Masjid Raya Al-Muttaquun Prambanan-Yogyakarta
Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat dan seluruh kaum muslimin yang senantiasa berpegang teguh pada sunnah Beliau sampai hari Kiamat.
Kaum muslimin rahimakumullah, banyak di antara kita mengalami kebingungan dengan pertanyaan di atas, “Di manakah Allah?” Ada yang menjawab, “Allah ada dimana-mana.” Ada juga yang menjawab, “Allah ada di dalam hati setiap hamba semua.” Dan ada juga yang menjawab, “Jangan tanya Allah dimana, karena Allah tidak berada dimana-mana.” Semua jawaban ini menunjukkan kurangnya perhatian kaum muslimin terhadap ilmu agama. Padahal jawaban untuk pertanyaan di atas telah Allah Ta’ala jelaskan dalam al-Qur’an secara jelas dan gamblang. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam juga telah menyampaikan kepada umat beliau dan bahkan para ulama kita –semoga Allah merahmati mereka semua- juga telah menjelaskannya.
Allah Berada di Atas Seluruh Makhluq-Nya
Ahmad bin Abdul Halim Al-Haroni rahimahullah mengatakan, “Sebagian ulama besar Syafi’iyah mengatakan bahwa dalam Al-Qur’an ada 1000 ayat atau bahkan lebih, yang menunjukkan Allah itu berada di ketinggian di atas seluruh makhluk-Nya. Dan sebagian mereka lagi mengatakan ada 300 ayat yang menunjukkan hal ini.” (Majmu’ Al-Fatawa, Ahmad bin Abdul Halim Al-Haroni, 5/121)
Allah Ta’ala berfirman:

يَخَافُوْنَ رَبَّهُم مِّن فَوْقِهِمْ (50)

“Mereka takut kepada Rabb mereka yang (berada) di atas mereka.” (QS. An-Nahl : 50)
Allah Ta’ala juga berfirman:

أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُوْرُ (16)

“Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang berada di (atasnya) langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?” (QS. Al-Mulk: 16)
Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa Allah Ta’ala berada di atas langit. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga telah menjelaskan hal ini kepada umatnya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اَلرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ، اِرْحَمُوْا أَهْلَ الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ

“Orang-orang yang penyayang akan disayang oleh Ar-Rahman. Sayangilah penduduk bumi, niscaya (Rabb) yang berada di atas langit akan menyayangi kalian.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 4941 dan at-Tirmidzi, no. 1924. Hadits ini dinilai shohih oleh al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shohiihah, no. 925)
Diriwayatkan dari Muawiyah bin al-Hakam As-Sulami radhiyallahu ‘anhu, ia bercerita,

وَكَانَتْ لِيْ جَارِيَةٌ تَرْعَى غَنَمًا لِيْ قِبَلَ أُحُدٍ وَالْجَوَّانِيَةِ،
فَاطَّلَعْتُ ذَاتَ يَوْمٍ، فَإِذَا بِالذِّئْبِ قَدْ ذَهَبَ بِشَاةٍ مِنْ غَنَمِهَا،
وَأَنَا رَجُلٌ مِنْ بَنِيْ آدَمَ، آسَفُ كَمَا يَأْسَفُوْنَ،
لَكِنِّيْ صَكَكْتُهَا صَكَّةً،
فَأَتَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم عليه وسلم فَعَظَّمَ ذَلِكَ عَلَيَّ،
قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَفَلاَ أُعْتِقُهَا؟ قَالَ: ائْتِنِيْ بِهَا،
فَقَالَ لَهَا: أَيْنَ اللهُ؟ قَالَتْ: فِيْ السَّمَاءِ،
قَالَ: مَنْ أَنَا؟ قَالَتْ: أَنْتَ رَسُوْلُ اللهِ، قَالَ: فَأَعْتِقْهَا فَإِنَّهَا مُؤْمِنَةٌ

“Aku memiliki seorang budak wanita yang bekerja sebagai pengembala kambing di gunung Uhud dan Al-Jawwaniyyah (tempat dekat gunung Uhud). Suatu saat aku pernah memergoki seekor serigala telah memakan seekor dombanya. Aku termasuk dari bani Adam, aku juga marah sebagaimana mereka juga marah, sehingga aku menamparnya, kemudian aku datang pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ternyata beliau menganggap besar masalah itu. Aku berkata: “Wahai Rasulullah, apakah aku harus merdekakan budak itu?” Jawab beliau: “Bawalah budak itu padaku”. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Dimana Allah?” Budak tersebut menjawab: “Di atas langit”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya lagi: “Siapa aku?” Budak itu menjawab: “Engkau adalah Rasulullah”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Merdekakanlah budak ini karena dia seorang wanita mukminah”. (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 537)
Imam Adz-Dzahabi ketika membawakan hadits di atas, beliau mengatakan, “Inilah pendapat kami bahwa siapa saja yang ditanyakan, “Di mana Allah?” maka akan dibayangkan dengan fitrohnya bahwa Allah berada di atas langit. Dalam hadits ini ada dua permasalahan:
  1. Diperbolehkannya seseorang menanyakan, “Di manakah Allah?”
  2. Jawaban orang yang ditanya adalah, “Di atas langit”. Barangsiapa mengingkari dua permasalahan ini berarti dia telah menyalahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Mukhtashor Al ‘Uluw, karya Adz Dzahabiy, hal. 81, Tahqiq: Syaikh Al Albani)
Allah Ta’ala Berada di Atas ‘Arsy-Nya
Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ رَبَّكُمُ اللهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ (54)

“Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia ada di atas ‘Arsy.” (QS. Al-A’raaf: 54)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةُ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللهُ لِلْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِهِ،
كُلَّ دَرَجَتَيْنِ مَا بَيْنَهُمَا كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ،
فَإِنْ سَأَلْتُمُ اللهَ فَسَئَلُوْهُ الْفِرْدَوْسَ،
فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ
وَفَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ وَمِنْهُ تَفْجُرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةُ

“Sesungguhnya di dalam Surga ada seratus derajat (tingkatan) yang disiapkan Allah untuk orang-orang yang berjihad di jalan- Nya. Jarak antara dua tingkatan itu seperti (jarak) antara langit dan bumi. Jika kamu meminta kepada Allah, mintalah kepada-Nya Surga Firdaus, karena itu Surga yang paling tengah dan paling tinggi, sedang di atasnya adalah ‘Arsy Rabb Yang Rahman, darinya mengalir sungai-sungai Surga.”(Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhori, VI/2700).
Ibnu Khuzaimah rahimahullah mengatakan, “Kabar ini menjelaskan bahwa “Arsy Allah Jalla wa ‘Ala berada di atas Surga-Nya. Dan sesungguhnya Allah telah memberitahukan kepada kita bahwa Dia berada di atas ‘Arsy-Nya. Jadi, pencipta kita berada di atas ‘Arsy yang terletak di atas Surga-Nya.” (At-Tauhid, karya Ibnu Khuzaimah, I/241).
Ilmu Allah Bersama Hamba-Nya
Banyak di antara kaum muslimin yang mengatakan bahwa Allah ada dimana-mana, karena salah dalam memahami ayat berikut ini:

وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ (4)

“Dia (Allah) bersama kalian di mana saja kalian berada.” (QS. Al-Hadid: 4).
Ibnul Mubarok bertanya pada Sufyan Ats-Tsauri mengenai firman Allah di atas, maka Sufyan Ats Tsauri menyatakan bahwa yang dimaksudkan adalah ilmu Allah (yang berada bersama kalian, bukan dzat Allah). (Al ‘Uluw lil ‘Aliyyil Ghoffar, 137-138)
Imam Malik rahimahullah mengatakan, “Allah berada di atas langit. Sedangkan ilmu-Nya berada di mana-mana, segala sesuatu tidaklah lepas dari ilmu-Nya.” (Al ‘Uluw lil ‘Aliyyil Ghofar, karya Adz-Dzahabi, hal. 138)
Imam Asy Syafi’i rahimahullah mengatakan, “Perkataan dalam As Sunnah yang aku dan pengikutku serta pakar hadits meyakininya, juga hal ini diyakini oleh Sufyan, Malik dan selainnya adalah, “Kami mengakui bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah. Kami pun mengakui bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Lalu Imam Asy-Syafi’i mengatakan, “Sesungguhnya Allah berada di atas ‘Arsy-Nya yang berada di atas langit-Nya. Meskipun demikian, Allah dekat dengan makhluk-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Allah Ta’ala turun ke langit dunia sesuai dengan kehendak-Nya.” (Itsbatu Shifatul ‘Uluw, hal. 123-124 dan Al ‘Uluw lil ‘Aliyyil Ghofar, hal. 165)
Kaum muslimin rahimahullah, meskipun Allah Ta’ala menyatakan bahwa Dia bersama hamba-Nya, bukan berarti Allah berada di dalam hati mereka,bersatu atau menempel kepada hamba-Nya. Perhatikanlah ayat berikut ini:

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ وَالَّذِيْنَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُوْنَ فَضْلاً مِنَ اللهِ وَرِضْوَانًا (19)

“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya.” (QS. Al-Fath: 19)
Lihatlah, pada ayat ini Allah Ta’ala berfirman tentang para Sahabat yang “bersama dengan beliau.” Ketika membaca ayat ini, akankah kita menafsirkan bahwa tubuh para Sahabat bersatu atau menempel dengan tubuh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam? Apakah para Sahabat selalu berada di samping Nabi saat beliau sedang tidur, makan, bercanda dengan istri, dan mandi? Tentu saja tidak. Meskipun Allah Ta’alamenyatakan, “bersama dengan dia” bukan berarti bersatu atau menempel.
Demikian pula makna firman Allah Ta’ala:

وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ (4)

“Dia (Allah) bersama kalian di mana saja kalian berada.” (QS. Al Hadid: 4).
Ayat ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa Allah Ta’ala bersatu dengan hamba-Nya. Akan tetapi AllahTa’ala bersama hamba-Nya dengan ilmu-Nya, sedangkan Dzat-Nya tetap tinggi berada di atas ‘Arsy-Nya.

Sumber : Buletin At-Taubah edisi ke-53
Sebagian artikel ini kami ambil dari tulisan Ust. Muh. Abduh Tuasikal, S.T
attaubah.com

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.