Patungan / Udunan / Mengumpulkan uang bersama untuk membeli sesuatu / berserikat
Misalnya: ada tujuh orang yang bersekutu untuk menyebelih satu ekor unta atau sapi untuk aqiqah tujuh orang aak. Atau: ada tujuah orang yang hendak menyembelih seekor unta atau sapi, dimana sebagian dari mereka menginginkan dagingnya (bukan untuk aqiqah), sedangkan yang lainnya hendak menunaikan aqiqah.
Pendapat yang paling kuat dari para ulama adalah "Aqiqah dengan Cara patungan tdak sah"
Maka apabila seseorang ingin melaksanakan aqiqah dengan unta, ia hanya diperuntukkan untk seorang anak saja. Ini pendapat Hanabilah, dan Imam Ahmad memberikan keteranga dalil tentang hal ini. (Al-inshaaf(IV/113), Kasysyaaful Qinaa'(III/564), al-Furuu'(III/564). Dan yang nampak bagiku, ini pun menjadi pendapat Malikiyyah.
Argumen Hanabilah adalah ketiadaan dalil atas bersekutu daam Aqiqah. (Kasysyaaful Qinaa'(III/25). Memang, Hanabilah memandang bahwa hukum aqiqah adalah sama dengan hukum Qurban. Namun kesamaan ini dikecualikan untuk masalah ini, sebagaimana disebutkan oleh al-Mardawi: "Dan dikecualikan dari kesamaan hukum tersebut, bahwa pada aqiqah tidak boleh bersekutu dalam aqiqah dengan unta atau sapi. (Al-Inshaaf(IV/113)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, "Tidak boleh satu kepala (hewan'aqiqah) kecuali untuk satu kepala (satu orang bayi). Hal ini berbeda dengan kurban dan al-Hadyu (Tuhfatul Mauduud hal. 64)
Ada Kasus yang disamakan hukumnya dengan hal diatas, yakni apabila seorag wanita melahirka dua anak kembar. Ibnu Hajar berkata, "Seandainya dilahirkan dua anak kembar maka dianjurkan untuk masing-masing bayi seekor Aqiqah. Ini dikatakan oleh Ibnu Abdil Barr dari al-Latis, dan ia berkata, Aku tiak tahu ada seorang ualam yang menyelisihi hal ini. (Fat-hul Baari(XII/9)
Al-Baji berkata, "Tidak boleh bersekutu dalam Aqiqah, maka dua orang anak tidak boleh di aqiqahi denga satu kambing. Jika seorang wanita melahirkan dua aak kembar, maka masing-masing anak aqiqahnya satu kambing.(Al-Muntaqaa(III/103). Lihat juga Haasyiyatul 'Adawi 'alaa Syarhil Khurasyi (III/47).
Al-Allamah Ibnu Utsaimin berkata, Hukum Cara Aqiqah seperti kurba, kecuali bahwa dalam aqiqah tidak diperbolehkan bersekutu dalam darah. Maksudya: Seekor unta tidak memadai sebagai aqiqah dua orang anak. Demikian juga seekor sapi tidak memadai sebagai aqiqah dua orang anak. Tidak juga untuk tiga, empat, dan seterunya. Alasannya: Pertama tidak ada dalil yang datang mengenai bersekutu dalam aqiqah. Sementara ibadah itu memerlukan dalil. Yang kedua: aqiqah itu adalah tebusan, sedangkan tebusan tidak daapat dipecahkan menjadi beberapa bagian. Aqiqah adalah tebusan bagi jiwa. Dan tatkala aqiqah itu menjadi tebusan bagi satu jiwa, maka ia tidak boleh tidak, harus satu jiwa juga...(Asy-Syarhul Mumti'(VII/547).
0 komentar:
Posting Komentar