Berkata Amirul Mu'minin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu kepada Kumail bin Ziyad:

يا كميلُ بن زياد! القلوبُ أوعيةٌ؛ فخيرها أوعاها؛ احفظْ ما أقول لك: الناسُ ثلاثةٌ؛ فعالمٌ ربَّانيٌّ، ومتعلِّمٌ على سبيل نجاةٍ، وهَمَجٌ رِعَاعٌ أتباعُ كلِّ ناعقٍ يميلون مع كلِّ رِيح؛ لم يستضيئوا بنور العلم ولم يلجَئوا إلى ركنٍ وثيقٍ؛
العلمُ خيرٌ من المال: العلمُ يحرِسُك وأنت تحرِسُ المالَ، العلمُ يزكُوْ على العمل والمالُ تنقُصُه النفقةُ، ومحبةُ العالم دينٌ يُدان بها، العلمُ يُكسِب العالمَ الطاعةَ في حياته وجميلَ الأُحْدُوْثَةِ بعد موته، وصنيعةُ المال تزول بزواله، مات خُزَّانُ الأموال وهم أحياءٌ، والعلماءُ باقُون ما بقي الدهرُ، أعيانُهم مفقودةٌ، وأمثالهُم في القلوب موجودةٌ.

"Wahai Kumail bin Ziyaad! Hati adalah wadah, maka hati yang paling baik adalah yang paling banyak menampung (kebaikan); hafalkanlah apa yang akan aku katakan kepadamu !

Manusia ada tiga (golongan): alim rabbani (ulama), penuntut ilmu yang berada di atas jalan keselamatan, dan orang awam yang mengikuti setiap orang yang berteriak (seruan), mereka condong sesuai dengan arah angin (kemanapun diarahkan) , tidak menerangi diri dengan cahaya ilmu, dan tidak berpegangan dengan pegangan yang kuat ".


Ilmu lebih baik daripada harta:

-Ilmu menjagamu, sedang harta engkau yang menjaganya.

-Ilmu bertambah terus dengan diamalkan, sedangkan harta berkurang setiap kali diinfaqkan .

-Mencintai orang yang berilmu (ulama) bagian dari agama, cinta yang mendekatkan diri kepada Allah.

-Ilmu menjadikan orang yang memilikinya menjadi seorang yang ditaati semasa hidupnya dan disebut dengan kebaikan setelah matinya.

-Apa yang dihasilkan oleh harta akan hilang bersama kemusnahannya.

-Orang yang menumpuk harta, (nama) mereka mati sedang dalam keadaan hidup (jasadnya), dan para ulama akan tetap ada selamanya; jasad mereka musnah, tapi sifat-sifat teladan mereka hidup di dalam hati-hati manusia.

Takhrij Atsar:

Atsar yang sebenarnya panjang ini diriwayatkan oleh Abu Nu'aim Al-Ashfahaani dalam Hilyatul Auliya' (1/79), dan Al-Khathiib Al-Baghdaady dalam Taarikh Baghdaad (6/379).

Pada sanadnya, ada rawi yang dibicarakan oleh ulama tentang kelemahannya. Namun Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan bahwa kemasyhuran (dikenalnya) atsar ini diantara ulama sudah cukup (sebagai sandaran), sehingga tidak perlu melihat sanadnya. (Lihat I'laamul Muwaqqi'iin 2/195).

Penjelasan Atsar ini:

Di masa Amirul Mu'minin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu darul khilafah (pusat pemerintahan) yang sebelumnya berada di Madinah, berpindah ke Kuufah, salah satu kota di Iraq. Disana beliau memiliki murid-murid yang mengambil ilmu dari beliau. Diantaranya adalah Kumail bin Ziyad An-Nakha'i Al-Kuufi rahimahullah, seorang tabi'in, meninggal tahun 82 H, yang telah dinilai tsiqah (terpercaya) oleh Ibnu Hajar Al-Asqalaniy, namun beliau dianggap memiliki paham tasyayyu' (keyakinan mengedepankan Ali di atas 'Utsman bin 'Affan radhiyallahu 'anhuma). Beliau meriwayatkan hadist dari Umar bin Al-Khaththab, Ali bin Abu Thalib, Abu Hurairah, dan Abdullah bin Mas'uud radhiyallahu 'anhum. Diantara rawi yang meriwayatkan dari beliau: Abu Ishaq Al-Hamadaani, Sulaiman bin Mihraan Al-A'masy dan lain-lain.

"Wahai Kumail bin Ziyaad! Hati adalah wadah, maka hati yang paling baik adalah yang paling banyak menampung (kebaikan)"

Hati adalah wadah, yaitu tempat untuk menampung ilmu. Ini menunjukkan kedudukan dan peran hati dalam menimba ilmu agama, yaitu sebagai wadah. Ini adalah isyarat supaya seorang penuntut ilmu memperhatikan hatinya dan menjaga kebersihannya; supaya menjadi wadah yang baik bagi ilmu yang dia dapatkan.

Ibarat rumah apabila bersih, rapi, nyaman, tentu akan betah orang yang tinggal di dalamnya; sebaliknya rumah yang kotor dan berantakan, berkeliaran kecoak dan tikus, berbau dan lain-lain; tentunya orang tidak akan betah tinggal didalamnya.

Demikian pula hati sebagai tempat ilmu, apabila bersih akan menetap ilmu yang masuk, dan apabila kotor dengan kemaksiatan dan dosa maka ilmu tersebut tidak akan betah bertempat tinggal di hati tersebut. Semakin kotor hatinya semakin tidak betah padanya.

Oleh karena itu seorang penuntut ilmu hendaknya menjauhi dosa dan maksiat; baik maksiat dengan melihat, mendengar, berbicara, atau dosa dengan hati seperti membayangkan (sesuatu yang diharamkan) , hasad, sombong dan lain-lain. Apabila melakukan dosa maka hendaknya dia segera membersihkan hati dengan memperbanyak istighfar dan bertaubat. Yang demikian itu, supaya dia dimudahkan oleh Allah untuk menerima ilmu agama, menghafalnya, dan memahaminya. Tidak mungkin seseorang bisa menggapai ilmu agama yang bermanfaat hanya dengan menghadiri majelis ilmu, membaca, menghafal saja, tapi harus menjaga kebersihan wadahnya dengan meninggalkan kemaksiatan.

Inilah rahasia kuatnya hafalan para salaf dan para ulama, sebagaimana ditunjukkan oleh perkataan mereka sendiri.

Imam Asy-Syafi'iy rahimahullah mengatakan:

شَكَوْتُ إلَى وَكِيعٍ سُوءَ حِفْظِي فَأرْشَدَنِي إلَى تَرْكِ المعَاصي
وَأخْبَرَنِي بأَنَّ العِلْمَ نُورٌ ونورُ الله لا يهدى لعاصي
-Aku mengadu kepada Waki' (yaitu Waki' bin Al-Jarraah Ar-Ru'aasy, guru Imam Asy-Syafi'i) tentang buruknya hafalanku ; maka beliau menasehatiku supaya aku meninggalkan kemaksiatan

-Dan beliau mengabarkan kepadaku bahwa ilmu adalah cahaya ; dan cahaya Allah tidak diberikan kepada orang yang bermaksiat.

Waki' bin Al-Jarraah rahimahullah juga pernah berkata kepada Ali bin Khasyram:

اسْتَعِنْ عَلَى الْحِفْظِ بِقِلَّةِ الذُّنُوْبِ
"Bantulah dirimu dalam menghafal dengan hanya memiliki sedikit dosa (mengurangi dosa)". (Atsar ini dikeluarkan oleh Al-Baihaqy dalam Syu'abul Iman 2/272 no: 1734 )

Sufyan bin 'Uyainah rahimahullah juga pernah ditanya: Bagaimana caramu mendapatkan hafalan (yang kuat)? Beliau berkata: بِتَرْكِ الْمَعَاصِيْ

"(Aku mendapatkan hafalan yang kuat) dengan meninggalkan kemaksiatan" (Atsar ini dikeluarkan oleh Al-Baihaqy dalam Syu'abul Iman 2/272 no: 1735)

" Hafalkanlah apa yang akan aku katakan kepadamu"

"Manusia ada tiga (golongan) "

Ini adalah hasil pengamatan Ali radhiyallahu 'anhu, bahwa manusia tidak keluar dari 3 golongan ini. Dan yang dimaksud dengan manusia disini –wallahu a'lam- adalah umat islam.

"Alim Rabbani (ulama) "

Ini adalah golongan pertama dan tertinggi tingkatannya, yaitu golongan alim rabbani, mereka adalah para ulama yang mengamalkan ilmunya, dan mengajarkannya kepada orang lain secara bertahap (dari tingkat yang paling rendah, kemudian ilmu yang lebih tinggi dari sebelumnya). Seorang 'alim yang tidak mengamalkan; tidak dinamakan rabbani meskipun ia ajarkan ilmunya kepada orang lain. Dan seorang 'alim yang mengamalkan ilmunya apabila tidak diajarkan kepada orang lain juga tidak dinamakan rabbani.

"Penuntut ilmu yang berada di atas jalan keselamatan"

Golongan kedua adalah golongan para penuntut ilmu, yang mereka sedang menempuh jalan keselamatan. Penuntut ilmu agama yang memiliki niat yang benar dan mengamalkan dialah yang dimaksud oleh Amirul Mukminin radhiyallahu 'anhu.

"Dan orang awam yang mengikuti setiap orang yang berteriak (seruan), mereka condong sesuai dengan arah angin (kemanapun diarahkan) , tidak menerangi diri dengan cahaya ilmu, dan tidak berpegangan dengan pegangan yang kuat "

Ini adalah golongan ketiga, yaitu golongan orang-orang awam, mereka bukan orang alim, atau orang yang berusaha untuk menjadi orang alim (yaitu muta'allim). Keadaan mereka seperti yang beliau sifatkan, hamajun ri'aa', orang-orang yang dungu, mengikuti setiap orang yang berteriak , artinya setiap ada yang datang mengajak kepada sesuatu maka dia mengikutinya, tidak mempertimbangkan baik buruknya dan benar salahnya.

" mereka condong sesuai dengan arah angin" seperti pohon yang lemah, yang senantiasa mengikuti arah angin.

"tidak menerangi diri dengan cahaya ilmu dan tidak berpegangan dengan pegangan yang kuat " setelah menyebutkan keadaan golongan ketiga; beliau menyebutkan dua sebab kenapa mereka menjadi demikian, yang pertama karena tidak berusaha menyinari hatinya dengan cahaya ilmu, ridha dengan kejahilan, akibatnya menjadi orang yang tidak memiliki pendirian yang kuat. Berbeda dengan orang yang memiliki ilmu, dimana ia berjalan bersamanya ilmu yang ia miliki, Allah berfirman:

أَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَنْ مَثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِنْهَا ) الأنعام/122)

"Apakah orang yang dulunya mati (hatinya) kemudian Kami hidupkan, dan Kami berikan kepadanya cahaya (ilmu dan hidayah) yang dia berjalan dengan cahaya tersebut ditengah-tengah manusia, apakah sama dia dengan orang yang berada di dalam kegelapan-kegelapan (kesesatan) yang dia tidak bisa keluar darinya" (QS. Al-An'aam:122)

Yang kedua karena tidak mau bertanya kepada orang yang berilmu, sehingga akhirnya tersesat.

Golongan yang ketiga ini meski jumlahnya yang paling banyak, mereka adalah golongan yang paling rendah derajatnya disisi Allah. Bahkan kalau diperhatikan, tidaklah terjadi fitnah dan kekacauan di sebuah negeri kecuali berasal dari golongan yang ketiga ini.

Di dalam pembagian manusia menjadi tiga golongan tersebut, terdapat dorongan dan anjuran bagi kaum muslimin untuk menuntut ilmu agama, dan mengingatkan mereka supaya jangan menjadi orang yang jahil terhadap agama, sehingga mudah terpengaruh dengan kesesatan. (bersambung...)

Abdullah Roy

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.