Berikut penjelasan dari kitab "Idharu Asrari Ulumil Muqarrabin" oleh Habib Muhammad bin Abdullah Al Aidarus"
Hati kadang kala bermaksiat ketika anggota tubuh taat. Kadang kala seorang manusia pandai lisannya, tapi bodoh hatinya. Karena memuat salah satu landasan amal, maka bab ini sangat bermanfaat bagi mereka yang mau merenungkannya. Banyak perkara penting dalam ber-suluk dibangun di atas landasan ini.
Maksiat yang dikerjakan oleh anggota tubuh lebih ringan, daripada maksiat yang dikerjakan oleh hati. Sekarang akan kusebutkan amal yang paling penting dan utama. Ketahuilah mendekatkan diri kepada Allah SWT dapat terlaksana dengan melaksanakan ketaatan. Bagi kaum arifin menjauhi maksiat lebih penting dibandingkan dengan memperbanyak ketaatan namun masih bertoleransi pada perbuatan dosa.
Ibnu Abbas radhianyallahu’anhu pernah ditanya, "Bagaimana pendapatmu tentang dua orang berikut: Pertama, orang yang kebaikannya banyak dan keburukannya juga banyak. Kedua, orang yang kebaikannya sedikit dan keburukannya juga . sedikit?" Beliau menjawab, "Aku tidak akan membandingkan keselamatan dengan apa pun."
Permisalan dari "Ibadah memiliki dua bagian: melaksanakan perintah dan menjauhi larangan" adalah seperti keadaan orang yang menderita penyakit. Pengobatan untuk orang sakit dapat dilakukan dengan dua cara: memberi obat dari menyuruh berpantang. Jika keduanya dilaksanakan, pasien akan sehat kembali. Namun, jika hanya salah satu yang bisa dilaksanakan, maka berpantang lebih utama. Sebab, obat tidak akan bermanfaat jika si pasien tidak menaati larangan dokter. Bahkan, kadang kala hanya dengan berpantang, tanpa meminum obat, si pasien bisa sembuh.
Rasulullah saw bersabda:
“Pokok semua obat adalah berpantang" (HR Ibnu Abi Dunya)
Allah Ta'ala berfirman:
"Maka apakah orang-orang yang mendirikan bnngunan-nya (mesjidnya) di atas dasar takwa kepada Allah dan keridhaan-Nya itu orang-orang yang mendirikan bangunanya di tepi jurang yang runtuh?" (At-Taubah, 9:109)
Seorang arif berkata, "Orang yang melakukan ketaatan tidak menjadi dekat kepada Allah Ta'ala, tapi orang yang menjauhi larangan-Nya bisa menjadi dekat kepada-Nya.”
Sebab, kebajikan dapat dikerjakan setiap orang: baik maupun jahat Namun, yang mampu menjauhi dosa hanyalah orang yang shidq dan muqarrab (dekat dengan Allah).
Manusia seringkali melakukan banyak amal kebajikan tetapi jiwanya tetap kotor, hal ini disebabkan karena ia tidak melandasi amalnya dengan takwa, dan dengan seenaknya melakukan perbuatan haram sehingga tanpa disadari hatinya menjadi rusak. Ka'bul Ahbar berkata, "Akan kamu temukan seseorang yang banyak mengerjakan kebajikan, tapi di sisi Allah nilainya tak lebih dari bangkai seekor keledai karena ilmunya sedikit; hati dan bashirah-nya buta. Dan akan kamu temukan seseorang yang tidak menggunakan waktu malamnya untuk beribadah dan siang harinya untuk berpuasa (sunah), tapi di sisi Allah ia termasuk dalam deretan kaum muqarrobin, karena keunggulan akalnya."
Amal memiliki berbagai rahasia yang tersembunyi dan kaidah-kaidah yang mulia. Tidak setiap orang yang beramal dapat merasakan pengaruhnya, sebab setiap amal membutuhkan adab-adab yang baik dan asas-asas penting yang tersembunyi dalam batin. Jika seseorang yang berhati suka beramal, dan ia mengetahui rahasia amalannya, maka tanda-tanda pengabulan akan tampak dan cahaya wushul akan menyinarinya. Namun jika yang beramal seseorang yang batinnya gelap dan jiwanya buruk, maka ia akan semakin buta dan tersesat. 'Ali radhiyallahu 'anhu berkata, "Orang yang beribadah tanpa ilmu seperti keledai yang menggiling tepung, ia berjalan mengitari penggilingan dan tidak beranjak dari tempatnya."
Amal orang yang bodoh hanya akan menjadi bencana baginya, dan ilmu yang ia miliki hanya akan menyesatkannya.
Seseorang yang ingin hatinya bersinar. Hendaknya ia meneliti dirinya, tidak bertoleransi pada perbuatan yang syubhat dan haram, dan berusaha menjauhi segala dosa dengan segenap kekuatannva. Sikap ini telah terbukti dapat memberikan banyak manfaat, melapangkan dada dan menenangkan jiwa.
Allah Ta'ala berfirman:
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (An Nahl 97)
Namun jika seorang hamba meremehkan takwa dan menganggap ringan perbuatan dosa dan haram, maka jiwanya akan menjadi buruk, perilakunya akan menjadi tercela, dan urusannya akan menjadi kacau. Hal ini dapat dibuktikan, dan orang yang gemar beramal pasti mengetahuinya. Oleh karena itu, wahai saudaraku, perhatikanlah baik-baik masalah ini, karena engkau akan dibalas sesuai dengan perbuatanmu,
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta."(Thaha, :124)
Dalam menafsirkan ayat ini para ulama mengatakan bahwa Allah akan memberinya rezeki haram yang dapat menyebabkan kehidupannya menjadi sempit. Sebab, makanan haram akan membuat dada menjadi sempit dan perilaku menjadi buruk.
Sumber: "Rahasia Ilmu Para Wali"
Penerjemah : Ustadz NAuval bin Muhammad Al Aidarus
Selasa, 13 Desember 2011
0 komentar:
Posting Komentar