Sahabat saudaraku fillah..Yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala Sebagaimana kita maklumi bersama bahwa para Para Ulama Fiqih, Ulama Hadits, dan juga Jumhur Ulama dari kalangan Ulama Salaf maupun Khalaf berpendapat bahwa Hukum Berdoa adalah dianjurkan, Sebagaimana yang terkandung dalam kitab suci Al Quran dan Al Hadits, Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman : ““Dan Rabbmu Berfirman “Berdoalah Kepada-KU,niscaya AKU perkenankan bagimu.Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-KU akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina.”(QS. Ghafir : 60). Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, Bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda : “Berdoalah kalian kepada ALLAH, dan kalian (harus) yakin atas dikabulkan doa kalian itu,Ketahuilah oleh kalian, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan memperkenankan doa dari qalbu yang lalai.” ( HR. At Tirmidzi). Dari uraian ayat dan hadits diatas, mengandung suatu maksud seruan, panggilan dan anjuran.Berdoa adalah sangat dianjurkan. Islam sebagai pedoman hidup, berisikan peraturan-peraturan, petunjuk dan tuntunan untuk mengatasi segala persoalan hidup,baik yang bersifat keduniaan maupun keakhiratan.Ajaran Islam yang sangat luhur menyusun tuntunan-tuntunan itu diatas akhlaq mulia. Demikian halnya denga doa,sarat dengan tuntunan mengenai adab atau tatacara berdoa, doa ketika makan dan sesudah makan, doa ketika ke kamar mandi,doa hendak beranjak tidur sampai terbangun dari tidur, semua aktifitas kita selalu diawali dengan doa dan diakhiri dengan doa pula. Dengan kita berdoa akan banyak pengaruhnya bagi kehidupan khsusnya dalam upaya menuju kehidupan yang Islami. Doa dalam Islam adalah merupakan cerminan sikap tawakkal dan symbol kerendahan dan ketidakberdayaan seseorang dihadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala,ketidakberdayaan dihadapan-Nya,akan menancapkan psikologi optimis bagi setiap muslim dalam menghadapi berbagai cobaan dan problem kehidupan, karena doa adalah dialog interaktif antara hamba dan Pencipta-Nya (Khaliq). Doa bukan sebatas harapan yang bersifat spekulatif dan teka-teki antara dikabul dan tidak, justru doa dalam Islam dinilai sebagai bentuk ibadah dan pengabdian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena doa mengindikasikan ketergantungan dan kebutuhan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Doa menyadarkan kita sebagai hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mempunyai berbagai kelemahan dan keterbatasan dalam mengarungi kehidupan di dunia ini. Sudah menjadi fitrah bagi setiap manusia selama hidupnya,selalu memerlukan perlindungan dan pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena kedudukan manusia itu lemah dan tidak berdaya,yang bisa ditanggulangi jika manusia mendekat dan menyadarkan dirinya serta berlindung kepada Yang Maha Kuasa,karena hakikat kekuatan itu secara lahir dan bathin bersumber dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pada dasarnya tabiat manusia pasti suka dan menyenangi kebaikan,dan benci kepada kejelekan,namun demikian tidak bisa dipungkiri, ada sebagian manusia yang mau beribadah dan memohon berdoa hanya saat ketika mereka didera kesusahan dan terjepit beragam masalah rumit,karena demikianlah manusia tidak luput dari kekhilafan.”Alinsaanu mahallu lkathaa’ wa nnisyaan”(manusia merupakan tempatnya salah dan lupa).Meski demikian betapun kekhilafan manusia Allah Subhanahu wa Ta’ala tetap memperlakukannya dengan penuh kasih sayang. Sahabat saudaraku fillah yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala,Doa adalah gerbang menemukan Rahmat-Nya,tidak ada yang lebih mulia disisi-Nya selain doa. Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Santun dan Pemurah tidak pernah menutup pintu kepada setiap hamba-Nya yang dating untuk meminta dan memohon kepada-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha mendengar hingga desah nafas sekalipun,dan Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih dekat dengan kita disbanding diri kita sendiri. Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman : “Dan Apabila hamba-hamba-KU, bertanya kepadamu (Muhammad),tentang AKU, maka sesungguhnya AKU dekat. AKU Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa Kepada-KU.Hendaklah mereka itu memenuhi (Perintah)-Ku dan beriman Kepada-KU,agar mereka memperoleh Kebenaran.”(QS. Al Baqarah : 186 ). Salah satu yang perlu diperhatikan dalam berdoa, adalah tidak mengeluh apalagi berputus asa akan lambatnya pengabulan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebab mustahil tumbuh-tumbuhan yang baru ditanam akan serta merta langsung berbuah, begitu pula dengan doa tidaklah begitu saja langsung di Ijabah oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,melainkan berjangka dan ada proses,dalam jangka itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala, akan menilai kekhusyuan,kesabaran,keikhlasan dan mengabulkan permohonan hajat kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan yang terbaik,jangan pernah kita jenuh untuk mengurai permintaan dan memohon Kepada-Nya, Karena sepanjang kita mengangkat kedua tangan dan menggerakkan bibir memohon Kepada-Nya, akan dihitung sebagai Ibadah. Pada dasarnya seluruh doa didengar dan dikabulkan Allah Subhanahu wa Ta’ala,sepanjang doa itu tidak mengandung unsur dosa,keburukan,kemaksiatan,dan memotong/memutuskan silaturahmi, kadang bentuk pengabulannya sering berbeda dengan keinginan kita,karena Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih tahu diri kita dan apa yang terbaik buat kita. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda : “Tidaklah seorang hamba berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,melainkan akan dikabulkan untuknya.Mungkin langsung di dunia atau mungkin di tunda di akhirat kelak,atau dijadikan sebagai penghapus dosanya sebesar apa yang kalian doakan, selama tidak berdoa untuk dosa,memotong silaturahmi dan selama ia tidak terburu-buru.” (HR. At Tirmidzi). Imam Al Ghazali berkata:”Jika ditanyakan tentang apa manfaat doa bagi seseorang, sedangkan qadha (ketentuan) Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak dapat dirubah?,Maka ketahuilah, bahwa diantara sejumlah qadha,’tentang ditolaknya atau tertolaknya bala ‘adalah karena adanya doa, dengan kata lain, bahwa doa adalah salahsatu menjadi sebab tertolaknya bala’dan mendorong bagi adanya atau diturunkannya Rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Manfaat doa juga merupakan tali penyambung yang kokoh antara seorang hamba dengan Rabb-Nya, hubungan yang kontinyu dan dinamis yang melahirkan ketenangan bathin pada diri hamba tersebut,karena merasa memiliki kekuatan yang besar diluar kekuatan dirinya,ketika kesulitan dalam menjemput rezekinya, dia merasa Rabb-Nya adalah Maha Pemberi Rezeki. Membaca doa saat hati gundah gulana dibarengi tadabbur dan meresapi maknanya,akan menyuntikan ketenangan yang luar biasa dalam jiwa,seluruh anggota badan terasa nyaman dan ringan,kita merasakan damai dan aman dibawah Naungan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman : “(Yaitu)..orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat ALLAH.Ingatlah hanya dengan mengingat ALLAH hati menjadi tentram.”(QS. Ar Ra’d “ 28). Doa juga merupakan bentuk dzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.dengan berdzikir qalbu hamba selalu berhubungan dengan Rabb-Nya,Istiqamah berdzikir ataupun berdoa mengindikasikan sikap tawadhu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.Karena walau bagaimanapun kita tidak lepas dari ketergantungan Kepada-Nya. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu dan Abu Sa’id Al Khudri Radhiyallahu Anhuma, Bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda : “Tidak duduk suatu kaum yang berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,terkecuali para Malaikat mengelilingi mereka, kemudian diselubungi oleh Rahmat ALLAH,dimana ketenangan turun kepada mereka, dan ALLAH berdzikir (balik) kepada mereka pada orang yang ada disisi-NYA”. ( HR. Muslim). Sesungguhnya sepanjang kita menjalani hidup ini, dan menyerahkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,dengan niat ikhlas maka gerak dan diam,tidur dan terjaga dihitung sebagai langkah-langkah mencari keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala,demikian juga segala aktfitas ibadah kita selalu diwarnai dengan doa, isi shalat adalah merupakan doa, shaum, haji diwarnai doa, semua aktfitas kita mulai dari beranjak tidur hingga terbangun kembali semua diwarnai doa,segala aktiftas baik ibadah mahdah, gairuh mahdah semua berisi doa, diawali dan diakahiri dengan doa pula. Dengan demikian inti dari ibadah adalah doa. Allah Subhanahu wa Ta’ala menentukan Perintah-Nya, dan sekaligus juga menetukan apa yang menjadi penyebabnya.Doa adalah gerbang menemukan Rahmat-Nya.Oleh karena itu berdoalah kita setiap saat,agar diselamatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dari ancaman kelemahan dan kesengsaraan hidup, di dunia maupun di akhirat kelak. Sahabat-saudaraku fillah yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala,demikian semoga manfaat buat kita semua,’ Yang benar haq semua datang-Nya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,yang kurang dan khilaf mohon sangat dimaafkan ’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi al-haq Watawa saubil shabr “.Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala . senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai dan di Cintai-Nya..Aamiin Allahum Aamiin.

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.