tanah dekat pagar dan mencoba untuk lari dari tempat yang memenuhi kebutuhannya, memberi kenyamanan serta melindunginya dari ancaman anjing, serigala dan pencuri. Mereka mengais dan mematuk tanah untuk mencari cacing dan serangga, meskipun ada banyak makanan tersedia di permukaan tanah peternakan. Mengapa ayam-ayam melakukan hal itu? Itu adalah keadaan alami mereka. Itulah yang dilakukan ayam.

Manusia juga tidak menghargai berkah yang telah dianugerahkan kepadanya. Pikiran manusia seperti ayam, mengais di neraka, menggali cacing dan serangga. Allah telah memberinya sebuah tempat untuk hidup, sebuah rumah, lampu penerangan, makanan, air, dan tubuh untuk ruhnya. Allah memberi makanan, dengan berfirman, “Makanlah makanan yang telah Aku berikan kepadamu,” sungguhpun demikian, manusia tidak menanggapinya dengan tepat. Manusia masih tidak mau menerima apa yang telah diberikan Allah. Sungguh, pikiran monyet dan hasrat anjing menggali benda-benda neraka, dan mendorong manusia ke dalam bahaya. Pikiran manusia mengembara di mana- mana, dengan berpendapat bahwa ada lebih banyak di sini daripada di sana, atau lebih banyak di sana daripada di sini. Gagal memakan makanan kesayangan atau gagal meminum air kesayangan, maka manusia menggali untuk mencari apa yang telah dibuang oleh Allah.

Manusia tidak menghargai perlindungan yang telah diberikan Allah kepadanya. Manusia mengais pada pagar pelindung, yaitu Iman, dengan mencoba mengorek lubang-lubang dalam timbunan kawat, keyakinan. Dia merobohkan berbagai pos pagar kearifan, dengan berpikir, “Jika aku menerobos pagar itu, maka aku bisa bebas.” Tapi ketika manusia meninggalkan perlindungan Allah, ketika manusia menolak makanan dan air yang indah dari Allah, maka manusia terperangkap oleh ilusi. Pada saat manusia sedang menggali di neraka untuk mencari cacing, dia pun dibantai oleh setan, iblis, hantu, anjing, dan serigala.

Tapi manusia tidak berpikir tentang apa yang akan terjadi pada dirinya. Dia belum menetapkan keadaan yang sabar, kepuasan diri, kepercayaan kepada Allah dan mengucapkan semua pujian kepada-Nya, keadaan yang sabar, syukur, tawakal, dan alhamdulillah. Meskipun manusia bisa hidup sehat dan bahagia, namun dia telah merusak perlindungan keimanannya kepada Allah.

Kau harus berpikir tentang hal ini, cucu-cucuku. Seorang manusia yang bijaksana, akan tetap berada dalam perlindung an Allah. Dia akan puas dengan air dan makanan yang telah diberikan Allah. Hatinya akan sangat bahagia dan dia akan berada dalam keadaan yang penuh kasih sayang, cinta, kearifan, keadilan, dan kedamaian.

Cucu-cucuku, Allah telah memberimu rumah indah hati nurani, yaitu dengan menaruh kasih sayang dan makanan dari-Nya dalam hati nurani tersebut, yaitu kalbu (qalb). Perlindungan Allah mengelilingi qalb tersebut dan menjaganya agar tetap aman. Jangan keluar dari perlindungan ini, jangan melupakannya, dan jangan merobeknya! Cobalah untuk belajar sifat-sifat dan kearifan Allah dan bangunlah kehidupan yang damai. Maka kau tidak akan menemui musibah.

Ingat bagaimana ayam-ayam itu berkelahi? Mereka menimbulkan penderitaannya sendiri. Ingatkah bagaimana mereka mencoba menerobos pagar itu? Mereka mencari kerusakannya sendiri. Kau dan aku harus menghilangkan sifat dan tindakan ayam-ayam tadi dari dalam diri kita. Kita harus mencari dalam sifat-sifat Tuhan kita kedamaian, ketenangan, dan ketenteraman.

Amin. Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu kulluhu. Semoga perdamaian dan rahmat Allah melimpah kepada kalian semua.

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.