Ada seorang hamba yang berangan-angan masuk syurga dengan
membawa sembahyang yang dilakukan dengan lalai hingga habis waktu,
puasa yang perisainya dikoyakkan dengan dengki, pertengkaran dan
perbuatan keji, haji yang dilakukannya tanpa ridha dan hilang sabar,
kering ilmu dan kosong amal.
Dia mau mengetuk pintu syurga dengan tangannya yang
berlumuran darah karena mengambil hak saudaranya, menjerit minta
diizinkan masuk padahal mulutnya masih berbau bangkai mayat
saudaranya yang diumpat, matanya mengintai-intai taman syurga tapi
kabur oleh gelapnya bayang-bayang maksiat dan dosa.
Jika tidak juga rasa malu melihat kekotoran diri, sekurang-
kurangnya malulah bila melakukannya secara terang-terangan. Apa
akan terjadi dengan dunia ini apabila semua manusia berbuat maksiat
secara terbuka dan tiada seorangpun memiliki rasa malu melakukannya.
Rusaklah masyarakat yang tenggelam dalam kebatilan apabila tiada
yang menegakkan amar makruf nahi mungkar. Kemaksiatan dan
kejahatan manusia yang berakhir dengan kehancuran, semuanya
bermula dari hilangnya rasa malu.
Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud: “Sesungguhnya jika Allah
mau menghancurkan seorang hamba-Nya, pasti Dia mencabut rasa malu
dalam dirinya, jika dicabut rasa malu, maka kamu tidak akan
menjumpainya melainkan orang itu membenci dan dibenci. Apabila kamu
tidak menjumpainya kecuali ia membenci dan dibenci, dicabutlah rasa
amanah darinya, maka jika dicabut rasa amanah, kamu tidak
menjumpainya kecuali ia khianat dan mengkhianati kemudian jika kamu
tidak menjumpainya kecuali ia khianat dan mengkhianati, dicabutlah
kasih sayang darinya, jika kasih sayang dicabut maka kamu tidak
menjumpainya melainkan ia dikutuk dan dilaknat, akhirnya dicabutlah
ikatan keislaman darinya.” (Hadis riwayat Ibnu Majah)
0 komentar:
Posting Komentar