Ada beberapa bentuk sujud yang disyariatkan untuk dilakukan yang terdapat di luar shalat. Di dalam HPT terdapat dua pembahasan sujud di luar shalat yaitu:

1.      Sujud Tilawah

  1. Ayat-ayat sajdah

Apabila engkau membaca al-Qur’an di dalam atau di luar shalat, atau engkau mendengar bacaan al-Qur’an (di luar shalat), dan terbaca ayat sajadah, maka bertakbirlah dan sujudlah seperti sujud di dalam shalat satu kali dengan membaca (pada waktu sujud) : “sajda wajhi-lilladzi-khalaqahu- wa shawwarahu- wasyaqqa sam’ahu- wa basharahu- bihaulihi wa quwwatihi-“  (wajahku tunduk kepada Tuhan yang menjadikannya, yang melukisnya, yang memberi penglihatan dan pendengaran dapat dengan kekuatan dan kekuasaannya).
Adapun ayat-ayat sajdah, terdapat pada lima belas tempat:

1.            QS. al-A’raf: 206
إِنَّ الَّذِينَ عِنْدَ رَبِّكَ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَيُسَبِّحُونَهُ وَلَهُ يَسْجُدُونَ (206) 

2.            QS. ar-Ra’d: 15.
وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَظِلَالُهُمْ بِالْغُدُوِّ وَالْآَصَالِ (15)
3.            QS. an-Nahl: 49.
وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مِنْ دَابَّةٍ وَالْمَلَائِكَةُ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ (49)
4.            QS. al-Isra’: 107.
قُلْ آَمِنُوا بِهِ أَوْ لَا تُؤْمِنُوا إِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهِ إِذَا يُتْلَى عَلَيْهِمْ يَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ سُجَّدًا (107)
5.            QS. Maryam: 58.
إِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آَيَاتُ الرَّحْمَنِ خَرُّوا سُجَّدًا وَبُكِيًّا (58)
6.            QS. al-Hajj: 18.
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَسْجُدُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُومُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ وَكَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ وَكَثِيرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُ وَمَنْ يُهِنِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ مُكْرِمٍ إِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ (18)
7.            QS. al-Hajj: 77.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (77)
8.            QS. al-Furqon: 60
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اسْجُدُوا لِلرَّحْمَنِ قَالُوا وَمَا الرَّحْمَنُ أَنَسْجُدُ لِمَا تَأْمُرُنَا وَزَادَهُمْ نُفُورًا (60)
9.            QS. an-Naml: 25.
أَلَّا يَسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي يُخْرِجُ الْخَبْءَ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَيَعْلَمُ مَا تُخْفُونَ وَمَا تُعْلِنُونَ (25)
10.        QS. as-Sajdah: 15.
إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآَيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ (15)
11.        QS. Shad: 24.
وَظَنَّ دَاوُودُ أَنَّمَا فَتَنَّاهُ فَاسْتَغْفَرَ رَبَّهُ وَخَرَّ رَاكِعًا وَأَنَابَ (24)
12.        QS. Fushshilat: 37
وَمِنْ آَيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ (37)
13.        QS. an-Najm: 62.
فَاسْجُدُوا لِلَّهِ وَاعْبُدُوا (62)
14.        QS. Insyiqaq: 21.
وَإِذَا قُرِئَ عَلَيْهِمُ الْقُرْآَنُ لَا يَسْجُدُونَ (21)
15.        QS. al-Alaq: 19.
كَلَّا لَا تُطِعْهُ وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ (19)


Ada beberapa dalil yang menjadi landasanya, yaitu:
Firman Allah dalam QS. Maryam : 58
”Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.”

Hadis ’Amar bin ’Ash yang menerangkan bahwa Rasulullah saw mengajarkan kepadanya lima belas ayat sajdah di dalam al-Qur’an, tiga diantaranya di dalam surat yang pendek dan dua di dalam surat al-Hajj”. (Riwayat Abu Daud dan Ibnu Majah). (HPT: 361)

  1. Sujud tilawah ketika mendengar atau membaca  ayat sajdah

Sebagaimana yang terdapat dalam hadis Muslim

لحديث ابن عمر أنه قال : ربما قرأ رسول الله صلعم القرأن فيمر باسجدة فيسجدبنا حتى ازدحمنا عنده حتى ما يجد احدنا مكانا ليسجد فيه فى غير صلاة ( رواه مسلم )
Artinya : Dar Ibnu ’Umar berkata : Pernah Nabi Saw. membaca alquran lalu bertemu dengan ayat sajdah, lalu kami bersama-sama beliau sujud, sehingga kami berdesak-desakan di sekitarnya, sehingga di antara kami tidak mendapat tempat sujud. Hal ini bukan di dalam shalat. ( H.R. Muslim ).

لحيث عمرى ب العاص أن رسول الله صلعم أقرأه خمس عشرة سجدة فى القرأن منها ثلاث فى المفصل وفى الحج سجدتان ( ابو داود وبن ماجه )
Artinya : Dari Amr bin ’Ash yang menerangkan bahwa Rasulullah Saw. mengajarkan kepadanya ( ’Amr bin’Ash ) lima belas ayat sajdah di dalam al-Quran, tiga di antaranya di dalam surat yang pendek dan dua dalam surat al-Hajj. ( H.R. Abu Dawud dan Ibnu Majjah ).

  1. Sujud tilawah seperti sujud biasa
Sebagaimana yang terdapat dalam hadis Bukhari Muslis dengan lafadz:

لخبر ابن عباس ر.ض قال  قال رسول الله صلعم ( أمرت ان اسجد على سبعة اعظم على الجهة واشار بيده على انفه واليدين والركبتين وطرف القدمين )( متفق عليه )
Artinya : Dari Ibnu’Abbas berkata : Rasulullah Saw. bersabda : Aku diperintahkan sujud di atas tujuh tulang, di atas dahi (dan beliau memberi isyarat dengan tangannya kepada hidungnya, kedua telapak tangannya, kedua lutut dan ujung-ujung kedua telapak kaki). (H.R. Bukhari Muslim).


  1. Doa sujud tilawah

Tentang doa sujud tilawah di luar shalat terdapat beberapa perbedaan pendapat dari kalangan para imam tentang masalah ini. Namun perbedaan ini hanya berupa tambahan dari masing-masing imam. Menurut imam Hanafi di dalam sujud tilawah terdapat takbir namun tanpa mengangkat tangan ketika hendak sujud dan bangun. Dan hal ini hukumnya sunah. Adapun bacaannya sebagaimana bacaan dalam shalat :
سُبحان ربّي اللأعلي – ثلاثا
Sedangakan imam Maliki tidak jauh berbeda dengan imam Hanafi, hanya ada tambahan doa, yaitu:

اللّهم اكتب لي بها أجرا، وضع عنّي بها وزرا، واجعلها لي عندك ذخرا، تقبّلها مني كماقبلتها من عبادك داود     

Sedangkan menurut Syafi’i sujud di luar shalat diawali dengan takbiratul ihram, sujud, duduk, dan diakhiri dengan salam. Adapun bacaannya yaitu :

( سُبحان ربّي اللأعلي – ثلاثا)سجد وجهي للذي خلقه وصوره وشق سمعه وبصره بحوله وقوته فتبارك الله احسن الخالقين

Tentang penggunaan salam, Imam Syafi’i merujuk pada sebuah dalil yang diriwayatkan oleh Baihaqi :

عن ابي عبد الرحن السلمي وابن الاخواص انهما سلما فىالسجدة تسليمة عن اليمين    ( اخرجه الثلاثة البيهقي)  
“Dari Abi Abdirrahn dan Ibnu Ahwash : Sesungguhnya keduanya salam ketika sujud tilawah dengan sekali salam kekanan. (H.R. Baihaqi)

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كُنْتُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَاهُ رَجُلٌ فَقَالَ إِنِّي رَأَيْتُ الْبَارِحَةَ فِيمَا يَرَى النَّائِمُ كَأَنِّي أُصَلِّي إِلَى أَصْلِ شَجَرَةٍ فَقَرَأْتُ السَّجْدَةَ فَسَجَدْتُ فَسَجَدَتْ الشَّجَرَةُ لِسُجُودِي فَسَمِعْتُهَا تَقُولُ اللَّهُمَّ احْطُطْ عَنِّي بِهَا وِزْرًا وَاكْتُبْ لِي بِهَا أَجْرًا وَاجْعَلْهَا لِي عِنْدَكَ ذُخْرًا قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ فَرَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ السَّجْدَةَ فَسَجَدَ فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ فِي سُجُودِهِ مِثْلَ الَّذِي أَخْبَرَهُ الرَّجُلُ عَنْ قَوْلِ الشَّجَرَةِ(اخرجه ابن ماجه والترمذي وابوحاتم)وزاد : وتقبلها مني كما تقبلها من عبدك داود
Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata : Ketika aku bersama  Nabi seoang laki-laki datang kepadanya kemudian berkata : sesungguhnya aku bermimpi kemudian seolah-olah aku shalat di bawah pohon lalu aku membaca ayat sajdah kemudian aku sujud dan bersujudlah pohon itu dengan sujudku kemudian aku mendengarnya berdoa :

 اللَّهُمَّ احْطُطْ عَنِّي بِهَا وِزْرًا وَاكْتُبْ لِي بِهَا أَجْرًا وَاجْعَلْهَا لِي عِنْدَكَ ذُخْرًا
Kemudian Ibnu Abbas berkata : Aku melihat Rasulullah Saw. membaca ayat sajdah lalu sujud kemudian aku mendengarnya berdoa dalam sujudnya seperti apa yang dikabarkan oleh laki-laki tadi dari berdoanya pohon itu. (H.R. Ibnu Majjah dan Attirmizi dan Abu Hatim). Abu Hatim menambahkan dengan lapadz :

وتقبلها مني كما تقبلها من عبدك داود.

Adapun sujud tilawah di dalam shalat, diawali dengan takbir. Akan tetapi takbir di sini yang diperdebatkan adalah antara takbir iftitah atu takbir intiqal. Sebagaimana sabda Nabi saw :

عن ابن عمر رضي الله عنهما قال : كان النبي ص.م يقرأ علينا القرءان خاذا مرّ بالسجدة كبر وسجد وسجدنا معه (اخرجه ابوداود)
Dari Ibnu ‘Umar ra berkata : Adalah Nabi saw membacakan al-Quran kepada kami… ( H.R. Abu dawud )

Lafaz kabbara di sini yang menimbulkan perdebatan. Shun’ani lebih memilih iftitah, sedang yang berpendapat takbir intiqal, disebabkan karena dalam shalat tidak ada takbir lain kecuali Intiqal. Tetapi hadis ini dianggap dhoif karena dalam isnadnya terdapat Amr Abdullah al-Mukiri.
Imam Hambali berpendapat, apabila surat sajdah diakhir surat, maka boleh langsung rukuk atau sujud kemudian berdiri dan kemudian rukuk.


2.      Sujud sahwi

a.      Takbir  tiap kali sujud sahwi

 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِحْدَى صَلَاتَيْ الْعَشِيِّ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ وَفِي الْقَوْمِ رَجُلٌ فِي يَدَيْهِ طُولٌ يُقَالُ لَهُ ذُو الْيَدَيْنِ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَسِيتَ أَمْ قَصُرَتْ الصَّلَاةُ قَالَ لَمْ أَنْسَ وَلَمْ تُقْصَرْ فَقَالَ أَكَمَا يَقُولُ ذُو الْيَدَيْنِ فَقَالُوا نَعَمْ فَتَقَدَّمَ فَصَلَّى مَا تَرَكَ ثُمَّ سَلَّمَ ثُمَّ كَبَّرَ وَسَجَدَ مِثْلَ سُجُودِهِ أَوْ أَطْوَلَ ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ وَكَبَّرَ ثُمَّ كَبَّرَ وَسَجَدَ مِثْلَ سُجُودِهِ أَوْ أَطْوَلَ ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ وَكَبَّرَ ثُمَّ سَلَّمَ
 Artinya: Telah berkata Abu Hurairah : Rasulullah Saw. pernah shalat bersama kami salah satu dari shalat tengah hari dua raka’at lalu ia salam. Diantara makmum-makmum itu ada seorang yang bernama Dzulyadain. Ia bertanya: Ya Rasulullah! Apakah Rasulullah Saw lupa atau shalat ini diqashar? Jawabnya: Aku tidak lupa dan ini tidak diqashar. Lalu Rasulullah Saw bertanya:  Betulkah apa yang dikatakan oleh Dzulyadain? Mereka menjawab: Betul. Maka Rasulullah saw pun maju dan mencukupkan (raka’at) yang ditinggalkan, lalu ia salam, kemudian ia takbir dan sujud seperti sujudnya (di shalat) atau lebih lama, kemudian ia angkat kepalanya sambil takbir, kemudian ia takbir dan sujud seperti sujud (di shalat) atau lebih lama, kemudian ia angkat kepalanya sambil takbir , kemudian ia salam.  ( HR. Bukhari Muslim ).

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ ابْنِ بُحَيْنَةَ قَامَ فِي صَلَاةِ الظُّهْرِ وَعَلَيْهِ جُلُوسٌ فَلَمَّا أَتَمَّ صَلَاتَهُ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ يُكَبِّرُ فِي كُلِّ سَجْدَةٍ وَهُوَ جَالِسٌ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ وَسَجَدَهُمَا النَّاسُ مَعَهُ مَكَانَ مَا نَسِيَ مِنْ الْجُلُوسِ
Artinya: Telah berkata Abdullah Bin Buhainah: Rasulullah saw pernah bangkit berdiri di satu shalat Dhuhur, padahal mestinya ia duduk (Attahiyatul Awal), maka sesudah selesai shalat sebelum memberi salam, di waktu duduk, ia sujud dua kali dengan bertakbir pada tiap-tiap kali sujud, dan makmumpun ikut mengerjakan dua sujud itu bersama Nabi untuk mengganti duduk (Attahiyat) yang ia lupa itu. ( HR. Muslim ).

Dua riwayat itu dapat kita fahami bahwa Rasulullah bertakbir pada tiap-tiap kali sujud dan tiap-tiap kali bangkit padanya. Dari dua riwayat itu juga kita dapat tahu bahwa sujud sahwi itu boleh  dikerjakan sesudah salam, lalu salam lagi dan boleh juga sebelum salam, lalu salam.    Masalah sujud sahwi ini tersebut di buku pengajaran shalat dan di kitab Nailul Author 3 : 130:150.

b.      Doa sujud sahwi

Sepanjang pemeriksaan sementara, tidak ada satupun hadis atau riwayat shahih yang menentukan doa yang mesti dibaca dalam sujud sahwi.
Oleh sebab sujud sahwi itu sama dengan sujud yang lain, sedang perkataan yang diriwayatkan Muslim dibawah ini menunjukkan Rasulullah pernah membaca beberapa doa di sujud, padahal tidak diterangkan sujud itu dan ini. Maka hendaklah kita menggunakan perkataan itu menurut umumnya. Yakni dengan keteragan-keterangan yang tersebut, hendaklah kita disujud sahwi itu dengan doa-doa sujud biasa.
            Diriwayatkan :

قال خذيفة : صليت مع النبي ص.م فكان يقول فى ركوعه : سبحان ربي العظيم، وفى سجده : سبحان ربي الأعلي ( رواه مسلم )
Artinya : ”Telah berkata Huzaifah : Saya pernah shalat bersama Nabi saw maka di dalam rukuknya Nabi mengucap:                                    (Subhaanabbial’azhim), dari dalam sujudnya Ia mengucap:            (Subhaanarabbial a’laa)”. ( H.R. Muslim ).
قالت عاءشة : أن رسول الله ص. م كان يقول فى ركوعه وسجده سبوح القدوس رب الملآكة والروح ( رواه مسلم )
Artinya : Telah berkata Aisyah : Sesungguhnya Rasulullah saw berkata di dalam rukuknya dan sujudnya: (Subbuuhulqudduus Rabbulmalaaikati Warruuh ). ( HR. Muslim ).

قالت عا ءشة : أن رسول الله ص.م كان يقول في ركوعه وسجده : سبحا نك اللهم ربنا وبحمدك اللهم اغفرلي ( وا مسلم )
Artinya: Telah berkata Aisyah: Adalah Rasulullah saw membanyakkan di dalam rukuknya dan sujudnya ucapan: Subhaanallaahumma Rabbanaa Wabihamdika Allaahummagfirli.      ( HR. Muslim ).

قال ابوهرة : كن رسول الله ص.م يقول فى سجده : اللهم اغفرلي ذنبي كله دقه وجله اوله واخره ره وعلانيته ( رواه مسلم )
Artinya : Telah berkata Abu Hurairah : Adalah Rasulullah saw berkata di dalam sujudnya: (Allaahummagfirli zambi kullahu Diqqaha wasilahu Awwalahu Wa Akhirahu). ( HR. Muslim ).

Begitulah bacaan-bacaan pujian-pujian dan doa-doa sujud yang diriwayatkan dari Nabi saw dan ada lagi beberapa macam doa yang Rasulullah ucapkan dalam sujudnya dan Rasulullah memerintahkan supaya kita berdoa meminta keperluan kita kepada Allah di dalam sujud.
Di antara riwayat-riwayat itu, tidak satupun yang membedakan antara doa sujud shalat dengan doa sujud sahwi, bahkan diumumkanya dengan ucapan Rasulullah saw di dalamnya begini dan begitu. Siapa saja yang mau menjadikan umum maksud riwayat-riwayat itu, boleh ia gunakan semua doa dan pujian itu di sujud sahwi. Dan orang yang mentakhshishkan riwayat-riwayat itu untuk sujud shalat biasa (bukan sujud sahw ) tentu ia tidak ucapkan doa apapun, hanya ia tinggal diam saja di dalam sujud sahwi.
Orang yang tidak membaca  apa-apa dalam sujud sahwi itu tidak salah karena bacaan-bacaan dalam sujud itu tidak wajib.
Masalah ini ada di Nailul Author 2 : 252, 2 : 271-176, 2 : 353 dan di Taisirul Usul  2 : 68.

c.       Attahiyat atau shalawat untuk dua sujud sahwi

Belum ditemukan ada satu pun riwayat shahih yang menunjukkan adanya attahiyat atau shalawat untuk dua sujud sahwi itu.
Ada beberapa hadis dan riwayat yang menunjukkan ada attahiyat sesudah sujud sahwi, tetapi karena semuanya itu lemah riwayatnya, maka tidak boleh kita pakai.    Masalah ini tersebut di Nailul Author 3 : 149.


3.      Sujud syukur

Apabila engkau mendapatkan atau diberi tahu sesuatu yang menggembirakan maka sujudlah karena bersyukur kepada Allah, dan perbanyaklah doa.
1.         Karena hadis Barra’ bin Azib yang menerangkan bahwa Nabi saw mengutus Ali ke Yaman, lalu menyebutkan bunyi hadis/ berkata Barra’: “ lalu Ali mengirim surat tentang masuk islamnya penduduk Yaman. Tatkala Rasulullah saw membaca surat itu, bersujudlah beliau karena syukur kepada Allah atas masuk islamnya mereka” (riwayat al-Baihaqi dan asalnya di dalam Bukhari)
2.         Karena Hadis Abu Hurairah ra yang menerangkan bahwa Rasulullah saw bersabda: “ Paling dekatnya seorang hamba kepada tuhanNya ialah pada waktu ia sedang sujud. Oleh karena itu perbanyaklah doa”


a.      Anjuran untuk sujud syukur ketika memperoleh kebahagiaan

Sebagaimana yang terdapat dalam hadis yang diriwayatkan oleh Baihaqi dengan lafadz.

لحديث البراء بن عازب ر.ض ان البي صلعم بعث عليا الى اليمن- فذكر الحديث- قال : فكتب علي باسلامهم، فلما قرأ رسول الله صلعم اكتاب خر ساجدا شكرا لله تعالى على ذلك   ( رواه البيهقيواصله فىالبخاري )

Karena Hadis Barra’ bin ’Azib yang menerangkan bahwa Nabi Saw. Mengutus ’Ali ke Yaman- lalu menyebutkan bunyi Hadis- berkata Barra’ : ”Lalu ’Ali mengirim surat tentang masuk islamnya penduduk Yaman. Tatkala Rasulullah Saw. Membaca surat itu, bersujudlah beliau karena syukur kepada Allah atas masuk islamnya mereka.” ( Riwayat al-Baihaqi. Dan asalnya kepada Bukhari ).

Masalah ini terdapat di dalam Himpunan Putusan Majlis Tarjih. Hal. 360-361 (Dalil Keempat). 
وعن عبدالرحمن بن عوف قال : خرج النبي صلعم فتوجه نحو صدفته، فدخل فاستقبل القبلة فخر ساجدا فأطال السجود، ثم رفع رأسه وقال : إن جبريل أتاني فبشرني، فقال : إن الله عزوجل يقول لك : من صلى عليك صليت عليه، ن سلم عليك سلمت عليه، فسجدت لله شكرا ( رواه احمد )
Artinya : Dari Abdurrahman Bin Auf berkata : Nabi Saw. Keluar kemudian menghadap seperti rumah kerang, lalu masuklah Ia, lalu mengahadap kiblat kemudian menyungkur dengan bersujud, lalu memperlama sujudnya, kemudian mengangkat kepalanya dan berkata : sesungguhnya Jibril mendatangiku menyampaikan berita gembira lalu berkatalah Jibril : Sesungguhnya Allah ‚’Azza Wa jalla berkata kepadamu : Barang siapa bershalawat kepadamu maka Aku memberi shalawat kepadanya dan barang siapa memberikan salam kepadamu maka memberi salamlah aku kepadanya, lalu bersujudlah aku kepada Allah dengan sujud syukur. (H.R. Ahmad).      Masalah ini ada di Kitab Nailul Author hal. 3 jilid 2.

b.      Nabi sujud syukur sebanyak  tiga kali dengan mengangkat tangannya tiap kali bangun  dari sujud

وعن سعد بن أبي وقاص قال : خرجنا مع النبي صلعم من مكة نريد المدينة، فلما كنا قريبا ن عزوراء،  نزل ثم رفع يديهفدعا الله ساعة، ثم خر ساجدا فمكث طويلا، ثم قام فرع يديه ساعة م خر ساجدا، فعله ثلاثا وقال : إي سألت ربي وشت لامتي، فأعطاني ثلث أمي، فخرر ساجدا شكرا لربي، م رفعت رأسي فسألت ربي لامتي، فأعطاني ثلث أمتي، فخررت ساجدا لربي ثم رفعت رأسي فسألت ربي لامي فأعطاني الثلث الاخر فخررت ساجدا لربي ( ر واه ابود اود )
Dari Sa’ad Bin Abi Waqhas berkata : Kami keluar bersama Nabi dari makkah menuju madinah, lalu ketika kami sudah dekat dari ’Azwarai, lalu turunlah Ia kemudian Dia mengangkat kedua tangannya lalu Ia berdoa kepada Allah sebentar, kemudian Ia tersungkur bersujud, lalu Ia memperlama sujudnya, lalu berdiri mengangkat tangannya sebentar, kemudian Ia tersungkur sujud lagi, Ia mengerjakannya sebanyak tiga kali. Lalu Nabi bersabda : Sesungguhnya aku meminta memohon kepada tuhanku agar aku dapat memberi syafa’at kepada umatku, lalu Allah memberiku sepertiga dari umatku, lalu aku bersujud sebagai tanda syukur kepada tuhanku, kemudian aku mengangkat kepalaku dan memohon kepada tuhanku untuk umatku, lalu Ia memberiku sepertiga dari umatku, lalu aku sujud lagi kepada tuhanku, kemudian aku mengangkat kepalaku, lalu aku mohon kepada tuhankan untuk umatku, lalu Ia memberiku sepertiga yang lain, lalu aku sujud kepada tuhanku. ( HR. Abu Dawud ).
            Imam Yahya dan Abu Thalib bermzhab bahwa tidak ada syarat sujud syukur sebagaimana syarat shalat. Sedangkan menurut Abu Abbas dan Al Muayyad billah dan Nakha’i dan sebagian sahabat Syafi’i berpendapat sebaliknya.
          Tidak ada takbir dalam sujud sahwi tetapi dalam kitab Bahr ada. Masalah ini terdapat di dalam Nailul Author Hal. 112 jilid 2


0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.