Masjid 47
Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat dan seluruh kaum muslimin yang senantiasa berpegang teguh pada sunnah Beliau sampai hari kiamat.
Kaum muslimin rahimakumullah, salah satu perkara yang wajib kita imani berkaitan dengan kejadian di akherat adalah adanya telaga Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Ta’alamemberikan telaga kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai kemuliaan dan karunia yang besar untuk beliau. Telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ini terletak di padang Mahsyar dan airnya berasal dari sungai Al-Kautsar yang ada di Surga.
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menceritakan, “Pada suatu hari, ketika Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam berada di tengah-tengah kami, tiba-tiba Beliau mengantuk sekejap. Kemudian Beliau mengangkat kepala sambil tersenyum. Maka kamipun bertanya, “Apa yang membuat Anda tertawa, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Baru saja diturunkan kepadaku sebuah surat.” Lalu Beliau membaca:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ : إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (1)
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (2) إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الأَبْتَرُ (3)

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu al-Kautsar. Maka dirikanlah sholat karena Rabbmu; dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).” (QS. Al-Katsar: 1-3).
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Apakah kalian tahu apakah Al-Kautsar itu?”Kami (para sahabat) menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Al-Kautsar adalah sungai yang dijanjikan oleh Rabb-ku ‘Azza wa Jalla untukku. Di sana, terdapat kebaikan yang banyak. Ia adalah (sumber air) telaga yang akan didatangi umatku pada hari Kiamat. Jumlah gayungnya sebanyak bintang-bintang.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 400).
Telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah ada saat ini dan di hari Kiamat kelak, telaga ini akan didatangi oleh umat beliau yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, yakni orang yang memurnikan ibadahnya hanya kepada Allah Ta’ala semata dan mengikuti ajaran Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam. Umat beliau akan datang untuk meminum airnya dan mengambil manfaat darinya. Adapun orang-orang yang beramal di dunia namun ia berpaling dan menyimpang dari ajaran beliau, maka akan diusir dari telaga ini ketika mendekatinya.
Ciri-Ciri Telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak menceritakan keindahan telaga yang telah Allah karuniakan kepada beliau. Berikut ini adalah ciri-ciri telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
Airnya lebih putih daripada susu, rasanya lebih manis daripada madu, dan aromanya lebih harum dibandingkan minyak kesturi. Inilah warna, rasa dan aroma airnya. Lalu, berapa banyak jumlah gayung dan gelasnya? Jumlahnya sebanyak bintang-bintang di langit. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda:

حَوْضِي مَسِيْرَةُ شَهْرٍ،
مَاؤُهُ أَبْيَضُ مِنْ اللَّبَنِ، وَرِيْحُهُ أَطْيَبُ مِنْ الْمِسْكِ،
وَكِيزَانُهُ كَنُجُومِ السَّمَاءِ،
مَنْ شَرِبَ مِنْهَا فَلاَ يَظْمَأُ أَبَدًا

“Telagaku (panjang dan lebarnya) satu bulan perjalanan. Airnya lebih putih daripada susu, aromanya lebih harum daripada minyak kesturi, bejananya sebanyak bintang di langit. Barangsiapa yang minum darinya, ia tidak akan haus lagi selamanya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 6093 dan Muslim, no. 4294).
Telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berada di Padang Mahsyar dan airnya bersumber dari sungai al-Kautsar di Surga. Air dari sungai Al-Kautsar dialirkan ke telaga melalui dua pancuran sebagaimana dikabarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

يَشْخَبُ فِيْهِ مِيْزَابَانِ مِنَ الْجَنَّةِ

“Dialirkan pada telaga itu dua saluran air yang (bersumber) dari (sungai al-Kautsar) di Surga…” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 4255, dari sahabat Abu Dzar al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu)
Adapun besar dan luasnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

حَوْضِيْ مَسِيْرَةُ شَهْرٍ

“Telagaku (panjang dan lebarnya) satu bulan perjalanan…” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 6093 dan Muslim, no. 4294).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ حَوْضِي أَبْعَدُ مِنْ أَيْلَةَ مِنْ عَدَنٍ لَهُوَ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنْ الثَّلْجِ،
وَأَحْلَى مِنْ الْعَسَلِ بِاللَّبَنِ، وَلَآنِيَتُهُ أَكْثَرُ مِنْ عَدَدِ النُّجُوْم،ِ
وَإِنِّي لَأَصُدُّ النَّاسَ عَنْهُ كَمَا يَصُدُّ الرَّجُلُ إِبِلَ النَّاسِ عَنْ حَوْضِهِ،
قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَتَعْرِفُنَا يَوْمَئِذٍ؟
قَالَ: نَعَمْ لَكُمْ سِيْمَا لَيْسَتْ لِأَحَدٍ مِنَ الْأُمَمِ
تَرِدُوْنَ عَلَيَّ غُرًّا مُحَجَّلِيْنَ مِنْ أَثَرِ الْوُضُوْءِ

“Sesungguhnya telagaku itu lebih panjang dari jarak antara Aylah (sebuah kota di teluk ‘Aqobah, Yordania) dan ‘Adan (kota Yaman). Sungguh telagaku itu lebih putih dari salju, lebih manis dari madu dicampur susu, serta bejana-bejananya lebih banyak dari bintang-bintang. Aku sungguh akan menjaganya dari orang lain (selain umatku), sebagaimana seseorang menjaga telaganya dari unta orang lain.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah pada hari itu Anda mengenali kami?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Ya. Kalian punya tanda yang tidak dimiliki oleh seorangpun dari umat lain. Kalian datang kepadaku dengan dahi dan kaki bercahaya putih karena wudhu.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 364)
Apakah Nabi Yang Lain Memiliki Telaga?
Setiap Nabi ‘alaihimush sholatu was salam memiliki telaga, namun telaga Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah telaga yang paling besar, paling mulia, dan paling indah. Masing-masing telaga Nabi akan didatangi oleh umatnya yang beriman dan berpegang teguh pada ajaran Nabi mereka. Mereka akan datang untuk meminum airnya dan mengambil manfaat darinya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ لِكُلِّ نَبِيٍّ حَوْضًا وَإِنَّهُمْ يَتَبَاهَوْنَ أَيُّهُمْ أَكْثَرُ وَارِدَةٍ
وَإِنِّي أَرْجُوْ أَنْ أَكُوْنَ أَكْثَرَهُمُ وَارِدَةً

“Sesungguhnya setiap Nabi mempunyai al-haudh (telaga) dan mereka saling berbangga diri, siapa di antara mereka yang paling banyak peminumnya (pengikutnya). Dan sungguh aku berharap, akulah yang paling banyak pengikutnya.” (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dalam Sunan at-Tirmidzi, no. 2443. Hadits ini dinilai shohih oleh al-Albani dalam ash-Shohiihah, no. 1589 dan al-Misykah, no. 5594).
Kapankah Manusia Mendatangi Telaga Yang Mulia Ini?
Ada perbedaan pendapat di antara para ulama kita tentang kapan orang-orang yang beriman mendatangi telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ada yang berpendapat bahwa mereka mendatanginya sebelum melintasi shirot, karena telaga ini terletak sebelum shirot (jembatan). Dan sebagian lagi berpendapat setelah melintasi shirot.
Al-Ghozali dan al-Qurthubi berpendapat bahwa telaga ini berada di padang Mahsyar di hari Kiamat, sebelum menyeberangi shirot. (At-Tadzkiroh, hal. 302).
Adapun al-Bukhari rahimahullah, beliau berpendapat bahwa telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ada setelah shirot. Pendapat yang lebih kuat adalah pendapat al-Qurthubi bahwa telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berada sebelum shirot. (Fat-hul Bari’, XI/466)
Jadi, berdasarkan pendapat yang lebih kuat, kaum muslimin mendatangi telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum melintasi shirot. Wallohu Ta’ala a’lam.
Orang-Orang Yang Diusir Dari Telaga
Kaum muslimin rahimakumullah, sesungguhnya ada sebagian umat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diusir ketika mendatangi telaga yang mulia ini. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam benar-benar mengenali mereka dari bekas wudhu mereka ketika di dunia. Siapakah mereka? Dan mengapa mereka diusir dari telaga? Semoga kita tidak termasuk dari mereka.
Pertama, orang orang yang membuat ajaran baru dalam Islam, yang tidak ada contohnya dari Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam. Demikian pula orang yang berpaling dari sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga akan diusir dari telaga.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ، مَنْ وَرَدَ شَرِبَ، وَمَنْ شَرِبَ لَمْ يَظْمَأْ أَبَدًا
وَلَيَرِدَنَّ عَلَيَّ أَقْوَامٌ أَعْرِفُهُمْ وَيَعْرِفُونِي
ثُمَّ يُحَالُ بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ

“Aku adalah pendahulu kalian menuju telaga. Siapa saja yang melewatinya, pasti akan meminumnya. Dan barangsiapa meminumnya, niscaya tidak akan haus selamanya. Nanti akan lewat beberapa orang yang melewati diriku, aku mengenali mereka dan mereka mengenaliku, namun mereka terhalangi menemui diriku.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 6528 dan Muslim, no. 4243)
Dalam redaksi yang lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

فَأَقُوْلُ: إِنَّهُمْ مِنِّي، فَيُقَالُ: إِنَّكَ لاَ تَدْرِي مَا أَحْدَثُوْا بَعْدَكَ،
فَأَقُوْلُ: سُحْقًا سُحْقًا لِمَنْ غَيَّرَ بَعْدِي

“Aku berkata: “Mereka termasuk umatku!” Namun muncul jawaban: “Engkau tidak mengetahui perkarayang mereka ada-adakan (dalam agama ini) sepeninggalmu.” Akupun berkata: “Menjauhlah, menjauhlah, bagi orang yang mengubah (ajaran agama) setelahku.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari,  no. 6097)
Kedua, orang yang membantu kezholiman penguasa.
Diriwayatkan dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

سَيَكُوْنَ بَعْدِي أُمَرَاءُ يَكْذِبُوْنَ وَيَظْلِمُوْنَ،
فَمَنْ صَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَمَنْ أَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ
فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ، وَلاَ يَرِدُ عَلَيَّ الْحَوْضِ
وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ
فَهُوَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ وَيَرِدُ عَلَيَّ الْحَوْضِ.

“Akan ada sepeninggalku para penguasa yang berdusta lagi zholim. Siapa yang membenarkan kebohongan mereka dan membantu mereka dalam kezholimannya, maka dia bukan dari golonganku dan aku bukan dari golongannya. Dan dia tidak akan (diijinkan) datang ke telagaku. Sebaliknya, siapa yang tidak membenarkan dan tidak membantu kezholiman mereka, maka dia dari golonganku dan aku dari golongannya, serta dia akan datang ke telagaku.” (Diriwayatkan oleh Ahmad, V/384. Al-Albani mengatakan dalam kitabnya, Zhilalil Jannah, no. 759, bahwa sanadnya bagus).
Sudah Baca yang Ini?:
  1. Mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
  2. Peristiwa di Padang Mahsyar

    http://attaubah.com/

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.