Siang-malam terus berganti. Bulan demi bulan kita lewati. Musim panas dan hujan selalu “menghiasi” hari-hari yang kita jalani.

Ternyata, tidak terasa kita sudah memasuki bulan Rabiul Awwal, Tidak terasa pula, umur kita semakin bertambah. Tidak terasa pula, sisa hidup kita semakin berkurang. Kita tidak tahu, apakah hidup kita sisa berpuluh-puluh tahun lagi ataukah hanya tinggal beberapa detik saja? Oleh karena itu, sebenarnya kita sekarang berada di dalam detik-detik penantian. Penantian akan datangnya kematian.

Dalam detik-detik penantian ini, marilah kita sama-sama berintrospeksi dan mengoreksi diri-diri kita! Apakah yang kita lakukan selama ini, semuanya sudah sesuai dengan apa yang dicintai oleh Allah ta’ala ataukah tidak?

Umar radhiallahu ‘anhu pernah berkata, “Introspeksilah diri-diri kalian, sebelum nanti kalian ditunjukkan amalan-amalan kalian (di hari hisab/perhitungan)! Timbang-timbanglah diri kalian, sebelum nanti kalian ditimbang (di hari mizan/penimbangan amal)! Sesungguhnya, mengintrospeksi diri pada saat ini lebih mudah ketimbang nanti ditunjukkan amalan-amalan (di hari hisab).” (Kitab Az-Zuhd milik Imam Ahmad, Isnad-nya shahih insya Allah)

Dalam detik-detik penantian ini, seharusnya kita merenungi bahwa kita hanya diberi kesempatan untuk hidup sekali saja di dunia ini. Apabila ajal telah datang, maka tidak akan bisa diakhirkan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya:

“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha mengenal apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Munafiqun : 11)

Dalam detik-detik penantian ini, marilah kita menghitung dosa-dosa kita yang telah lalu! Seandainya saja seseorang di dalam 1 jam hanya melakukan 1 dosa –subhanallah, kalau kita merenungi lagi, mungkin dalam satu jam kita bisa berbuat ribuan dosa, na’udzu billah-. Dan dalam sehari waktu aktif orang tersebut/tidak tidur adalah 16 jam. Berarti di dalam sehari dosa yang telah dilakukannya adalah 16 dosa. Jika setahun hijriah adalah 354 hari berarti jumlah dosa pertahun adalah 5.664 dosa. Subhanallah. Jika ternyata umurnya sekarang ini dikurangi dengan umur ketika dia baligh adalah 10 tahun, berarti dia telah memiliki 56.640 dosa -subhanallah, jumlah yang sangat besar sekali-. Apabila 50 tahun, berarti dia telah memiliki 283.200 dosa. Bagaimana mungkin kita bisa tenang dengan “tabungan” dosa tersebut! Bagaimana mungkin kita masih berleha-leha melihat dosa sebesar itu!

Jumlah diatas hanyalah sekedar contoh. Bisa jadi dosa yang telah kita lakukan besarnya adalah beribu-ribu kali lipat dari itu. Karena perbuatan dosa bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Akan tetapi, kita perlu mengingat bahwa Allah subhanahu wa ta’ala Maha Melihat, Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya:

“Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan dia berada bersama mereka dimanapun mereka berada. Kemudian dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang Telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS Al-Mujadilah : 7)

Dan juga firman-Nya yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan mungkar. Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kalian bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya. Tetapi Allah membersihkan siapa saja yang dikehendaki-Nya dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS An-Nur : 21)

Para Malaikat pencatat amal selalu siap siaga mencatat amalan-amalan kita. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya:

“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya, melainkan di dekatnya ada malaikat Pengawas yang selalu hadir.” (QS Qaf : 18)

Bahkan anggota-anggota tubuh kita pun akan siap menjadi saksi nanti di hari akhir. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya:

“Pada hari ini kami tutup mulut mereka dan berkatalah kepada Kami tangan-tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki-kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” (QS Yasin : 65)

Bahkan kulit-kulit kita pun nanti akan bersaksi. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya:

“Dan mereka berkata kepada kulit mereka, ‘Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?’ Kulit mereka menjawab, ‘Allahlah yang telah menjadikan kami berbicara dan Dia-lah yang telah menjadikan setiap sesuatu berbicara. Dia-lah yang menciptakan kalian pada kali pertama dan hanya kepada-Nya-lah kalian dikembalikan.” (QS Fushshilat : 21)

Bahkan bumi yang kita injak ini pun akan bersaksi. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya:

“(1)Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), (2)Dan bumi Telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, (3)Dan manusia bertanya, ‘Mengapa bumi (menjadi begini)?’, (4)Pada hari itu bumi menceritakan beritanya, (5)Karena sesungguhnya Rab-mu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.” (QS Al-Zalzalah : 1-5)

Dengan sering mengintrospeksi diri dan menghitung/mengingat amalan-amalan buruk kita tentu akan memberi manfaat yang sangat besar untuk kita. Di antara manfaat yang kita dapatkan adalah: mudah untuk kembali taat jika berbuat dosa, selalu bersiap-siap menghadapi hari kematian dan tidak bermudah-mudah untuk melakukan dosa, walaupun dosa itu kecil.

Terkadang sebagian dari kita merasa sangat sulit untuk mengintrospeksi diri. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal itu:

1. Terlalu sering berbuat dosa. Dengan seringnya berbuat dosa maka akan menyebabkan hati menjadi keras dan menganggap bahwa dosa tersebut adalah hal biasa.
2. Tidak mengenal keagungan AIIoh
3. Tidak mengingat alam akhirat
4. Terlalu bangga dan berbaik sangka terhadap diri sendiri
5. Sibuk dengan perkara yang makruh atau yang mu bah (yang boleh) meskipun tidak sampai terjatuh kepada perbuatan yang haram, tetapi hal ini dapat melalaikan dari mengingat akhirat.
Adapun di antara perkara yang bisa membantu kita untuk introspeksi diri adalah:
1. Mengetahui bahwa banyak introspeksi diri akan mempermudah perhitungan amal perbuatan.
2.Terus bertanya dalam hati, ke mana tempat kembali kita, di surga ataukah di neraka?
3. Berteman dengan orang-orang sholih yang memiliki semangat menuntut ilmu dan beribadah
4. Membaca kisah-kisah para Nabi dan ulama terdahulu.
5.Tidak merasa bangga dengan
amalan-amalan yang telah dilakukan 6.Mempelajari agama Islam dengan
lebih mendalam.
7.Menimbang kenikmatan yang telah Ailoh berikan kepada kita dan amalan yang sudah kita lakukan.
8.Menyadari bahwa keengganan untuk introspeksi diri merupakan buah dari tipu daya setan untuk menyesatkan manusia.

9.Mengingat bahwa sekecil apapun perbuatan kita, pasti akan ditimbang di akhirat.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya:

“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiada seorang pun yang dirugikan. Meskipun (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti kami mendatangkannya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan.” (QS Al-Anbiya’ : 47)

Mudah-mudahan Allah menjadikan kita termasuk orang yang suka mengintrospeksi diri dan menimbang-nimbang amalan dan perbuatan kita dan tidak menjadikan kita seperti orang yang dikabarkan oleh Allah di dalam Al-Qur’an:

“(99)(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, ‘Ya Tuhanku! Kembalikanlah Aku (ke dunia), (100) agar aku beramal soleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding penghalang sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS Al-Mu’minun : 99-100)

Ya Allah jadikanlah kami termasuk hamba-hamba-Mu yang selalu taat kepada-Mu dan matikanlah kami dalam keadaan beriman yang sempurna. Amin.

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.